Sukses

Brasil Tangkap Jaringan Pencucian Uang Pakai Kripto, Nilainya Bikin Geleng-geleng

Pengadilan Federal Brasil memblokir dana senilai USD 1,58 miliar atau Rp.24,3 triliun yang disimpan di rekening bank dan bursa mata uang kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Federal Brasil menggelar operasi untuk membubarkan tiga organisasi yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang menggunakan kripto.

Operasi yang disebut Niflheim itu dilakukan bekerja sama dengan Federal Revenue Service, pengawas pajak Brasil.

Melansir News.bitcoin.com, Sabtu (14/9/2024) operasi Niflheim melibatkan penerbitan 8 surat perintah penangkapan, dan 19 perintah penggeledahan dan penyitaan di kota Caxias do Sul, Sao Paulo, Fortaleza, dan Brasilia.

Pengadilan Federal Brasil juga memblokir dana senilai USD 1,58 miliar atau Rp.24,3 triliun yang disimpan di rekening bank dan bursa mata uang kripto. Beberapa kendaraan dan properti juga disita dalam penggeledahan tersebut.

Niflheim difokuskan pada penindakan terhadap tiga organisasi yang secara kolektif mencuci uang senilai USD 9,7 miliar atau Rp.149,2 triliun menggunakan kripto sejak penyelidikan dimulai pada tahun 2021.

Laporan media lokal Brasil mengungkapkan, dana yang dicuci tersebut merupakan hasil dari berbagai kegiatan terlarang, terutama perdagangan dan penyelundupan narkoba.

Kelompok-kelompok tersebut didapati menggunakan perusahaan cangkang dan elemen lain untuk menutupi operasi mereka dan asal dana yang diterima. Setelah dicuci, dana tersebut dikirim ke luar negeri ke sejumlah negara salah satunya Amerika Serikat, Uni Emirat Arab (UEA), Hong Kong, dan Tiongkok.

"Kejahatan yang diselidiki adalah pencucian uang atau penyembunyian aset, kejahatan terhadap sistem keuangan nasional, kebohongan ideologis, asosiasi kriminal, organisasi kriminal, dan kejahatan terhadap sistem perpajakan," demikian keterangan Kepolisian Brasil.

Sementara penyelidikan menunjukkan bahwa kelompok-kelompok ini beroperasi secara individual, mereka memiliki tingkat kerja sama yang tinggi dalam kegiatan mereka, sedemikian rupa sehingga polisi menganggap ini mungkin hanya satu organisasi, dengan para pemimpinnya tinggal di Caxias do Sul dan Orlando.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penipu Kripto Ini Operasi Plastik Buat Sembunyikan Identitas, Tapi Akhirnya Tertangkap

Diwartakan sebelumnya, unit Investigasi Kejahatan Keuangan Kepolisian Metropolitan Seoul, di Korea Selatan telah menangkap 14 orang yang terlibat dalam penipuan penambangan kripto senilai USD 12,8 juta, atau sekitar Rp 198,7 miliar.

Mengutip Cryptopotato, penipuan tersebut diketahui dipimpin oleh seorang pria berusia 40-an yang diidentifikasi dengan nama belakang Lee. Dia dilaporkan melakukan berbagai cara, termasuk menjalani operasi plastik, untuk menghindari identifikasi oleh penegak hukum.

Namun usaha pihak berwenang tidak sia-sia. Pada 30 Agustus 2024 otoritas Seoul mengumumkan bahwa Lee telah ditahan setelah perburuan selama 10 bulan. Ia dituduh mengatur bisnis penambangan aset virtual yang menipu 158 korban dari investasi mereka antara November 2021 dan Juni 2022.

Menurut keterangan polisi, tersangka menggelapkan dana senilai 4,5 miliar won (Rp 52,2 miliar) dari total 16 miliar won (Rp 185,6 miliar) yang dikumpulkan dari para korban.

Untuk mempertahankan ilusi operasi yang sah, ia menggunakan jaringan perekrut, termasuk empat perekrut kepala tingkat atas dan empat agen tingkat menengah, yang berperan penting dalam meyakinkan orang-orang tentang keuntungan yang seharusnya diperoleh dari bisnis tersebut.

Skema tersebut mulai terbongkar pada bulan Juli 2022, ketika Badan Kepolisian Metropolitan Seoul memulai penyelidikan setelah mengumpulkan 21 tuntutan hukum dan tuduhan yang diajukan terhadap pelaku di berbagai kantor polisi di seluruh negeri.

Penyelidikan tersebut mengungkap berbagai upaya rumit yang dilakukan Lee untuk menghindari penangkapan, termasuk menghabiskan 20 juta won (Rp.232,1 juta) untuk operasi plastik guna mengubah penampilannya dan menghindari pihak berwenang.

 

3 dari 3 halaman

Perburuan Tersangka Berjalan Selama 10 Bulan

Meskipun telah berusaha keras, keberuntungan tersangka habis ketika polisi menangkapnya awal bulan ini. Ia telah melarikan diri sejak September tahun 2023 lalu setelah tidak hadir untuk pemeriksaan substantif atas surat perintah penangkapannya.

Selama bersembunyi, Lee dilaporkan dibantu oleh manajer kantor firma hukum yang disewanya. Manajer kantor tersebut diduga membantunya melarikan diri dengan mencari klinik bedah plastik yang bersedia melakukan prosedur tersebut dan memberinya telepon palsu untuk mengecoh penyidik.

Selain penangkapannya, pihak berwenang juga menangkap delapan perekrut yang memainkan peran kunci dalam operasi penipuan tersebut. Orang-orang ini diserahkan ke jaksa penuntut pada September 2023 lalu dan awal bulan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.