Sukses

Arus Masuk Investasi Aset Digital Sentuh Rp 14,1 Triliun Sepanjang Oktober 2024

Bitcoin masih menjadi komoditas utama, meraup arus masuk sebesar USD 920 juta. Anehnya, hal ini tidak disertai dengan arus masuk ke posisi short-bitcoin, yang biasanya meningkat secara bersamaan.

Liputan6.com, Jakarta - Produk investasi aset digital telah tumbuh dengan sangat pesat dengan arus masuk sebesar USD 901 juta atau setara Rp 14,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.737 per dolar AS) bulan ini, yang mencakup 12 persen dari total aset yang dikelola.

Dilansir dari Coinmarketcap, Senin (28/10/2024), lonjakan arus masuk tersebut merupakan arus masuk bulanan terbesar keempat yang pernah tercatat dan meningkatkan total arus masuk tahun ini menjadi USD 27 miliar, hampir tiga kali lipat dari rekor sebelumnya yang ditetapkan pada 2021 sebesar USD 10,5 miliar.

Secara regional, dalam setahun Amerika Serikat mencatat arus masuk sebesar USD 906 juta. Jerman naik USD 14,7 juta, dan Swiss naik USD 9,2 juta. Wilayah lain menunjukkan arus keluar, dengan Kanada turun USD 10,1 juta. Brasil mengalami arus keluar sebesar USD 3,6 juta, dan Hong Kong turun USD 2,7 juta.

Bitcoin masih menjadi komoditas utama, meraup arus masuk sebesar USD 920 juta. Anehnya, hal ini tidak disertai dengan arus masuk ke posisi short-bitcoin, yang biasanya meningkat secara bersamaan.

Sebaliknya, investasi short-bitcoin mengalami arus keluar kecil sebesar USD 1,3 juta. Analis mengatakan variabel politik AS mungkin berperan, terutama perolehan terbaru kandidat Republik dalam jajak pendapat, yang dapat mendorong minat baru dalam investasi di Bitcoin.

Sebaliknya, Ethereum mengalami arus keluar terbesar dari semua produk investasi aset digital minggu lalu, dengan penarikan dana sebesar USD 35 juta.

Namun, Solana berada dalam kondisi yang lebih baik, karena mengalami arus masuk tertinggi kedua sebesar USD 10,8 juta, yang menunjukkan minat investor yang berkelanjutan.

Ekuitas blockchain juga menunjukkan beberapa tanda pemulihan, dengan arus masuk tercatat selama tiga minggu berturut-turut USD 12,2 juta minggu lalu. Hal ini mencerminkan kebangkitan umum aset terkait blockchain di balik sentimen pasar yang membaik, khususnya di pasar AS

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 3 halaman

Mengintip Peluang Harga Bitcoin Tembus USD 100.000

Sejumlah investor memprediksi harga bitcoin (BTC) akan diperdagangkan di atas USD 100 ribu pada akhir 2024. Sebaliknya, sebuah platform perdagangan opsi dan berjangka kripto justru memberikan peluang yang rendah untuk lonjakan harga tersebut.

Melansir laman CoinDesk, sumber data Deribit Metrics menunjukan kemungkinan hanya 9,58 persen bagi BTC untuk melampaui angka USD 100 ribu pada akhir Desember nanti.

Angka mendekati 10 persen tersebut lantas membuat para investor yang optimistis bingung. Mengingat harga bitcoin bergerak menguat pada kuartal II dan III 2024, di tengah ketidakpastian The Fed untuk pemangkasan suku bunga acuan.

Kendati begitu, angka tersebut tampaknya selaras dengan volatilitas harga bitcoin. Menunjukan bahwa pelaku pasar tidak mengharapkan pergerakan luar dalam jangka pendek.

CoinDesk melaporkan, beberapa pedagang baru-baru ini memberi tahu bahwa harga bitcoin dapat naik hingga USD 80.000 pada akhir tahun. Terlepas dari siapa yang bakal memenangkan Pilpres AS pada 5 November mendatang.

Pasar opsi menunjukkan kemungkinan perubahan harga sebesar 22 persen pada akhir Desember 2024. Dengan begitu, masih ada peluang untuk reli di atas USD 80.000 pada akhir tahun.

3 dari 3 halaman

Probabilitas Pasar

Probabilitas pasar opsi dapat berubah dengan cepat seiring kondisi pasar, yang berarti peluang pergerakan ke USD 100.000 pada akhir tahun dapat meningkat jika implied volatility melonjak dan harga mencapai titik tertinggi baru.

Adapun Pilpres AS pada 5 November nanti bakal punya dampak luas bagi industri aset digital. Terlebih kandidat Partai Republik yang disinyalir pro kripto, Donald Trump, berada di depan saingannya Kamala Harris dalam hasil jajak pendapat.

CEO of the SEC-registered digital assets advisory Two Prime Alexander Blume mengatakan, kemenangan Harris atau Trump belum sepenuhnya diperhitungkan. Sehingga investor kripto harus siap menghadapi banyak volatilitas.

"Ini mengingatkan saya pada saham perusahaan bioteknologi pada tanggal FDA (BPOM Amerika Serikat) menentukan apakah obat tersebut disetujui. Saham-saham ini naik turun pada hari-hari tersebut, dan Anda biasanya dapat bertaruh sesuatu yang volatil akan terjadi," ungkapnya.Â