Sukses

Bank Sentral Rusia Bakal Legalkan Kripto untuk Investor Ini

Bank sentral Rusia sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengizinkan sekelompok kecil investor yang sangat memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pembelian dan penjualan kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Bank sentral Rusia, Bank of Rusia sedang mempertimbangkan mengubah undang-undang untuk memperkenalkan kategori baru investor yang sangat memenuhi syarat.

Hal ini akan memungkinkan investor ini untuk memperdagangkan kripto saat negara eksplorasi pemakaian kripto untuk transaksi lintas batas. Mengutip crypto.news, Senin (26/8/2024), dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Senin, 26 Agustus 2024, di surat kabar Rusia Izvestia, Wakil Gubernur Bank of Rusia, Alexey Guznov mengindikasikan kemungkinan perubahan dalam sikap negara itu terhadap kripto.

Guznov mengungkapkan bank sentral sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk mengizinkan sekelompok kecil investor yang sangat memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam pembelian dan penjualan kripto.

"Saat ini ada diskusi tentang mengizinkan sekelompok kecil investor yang sangat memenuhi syarat untuk memperdagangkan uang digital yang memungkinkan untuk membeli dan menjual aset itu,” kata dia.

Ia menuturkan, ini adalah topik untuk tahap berikutnya. Sementara itu, semua risiko potensial perlu dianalisis secara menyeluruh.

Saat ini, belum ada kerangka hukum yang definisikan investor ini, tetapi bank sentral dilaporkan sedang mempertimbangkan perubahan legislatif untuk menetapkan kategori ini.

Bank sentral juga menunjukkan keterbukaan terhadap pemakaian stablecoin untuk perdagangan internasional, asalkan memenuhi kriteria tertentu. Guznov menuturkan, jika stablecoin didukung oleh pihak yang berkewajiban dan menyerupai aset keuangan digital-aset terpusat dan tertokenisasi yang diterbitkan di Rusia, stablecoin itu sudah dapat digunakan untuk penyelesaian lintas batas berdasarkan undang-undang saat ini.

Namun, stablecoin yang dikelola secara algoritmik tanpa entitas pendukung akan diperlakukan sebagai kripto dan akan memerlukan rezin eksperimental untuk pemakaian lintas batas.

Pernyataan Guznov muncul tak lama setelah muncul laporan yang mengatakan Rusia sedang mempertimbangkan pembentukan setidaknya dua bursa kripto domestik, yang berpotensi memanfaatkan infrastruktur bursa saham tradisional di Moskow dan Saint Petersburg. Namun, tujuan utama bursa ini bukanlah untuk memfasilitasi perdagangan kripto, tetapi untuk mengembangkan stablecoin, termasuk yang dipatok dengan yuan Tiongkok dan sekeranjang mata uang BRICS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Situs Pencarian Terbesar di Rusia Perbaharui Ketentuan Layanan Kripto, Ini Alasannya

Sebelumnya, situs web pencarian terbesar di Rusia, Yandex telah perbarui kebijakan periklanannya terkait layanan kripto di Rusia. Salah satunya melarang iklan untuk bursa kripto, smart contract, aktivitas penambangan hingga ICO.

Mengutip crypto.news, ditulis Selasa (20/8/2024), kebijakan baru itu akan berlaku segera dan bagian dari upaya yang lebih luas untuk menyelaraskan operasi platform dengan peraturan negara itu tentang kripto. Hal ini setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang mempertahankan larangan ketat terhadap larangan iklan kripto dan layanan yang terkait hal itu.

Berdasarkan pernyataan dari Yandex, larangan itu secara khusus melarang iklan untuk bursa kripto,layanan blockchain, smart contracts, penambangan kripto dan initial coin offerings (ICO) serta iklan apapun yang mempromosikan penghasilan dari aktivitas ini.

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Batasi Iklan

Kebijakan itu membatasi iklan untuk layanan yang memeriksa dompet dan transaksi kripto untuk aktivitas pencucian uang.

Namun, Yandex klarifikasi iklan terkait tertentu akan tetap diizinkan seperti iklan peralatan fisik yang digunakan dalam penambangan dan penyimpanan kripto, artikel pendidikan, materi pelatihan, dan acara yang terkait dengan kripto, penambangan dan ICO. Selain itu, konsultasi hukim tentang topik kripto juga diizinkan berdasarkan aturan baru.

Untuk negara di luar Rusia, Yandex akan terus mengizinkan iklan kripto, meski dengan beberapa batasan. Iklan di wilayah ini harus mematuhi semua syarat hukum setempat dan kebijakan periklanan Yandex yang melarang jaminan penghasilan cepat, janji transaksi yang berhasil, referensi terhadap kisah sukses dan klaim transaksi kripto aman dan bebas risiko.

Pengetatan kebijakan iklan oleh Yandex sangat kontras dengan pendekatan pesaingnya dari Amerika Serikat (AS) yakni Google, awal tahun ini melonggarkan persyaratannya untuk iklan kripto setelah Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat menyetujui spot bitcoin.

4 dari 4 halaman

Bank Sentral Rusia Akui Pakai Kripto Buat Hindari Sanksi Barat

Sebelumnya, Bank sentral Rusia mengatakan, pihaknya harus menggunakan kripto dan aset digital lainnya untuk memfasilitasi pembayaran dengan mitra asing guna melawan sanksi Barat yang diberlakukan atas konflik Ukraina.

Perdagangan Rusia yang berkembang pesat dengan Tiongkok, India, Uni Emirat Arab, Turki, dan negara-negara lain yang belum menerapkan sanksi telah mengalami kemunduran besar dalam beberapa minggu terakhir.

Sanksi Barat baru-baru ini menargetkan lembaga-lembaga keuangan besar Rusia, termasuk Bursa Efek Moskow dan alternatif domestik Rusia terhadap sistem pembayaran global SWIFT.

Gubernur bank sentral Rusia, Elvira Nabiullina mengakui masalah pembayaran merupakan salah satu tantangan utama bagi perekonomian Rusia. Nabiullina mengatakan mitra bisnis Rusia di berbagai negara berada di bawah tekanan.

“Teknologi keuangan baru menciptakan peluang untuk skema yang belum pernah ada sebelumnya. Inilah sebabnya kami melunakkan pendirian kami terhadap penggunaan mata uang kripto dalam pembayaran internasional, mengizinkan penggunaan aset digital dalam pembayaran semacam itu,” kata Nabiullina dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (5/7/2024).

Nabiullina juga mengatakan sistem pembayaran global baru yang tidak melibatkan lembaga-lembaga Barat akan muncul secara bertahap karena banyak negara merasa rentan hanya menggunakan satu sistem pembayaran internasional dan tidak ada alternatif lain.

Nabiullina mengatakan Rusia dan negara-negara lain dari kelompok negara BRICS sedang berdiskusi mengenai sistem pembayaran BRICS Bridge, yang akan dirancang untuk menjembatani sistem keuangan negara-negara anggota.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini