Liputan6.com, Jakarta - Upaya Donald Trump untuk merayu industri mata uang kripto pada ajang Pilpres Amerika Serikat (AS) kali ini tampaknya tidak sia-sia.
Berdasarkan hasil jajak pendapat dari Universitas Fairleigh Dickinson, ditemukan investor kripto cenderung akan memilih Trump ketimbang Wakil Presiden AS saat ini yang jadi rivalnya, Kamala Harris dalam pilpres AS 2024.
Baca Juga
Setengah dari seluruh responden survei kepada investor kripto mengatakan bahwa mereka berencana untuk memilih Trump. Sementara hanya 38 persen pemilik mata uang kripto yang lebih memilih Harris.
Advertisement
Hasil ini berkebalikan dari jajak pendapat di luar investor kripto, di mana 53 persen dari orang yang tidak pernah memiliki kripto mendukung Harris. Sedangkan hanya 41 persen yang memilih Trump.
"Trump telah menjangkau komunitas kripto, dan tampaknya itu membuahkan hasil. Mungkin ini dianggap tidak penting, tapi banyak orang tak menyadari seberapa luas jangkauan para pemilik kripto," kata Profesor Pemerintahan dan Politik Universitas Fairleigh Dickinson, Dan Cassino dikutip dari laman Coindesk.
Adapun dalam hahak pendapat Fairleigh Dickinson yang diikuti lebih dari 800 responden, sekitar 15 persen diantaranya mengaku memiliki atau pernah memiliki mata uang kripto atau NFT.
Jajak pendapat menemukan bahwa pemilik kripto cenderung lebih banyak laki-laki muda dan kelompok minoritas. Dengan 13 persen pemilih kulit putih mengatakan mereka pernah memiliki kripto dibandingkan dengan 17 persen pemilih kulit hitam dan 22 persen pemilih Hispanik.
Cassino mengemukakan, secara historis Partai Republik yang mengusung Donald Trump mengalami kesulitan menjangkau anak muda dan kelompok masyarakat dari kulit berwarna.
"Dukungan untuk mata uang kripto adalah isu yang dapat menarik pemilih yang sebaliknya lebih mirip Demokrat," ujar dia.
Untuk diketahui, industri kripto telah menghabiskan banyak uang untuk sumbangan politik pada siklus pemilihan ini. Satu studi menemukan bahwa hampir setengah dari semua sumbangan perusahaan untuk komite aksi politik (PAC) tahun ini berasal dari perusahaan kripto seperti Coinbase dan Ripple.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Donald Trump Tawarkan Proyek Kripto Bernilai Tinggi, Mau Tahu?
Sebelumnya, Donald Trump tampaknya semakin menyelami dunia mata uang kripto lebih dalam. Langkah ini untuk mencapai ambisinya menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai ibu kota kripto di Planet Bumi.
Mengutip The Straits Times, Sabtu (30/8/2024) miliarder sekaligus mantan Presiden Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan dalam postingan video di platform media sosial X, bahwa Donald Trump akan berencana menjadikan AS sebagai pusat kripto dunia.
Unggahan tersebut menyertakan tautan ke laman World Liberty Financial, yang diketahui merupakan proyek keuangan terdesentralisasi yang baru-baru ini dipromosikan oleh putra-putra Donald Trump.
Namun, informasi lebih lanjut terkait susunan proyek yang dipromosikan anak-anak Trump belum diketahui secara jelas.
Meskipun sedikit detail yang terungkap, metadata situs web tersebut menggambarkan proyek tersebut sebagai "platform DeFi canggih yang akan menghubungkan pengguna dengan alat terbaik keuangan terdesentralisasi untuk investasi kripto yang aman dan menghasilkan keuntungan tinggi.
World Liberty Financial sendiri telah meluncurkan saluran di platform media sosial Telegram dengan lebih dari 52.000 pelanggan.
"Siang ini, saya memaparkan rencana saya untuk memastikan bahwa Amerika Serikat akan menjadi ibu kota kripto di planet ini," ujar Trump dalam postingan video itu.
Keuangan terdesentralisasi, atau DeFi, adalah subsektor kripto yang bertujuan untuk menghilangkan perantara seperti bank dan pialang melalui penggunaan aplikasi berbasis perangkat lunak.
Seperti diketahui, Trump telah mengubah total pandangannya terhadap kripto setelah kembali bersaing dalam kampanye Pilpres AS 2024.
Pada Juli 2024, ia menjadi pembicara utama di sebuah konferensi Bitcoin, tempat para donatur diminta membayar biaya sebesar USD 844.600 untuk mendapatkan tempat duduk di meja bundar bersama Trump.
Advertisement
Tak ingin Kalah Saing dari Donald Trump, Demokrat Luncurkan Kripto untuk Kamala Haris
Sebelumnya, pejabat senior Gedung Putih dilaporkan telah terlibat dengan para pemimpin mata uang kripto untuk membahas kekhawatiran industri, yang difasilitasi oleh Perwakilan Ro Khanna.
Inisiatif ini melanjutkan upaya pemerintahan Joe Biden- Kamala Harris untuk terlibat dengan sektor kripto. Selain itu, Demokrat telah meluncurkan inisiatif "Kripto untuk Harris" untuk membantu Wakil Presiden Kamala Harris mendapatkan dukungan dari komunitas mata uang kripto.
Dikutip dari Bitcoin.com, pejabat senior Gedung Putih dilaporkan terlibat dalam panggilan telepon dengan para pemimpin mata uang kripto pada Kamis, 8 Agustus 2024, sebagai bagian dari upaya pemerintahan Biden untuk terhubung dengan industri keuangan kripto.
Panggilan telepon tersebut melibatkan Bruce Reed, wakil kepala staf Gedung Putih; Lael Brainard, Direktur Dewan Ekonomi Nasional; dan Kristine Lucius, penasihat senior Wakil Presiden Kamala Harris, The Hill melaporkan, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Peluang Inovasi Aset Kripto
Perwakilan Demokrat yang pro-kripto Ro Khanna dari California menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Inisiatif ini mengikuti diskusi panel yang diselenggarakan oleh Khanna, yang menghadirkan anggota parlemen Demokrat dan eksekutif industri, termasuk Anita Dunn, yang sebelumnya merupakan penasihat senior Presiden Joe Biden, yang kini telah bergabung dengan super PAC yang mendukung kampanye Harris.
Juru bicara Gedung Putih Robyn Patterson mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Pemerintahan Biden-Harris akan terus bertemu dengan berbagai pemangku kepentingan dan bekerja sama dengan anggota Kongres untuk menyusun undang-undang guna mengembangkan perlindungan yang diperlukan guna memanfaatkan potensi manfaat dan peluang inovasi aset kripto," ujar Patterson.
Advertisement