Sukses

Sempat Bikin Bangkrut, Bos Kripto Ini Kembali Luncurkan Bursa Baru

Pendiri dan CEO Mara, Chinyere Nnadi dikatakan telah meluncurkan entitas baru bernama Jara pada Januari 2024

Liputan6.com, Jakarta - Pertukaran kripto Afrika, Mara, dilaporkan kehilangan sekitar USD 16 juta atau setara Rp 261,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.657 per dolar AS) dari USD 23 juta atau setara Rp 375,6 miliar yang dikumpulkan dari investor pada 2022. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Kamis (22/8/2024), menyusul keruntuhan bursa ini, pendiri dan CEO Mara, Chinyere Nnadi dikatakan telah meluncurkan entitas baru bernama Jara pada Januari 2024. Nnadi berpendapat bursa kripto tersebut menghabiskan modalnya dengan membayar gaji tinggi untuk menarik talenta. 

Menurut laporan Techcabal, sebanyak USD 9,1 juta atau setara Rp 148,6 miliar dari jumlah tersebut digunakan untuk membayar gaji karyawan, bonus, dan tunjangan untuk 130 karyawan Mara yang dilaporkan.

Namun, rekan eksekutif CEO Mara, yang mengundurkan diri dari perusahaan pada 2023, menuduh entitas baru tersebut dibentuk untuk membantu Nnadi menghindari tanggung jawab atas kewajiban Mara.

Dompet Mara Palsu

Para eksekutif yang tidak disebutkan namanya juga menyalahkan sang CEO atas perubahan nasib Mara. Mara sempat memangkas tenaga kerjanya sebesar 85% pada Juni 2023. Mara mengklaim pihaknya hanya memberhentikan pekerja yang perannya menjadi mubazir.

Pada saat itu, beberapa mantan karyawan berpendapat biaya pemasaran Mara yang membengkak memaksa pertukaran kripto untuk memangkas tenaga kerjanya secara signifikan. 

Namun, dalam laporan investor, Nnadi dilaporkan berpendapat pertukaran kripto telah menghabiskan modal yang dikumpulkan karena telah membayar gaji yang tinggi untuk memikat talenta.

Sementara itu, mantan eksekutif lain yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan bahwa seperempat dari 4,5 juta pengguna terverifikasi Mara adalah akun palsu. Eksekutif tersebut mengaitkan menjamurnya akun dompet Mara palsu dengan insentif keuangan yang ditawarkan melalui program rujukan perusahaan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Australia Catat Kerugian Rp 13,5 Triliun Imbas Penipuan Kripto

Sebelumnya, Komisi Sekuritas dan Investasi Australia (ASIC) mengungkapkan pihaknya berhasil menutup 615 aktivitas penipuan investasi mata uang kripto di negara tersebut.

Langkah ini merupakan tahun pertama program ASIC dalam upaya  membasmi situs investasi palsu di Australia.

Mengutip Cointelegraph, Rabu (21/8/2024) penutupan tersebut mencakup sekitar 9% dari total 7.300 situs phishing dan penipuan investasi lainnya yang menurut regulator telah diidentifikasi. 

ASIC mencatat, Warga Australia mengalami kerugian sebesar 1,3 miliar dolar Australia atau sekitar Rp 13,5 triliun akibat penipuan investasi tahun lalu.

Diketahui, penipuan kripto dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk dalam bentuk mengambil uang pelanggan dengan dalih berinvestasi dalam mata uang kripto tanpa melakukannya secara langsung.

Yang juga termasuk dalam penelusuran ASIC adalah situs-situs phishing, yang mengumpulkan data pribadi, dan situs-situs yang mengklaim menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan keuntungan yang sangat besar.

"Perkembangan teknologi yang inovatif dapat meningkatkan cara kita hidup dan bekerja, namun juga memberikan peluang baru bagi para penipu untuk mengeksploitasinya," kata Sarah Court, wakil ketua organisasi tersebut.

"Setiap hari rata-rata 20 situs web penipuan investasi dihapus. Penghapusan cepat situs-situs jahat merupakan langkah penting untuk menghentikan penjahat kriminal yang menyebabkan kerugian lebih lanjut bagi warga Australia," jelas dia.

