Liputan6.com, Jakarta - Pada pekan ini, salah satu crypto exchange Indonesia Indodax menyita perhatian. Hal ini setelah Indodax diduga alami peretasan.
Perusahaan keamanan blockchain Slowmits memaparkan analisisnya dan dugaan modus peretasan yang dialami Indodax. Slowmist menyebutkan, peretas menyerang signature machine dan sistem penarikan Indodax.
Baca Juga
Chief Information Security Officer Slowmist menjelaskan setelah analisis, ditemukan bukan private key hot wallet Indodax yang diretas, tetapi sistem lain seperti signature machine yang diserang.
Advertisement
“Berdasarkan analisis kami, kami dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa hot wallet tersebut telah disusupi. Ada kemungkinan bahwa sistem penarikan telah diretas,” kata Slowmist dalam cuitan di akun X, dikutip Kamis, 12 September 2024, ditulis Senin (16/9/2024).
Slowmist menambahkan, dana yang dicuri ditarik dari hot wallet bursa Indodax oleh peretas menggunakan bilangan bulat (1 BTC atau 3 BTC), dan sisa bitcoin dalam transaksi ini ditarik ke beberapa alamat sebagai uang kembalian.
Meskipun begitu, Slowmist mengungkapkan karena cadangan Indodax memiliki saldo yang cukup besar, pengguna dapat tetap tenang dan menunggu pembaruan resmi lebih lanjut.
Menarik untuk diketahui mengenai hal-hal peretasan yang dialami Indodax:
1.Platform Kripto Indodax Diduga Diretas
Peretasan yang dialami Indodax beredar melalui media sosial X perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts. Perusahaan itu menyampaikan sistem mereka telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Indodaxt di berbagai jaringan.
“Alamat mencurigakan tersebut telah menampung USD 14,4 juta dan menukar token tersebut dengan Ether,” kata Cyvers Alerts dalam cuitan akun sosial media X, Rabu, 11 September 2024.
2.Potensi Kerugian
Cyvers Alerts juga mendeteksi lebih dari 150 transaksi dan total kerugian sebesar USD 18,2 juta atau setara Rp 280,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.402 per dolar AS).
3.Respons Indodax
CEO Indodax, Oscar Darmawan menuturkan, semua saldo nasabah baik secara rupiah dan aset kripto tidak terdampak.
"Kami sudah melakukan pengecekan saldo nasabah baik Rupiah maupun aset kripto tidak terdampak, saldo trading juga tidak berdampak,” kata Oscar kepada Liputan6.com, Rabu, 11 September 2024.
Oscar menambahkan, saat ini pihaknya masih investigasi lebih lanjut, tetapi ia memastikan dana nasabah aman dan tidak terdampak. Ketika ditanya terkait kerugian, Oscar menjawab masih akan menginvestigasi dan akan memberikan informasi lebih lanjut setelah dilakukan investigasi.
4.Bappebti Minta Nasabah Tak Panik
Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), Kasan mengungkapkan Bappebti telah mendapatkan laporan salah satu Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK), yaitu PT Indodax Nasional Indonesia (Indodax) diduga mengalami peretasan pada sistem transaksi Aset Kripto.
Kasan menuturkan, Indodax kini tengah melakukan penutupan sistem secara menyeluruh untuk memastikan semua sistem beroperasi dengan baik dan meminta untuk masyarakat agar tetap tenang.
“Untuk itu, Bappebti mengimbau masyarakat, khususnya pelanggan Indodax, agar tetap tenang dan tidak panik,” jelas Kasan dalam keterangan resmi, dikutip Kamis, 12 September 2024.
Panggil Pihak Indodax
Kasan mengatakan, Bappebti berkoordinasi dan telah memanggil pihak Indodax untuk meminta klarifikasi terkait kasus tersebut. Saat ini, Indodax sedang dalam proses investigasi terhadap sistem yang diduga mengalami peretasan tersebut.
Advertisement
Indodax Diduga Alami Peretasan, Ini Tanggapan Asosiasi
Sebelumnya, salah satu platform pertukaran kripto Indonesia, Indodax diduga telah mengalami peretasan. Informasi ini beredar melalui media sosial X perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts.
Terkait kasus ini, Asosiasi Blockchain & Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo-ABI) mengungkapkan telah mengetahui dan memantau perkembangan terkini terkait isu tersebut. "Langkah-langkah mitigasi sedang dilakukan untuk menanggulanginya dengan cepat dan tepat,” kata Aspakrindo-ABIdalam informasi resmi melalui instagram stories resmi Aspakrindo-ABI, Kamis (12/9/2024).
Asosiasi juga mengungkapkan Indodax telah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki insiden ini lebih lanjut dengan tindakan yang diperlukan untuk memulihkan sistem dan mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.
Adapun asosiasi juga berkomitmen untuk mendorong seluruh anggota dalam memperkuat infrastruktur keamanan serta memberikan edukasi kepada pengguna terkait langkah-langkah aman dalam bertransaksi kripto.
"Kami akan terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan ekosistem perdagangan aset kripto yang aman dan terpercaya di Indonesia,” jelas Asosiasi.
Selain itu, Aspakrindo-ABI juga akan terus memberikan informasi yang transparan kepada publik terkait kasus ini mendorong publik untuk menggunakan platform yang sudah terdaftar di Bappebti dalam berinvestasi kripto. Hal ini karena dijamin keamanannya serta diawasi oleh pemerintah.