Sukses

Debat Capres AS Tak Bahas Kripto, Penonton Kecewa

CEO jaringan telekomunikasi terdesentralisasi Chirp, Tim Kravchunovsky mengatakan debat presiden antara Donald Trump dan Kamala Harris kemarin mengecewakan bagi kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Selasa waktu Amerika Serikat (AS), Wakil Presiden AS saat ini, Kamala Harris dan mantan presiden Donald Trump berpartisipasi dalam debat presiden pertama. Dalam debat Calon Presiden AS ini membahas imigrasi, ekonomi, aborsi, dan isu-isu utama lainnya yang mungkin akan menggembirakan para pemilih.

Sayangnya, masih ada satu isu yang secara khusus tidak ada dalam debat tersebut yaitu mengenai kripto.

Hal tersebut tidak mengejutkan bagi jutaan pemilih kripto yang masih menunggu Kamala Harris untuk secara resmi mengumumkan rencananya untuk kripto dan menunjukkan apakah pemerintahan Kamala Harris di masa mendatang akan menawarkan visi baru untuk kripto dibandingkan dengan kebijakan kripto Joe Biden.

CEO jaringan telekomunikasi terdesentralisasi Chirp, Tim Kravchunovsky mengatakan debat presiden antara Donald Trump dan Kamala Harris kemarin mengecewakan bagi kripto.

“Itu bukan hal yang tidak terduga. Meskipun debat tersebut antiklimaks bagi para pemilih kripto, hal itu juga menggarisbawahi kurangnya urgensi seputar aset digital bagi Trump atau Harris,” kata Kravchunovsky, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (13/9/2024).

Kravchunovsky menambahkan, selama beberapa bulan terakhir, seluruh ekosistem kripto hampir terhenti menunggu hasil pemilu AS. Namun, meskipun kripto mungkin masih mendapat lebih banyak sorotan dalam debat presiden berikutnya, ekosistem kripto tidak boleh menaruh semua harapan pada politik.

"Sebaliknya, sambil menunggu pemilu AS, kita harus fokus pada apa yang paling kita kuasai membangun infrastruktur kita, meluncurkan token kita, menjalin kemitraan utama,” jelasnya.

Adapun Kravchunovsky menuturkan, pemilu November mungkin tidak banyak mengubah kripto dalam jangka pendek.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kamala Harris Geleng-geleng Kepala Saat Diserang Donald Trump Terkait Isu Aborsi

Sebelumnya, Kamala Harris tampak menggeleng-gelengkan kepalanya saat mendengarkan serangan Donald Trump terkait isu aboris pada Debat Pilpres AS 2024 yang berlangsung di Philadelphia pada Selasa (10/9/2024).

Perbedaan yang sangat mencolok terlihat dalam isu aborsi. Ketika Wakil Presiden AS Kamala Harris memberikan pembelaan yang kuat terhadap hak aborsi selama debat presidennya dengan Donald Trump dari Partai Republik.

Harris menyampaikan situasi medis yang mengerikan yang dialami perempuan sejak Mahkamah Agung AS membatalkan hak nasional untuk aborsi pada tahun 2022, dikutip dari AP, Rabu (11/9/2024).

Harris menyalahkan Trump secara langsung, yang mengkalibrasi ulang Mahkamah Agung ke mayoritas konservatif dan mengeluarkan putusan penting tersebut selama masa jabatannya.

"Anda ingin berbicara tentang ini, apakah ini yang diinginkan banyak orang? Perempuan hamil yang ingin melanjutkan kehamilannya, yang mengalami keguguran, ditolak perawatannya di ruang gawat darurat karena penyedia layanan kesehatan takut mereka akan masuk penjara dan dia kehabisan darah di dalam mobil atau di tempat parkir?" kata Harris.

Kamala Harris telah menjadi wajah publik bagi Gedung Putih untuk upaya meningkatkan kesehatan ibu dan memastikan akses aborsi, meskipun ada putusan Mahkamah Agung.

Awal tahun ini, ia menjadi pejabat AS berpangkat tertinggi yang melakukan kunjungan publik ke klinik aborsi.

3 dari 3 halaman

Pujian Dokter Kandungan untuk Kamala Harris

Dr. Daniel Grossman, seorang dokter kandungan dan ginekologi di University of California, San Francisco, mengatakan ia senang melihat Harris menyoroti tantangan yang dihadapi orang-orang di negara bagian dengan larangan aborsi.

"Orang-orang yang tidak dapat memperoleh perawatan aborsi di tempat tinggal mereka, yang harus bepergian. Orang-orang yang menderita komplikasi kebidanan dan tidak dapat memperoleh perawatan yang mereka butuhkan karena larangan aborsi," kata Grossman.

Namun, Harris dianggap masih ragu-ragu untuk memberikan perincian tentang jenis pembatasan terkait aborsi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.