Di antara perusahaan-perusahaan yang ditutup regulator Australia ASIC, ada Dexa Trade Markets, yang dinilainya "secara keliru mengklaim bahwa perusahaan tersebut diatur secara internasional, memiliki volume perdagangan miliaran dan jutaan investor."

 

 

3 dari 4 halaman

Popularitas Kripto Meme Coin Turun pada Awal Semester II 2024

Sebelumnya, selama paruh pertama 2024, koin meme menjadi sorotan, memikat dunia kripto dengan pesonanya yang unik. Namun, kehebohannya tampaknya mulai mereda memasuki paruh akhir tahun.  

Dilansir dari Bitcoin.com, Selasa (20/8/2024), menurut Google Trends, penelusuran untuk "koin meme" telah menurun secara signifikan, dan sejak 21 Mei, pasar token meme telah mengalami penurunan tajam dengan nilai lebih dari USD 20 miliar atau setara Ro 303,8 triliun (asumsi kurs Rp 15.690 per dolar AS).

Google Trends memberikan skor puncak 100 untuk istilah pencarian meme coin selama 10-15 Maret 2024. Saat ini, skor tersebut anjlok menjadi hanya 22. Minggu ini, basis minat yang tersisa terhadap token meme adalah Nigeria, Somalia, Kosovo, St. Helena, dan Siprus. 

Selain penurunan minat pencarian dari 100 menjadi 22 sejak Maret, ekonomi token meme juga telah kehilangan sejumlah besar nilai sejak Mei. Data historis menunjukkan pada 21 Mei 2024, pasar koin meme bernilai USD 59,62 miliar atau setara Rp 935,4 triliun. 

Maju cepat ke hari ini, dan angka itu telah turun menjadi USD 39,59 miliar atau setara Rp 621,1 triliun, kerugian yang mengejutkan sebesar USD 20,02 miliar hanya dalam 89 hari. 

Meskipun koin meme memiliki awal yang kuat pada 2024, paruh kedua tahun ini kurang bersahabat bagi token ini, baik yang bertema humor, selebritas, atau kandidat presiden. 

Kehilangan USD 20 miliar dalam waktu kurang dari 90 hari bukanlah hal yang mudah, dan masa depan pasar koin meme masih belum pasti. 

Seperti yang ditunjukkan Google Trends, minat yang dulu kuat pada sektor ini kini memudar, dengan investor tampaknya mengalihkan fokus mereka ke area lain di pasar kripto.

4 dari 4 halaman

Marak Pencurian Kripto, Regulator Jerman Minta Investor Waspada

Sebelumnya, Kantor Federal Jerman untuk Keamanan Informasi (BSI) telah menyarankan pengguna kripto untuk melindungi aset digital mereka menggunakan dompet perangkat keras. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (20/8/2024), dalam sebuah posting LinkedIn, BSI mengatakan dompet perangkat keras adalah metode penyimpanan mata uang kripto yang paling aman karena menyimpan kunci kriptografi pribadi dalam penyimpanan offline meminimalkan risiko serangan peretasan.

Badan tersebut menyoroti kerentanan penyimpanan aset pada platform pihak ketiga seperti bursa, yang, meskipun nyaman, rentan terhadap serangan peretasan. Demikian pula, dompet penyimpanan mandiri di ponsel atau PC juga menimbulkan risiko keamanan yang signifikan.

Konsultasi ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman pencurian mata uang kripto. Perusahaan analis Chainalysis melaporkan pada paruh pertama tahun 2024, hampir USD 1,6 miliar atau setara Rp 25,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.690 per dolar AS) hilang akibat serangan peretasan mata uang kripto, dengan jumlah rata-rata yang dicuri per insiden naik 80% dari tahun sebelumnya.

Selain itu, serangan phishing yang menargetkan pengguna kripto perorangan telah meningkat tajam, dengan kerugian mencapai USD 341 juta atau setara Rp 5,3 triliun, melampaui jumlah total yang dicuri pada 2023.

Rekomendasi BSI menyoroti semakin pentingnya langkah-langkah keamanan yang kuat dalam menghadapi meningkatnya ancaman siber di dunia kripto.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.