Liputan6.com, Jakarta - Platform analisis data blockchain, Bubblemaps, telah mengungkap aktivitas pengusaha asal Dubai, Sahil Arora yang diduga mengumpulkan lebih dari USD 5 juta atau setara Rp 78,8 miliar (asumsi kurs Rp 15.773 per dolar AS dengan memanfaatkan dukungan selebriti untuk mempromosikan proyek memecoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (6/9/2024), laporan menunjukkan ia memanipulasi pelaku pasar untuk keuntungan pribadi, menggunakan pengaruh tokoh atau artis seperti Floyd Mayweather, Caitlyn Jenner, dan Iggy Azalea untuk meningkatkan proyek-proyek ini.
Baca Juga
Bubblemaps mengungkapkan strategi Arora sederhana namun efektif. Dengan memegang sebagian besar pasokan token, ia dapat menjual sahamnya untuk mendapatkan keuntungan besar setelah dukungan selebriti meningkatkan nilai token.
Advertisement
Tangkapan layar obrolan Instagram dengan Jason Derulo, di mana Arora menawarkan USD 200.000 untuk tweet promosi, menggarisbawahi pendekatan langsungnya untuk melibatkan selebriti.
Data lebih lanjut menunjukkan Arora mengendalikan lebih dari 40 alamat kripto. Dia biasanya memiliki 25-40% dari total pasokan untuk setiap proyek, menjual asetnya melalui alamat utama yang diidentifikasi kemudian. Model penjualan cepat pasca-pengesahan ini memfasilitasi keuntungan finansialnya yang besar.
Namun, investigasi Bubblemaps bukannya tanpa kekurangan. Detektif blockchain ZachXBT menunjukkan kesalahan dalam laporan awal, khususnya mencatat bahwa satu alamat ditautkan ke bursa Poloniex.
Hal ini mendorong Bubblemaps untuk merevisi angka mereka, mengonfirmasi penghasilan Arora memang sekitar USD 5 juta. Meskipun ada pengungkapan ini, Arora terus melanjutkan aktivitasnya tanpa kendali.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Qatar Luncurkan Kerangka Aturan Aset Digital 2024
Qatar mengambil langkah berani menuju masa depan keuangan dengan peluncuran Kerangka Aset Digital QFC 2024. Otoritas Pusat Keuangan Qatar dan Otoritas Regulasi Pusat Keuangan Qatar mengembangkan kerangka kerja tersebut, yang bertujuan untuk mengubah cara aset digital dikelola di negara tersebut.Â
Dilansir dari Coinmarketcap, Rabu (4/9/2024), kerangka ini menetapkan landasan hukum, yang secara resmi mengatur aktivitas seperti tokenisasi, kepemilikan token digital, dan pertukarannya. Kerangka kerja ini juga mengakui kontrak pintar.
Tujuan utama ini adalah untuk menciptakan ruang yang aman untuk transaksi digital. Hal ini dilakukan untuk memastikan dunia digitalnya aman dan memenuhi standar global.Â
Sheikh Bandar bin Mohammed bin Saoud Al Thani, Gubernur Bank Sentral Qatar, melihat kerangka kerja ini sebagai hal yang penting. Ini adalah bagian dari rencana Qatar yang lebih luas untuk mengubah sektor keuangannya.Â
Namun, ini bukan sekadar membuat aturan; ini tentang membuka pintu peluang baru dan mendorong transformasi digital Qatar ke depan.
Â
Advertisement
20 Perusahaan Rintisan
Pembuatan Kerangka Kerja Aset Digital QFC membutuhkan banyak waktu dan sumber daya. Butuh banyak diskusi dan masukan dari kelompok penasihat yang mencakup 37 organisasi dari berbagai bidang, seperti keuangan, teknologi, dan hukum.Â
Idenya adalah untuk memastikan kerangka kerja tersebut bukan sekadar seperangkat aturan, tetapi sesuatu yang sesuai untuk semua pihak yang terlibat. Salah satu bagian menonjol dari inisiatif ini adalah Lab Aset Digital QFC, yang dimulai pada Oktober 2023.Â
Lebih dari 20 perusahaan rintisan dan perusahaan teknologi finansial telah bergabung untuk menguji dan meluncurkan produk dan layanan aset digital mereka. Ini bukan sekadar tentang regulasi, ini tentang mendorong inovasi dan menjadikan Qatar sebagai pusat keuangan digital.