Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin mengalami volatilitas cukup tinggi menjelas pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS). Harga Bitcoin pada Senin, 4 November 2024, diperdagangkan di kisaran USD 69.000 atau setara Rp 1,08 miliar (asumsi kurs Rp 15.766 per dolar AS).
Bitcoin sempat mendekati rekor tertinggi di USD 73.649 atau setara Rp 1,16 miliar sebelum mengalami koreksi akibat kehati-hatian investor terhadap ketidakpastian pasar menjelang Pilpres AS.
Baca Juga
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menuturkan, walau volatilitas meningkat, sentimen pasar kripto masih cenderung positif, terutama didorong oleh optimisme investor terhadap aset berisiko.
Advertisement
Dukungan terhadap sektor digital dari kebijakan ekonomi global, serta ekspektasi pelonggaran moneter oleh The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS turut memperkuat prospek jangka pendek yang positif bagi Bitcoin.
"Pemilu AS menjadi penggerak utama bagi pasar kripto pekan ini. Jika Donald Trump terpilih kembali, banyak pihak memperkirakan kebijakan yang pro-kripto, yang mungkin akan memacu perkembangan aset digital di AS,” kata Fyqieh dalam keterangan resmi, Senin (4/11/2024).
Di sisi lain, Fyqieh menuturkan jika Kamala Harris terpilih, pendekatan yang lebih konservatif diperkirakan akan difokuskan pada perlindungan konsumen dan pencegahan kejahatan keuangan, yang mungkin mengurangi momentum bullish namun menawarkan stabilitas regulasi.
Selain pemilu, kebijakan The Fed juga menjadi pendorong penting bagi Bitcoin. Penurunan suku bunga membuat investasi tradisional kurang menarik, sehingga investor mungkin beralih ke aset berisiko seperti Bitcoin.
Fyqieh menuturkan data dari CME FedWatch Tool menunjukkan 98 persen investor memperkirakan penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC berikutnya pada 7 November. Dengan kebijakan moneter yang longgar, selera risiko investor akan meningkat, mendorong aliran dana ke pasar kripto.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Investor Kripto Menanti Hasil Pemilu AS dan Suku Bunga The Fed
Sebelumnya, pada pekan awal November 2024 merupakan perkembangan penting dalam mata uang kripto, menandai periode kritis bagi para pelaku pasar. Beberapa di antaranya sentimen pemilu AS hingga keputusan presiden AS dan keputusan suku bunga The Fed.
Dilansir dari Coinmarketcap, Senin (4/11/2024), para pendukung kripto menganggap minggu ini sebagai salah satu minggu paling penting tahun ini. Jika Trump menang, janjinya untuk mata uang kripto dapat menyebabkan Bitcoin mencapai level enam digit dalam beberapa bulan.
Namun, jika Harris menang, hal itu dapat meredam semangat dalam jangka pendek. Banyak perkembangan penting yang dijadwalkan untuk minggu ini. Di sisi lain, Elon Musk telah secara vokal mendukung Trump dalam beberapa minggu terakhir. Jika Donald Trump menang, pengaruh Elon Musk bisa menjadi signifikan.
Dengan hanya beberapa jam tersisa, kampanye Trump telah mendapatkan daya tarik setelah insiden kekerasan beberapa bulan lalu. Dia telah secara terbuka menguraikan proyek-proyeknya dan dengan bersemangat mendukung mata uang kripto.
Meskipun performa debatnya kurang mengesankan melawan Harris, Trump saat ini memperoleh sekitar 47 persen suara dalam jajak pendapat terkini, hanya sedikit di bawah Harris yang memperoleh 48 persen.
Jika Biden tidak menyerahkan posisinya kepada Kamala Harris, peluang Trump mungkin lebih baik. Namun, jajak pendapat menunjukkan Trump semakin unggul dari waktu ke waktu.
Selain itu, hanya dua hari setelah pemilihan, The Fed akan mengumumkan keputusan suku bunganya. Pengumuman mendatang dapat memberikan wawasan tentang laju potensi penurunan suku bunga, yang dapat meningkatkan minat investor untuk skenario pelonggaran yang lebih cepat. Beberapa hari mendatang merupakan beberapa momen paling penting tahun ini.
Advertisement
Harga Bitcoin Diramal Naik 3 Kali Lipat Jika Donald Trump Menang Pilpres AS
Sebelumnya, kemenangan calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dalam Pilpres Amerika Serikat telah memicu taruhan akan kebangkitan harga mata uang kripto, termasuk Bitcoin (BTC).
Mengutip Channel News Asia, Kamis (31/10/2024) hal itu seiring kenaikan harga Bitcoin (BTC) yang semakin mendekati rekor setelah mantan presiden AS tersebut berjanji menjadikan AS sebagai ibu kota kripto jika kembali memenangkan Pilpres.
Pendiri SkyBridge Capital, Anthony Scaramucci memperkirakan bahwa harga Bitcoin akan naik hingga tiga kali lipat jika Donald Trump kembali menduduki kursi Presiden AS.
"Menjelang pertengahan 2026, Bitcoin akan mencapai USD 170.000," kata Scaramucci.
"Saya yakin itu akan terjadi, dan sekali lagi, saya berbicara tentang kenaikan tiga kali lipat dalam 18 hingga 24 bulan. Saya rasa itu bukan hal yang mustahil untuk aset ini, mengingat pasokan yang terbatas, dan menurut saya permintaan yang sangat tinggi," jelasnya.
Seperti diketahui, harga Bitcoin telah naik hingga 69 persen sepanjang tahun 2024. Namun hari ini pada Kamis, 31 Oktober 2024 harga Bitcoin sempat mengalami penurunan.
Bos Kripto Ini Perkirakan Ada Perubahan Regulasi Usai Pemilu AS
Sebelumnya, CEO perusahaan kripto Ripple, Brad Garlinghouse memperkirakan perombakan besar dalam undang-undang kripto setelah pemilihan presiden AS mendatang. Ia berbagi wawasannya selama Hari Investor Kripto.
Dilansir dari Coinmarketcap, Senin (28/10/2024), Garlinghouse berbicara tentang pertikaian arbitrase saat ini antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
Sengketa hukum ini berfokus pada pendefinisian "kontrak investasi" berdasarkan Undang-Undang Sekuritas. Hasilnya dapat sangat memengaruhi industri mata uang kripto di Amerika Serikat.
Perusahaan tersebut baru-baru ini mengajukan gugatan balik yang meminta kejelasan tentang apakah kontrak investasi perlu didefinisikan dengan jelas. Jika dewan regulasi menang, banyak token kripto dapat diklasifikasikan sebagai aman.
Perbedaan ini dapat berdampak serius pada platform perdagangan seperti Coinbase. Akibatnya, bisnis mungkin perlu mempertimbangkan untuk pindah ke luar AS untuk menghindari regulasi yang ketat.
Ia menunjukkan kontradiksi dalam dukungan SEC terhadap berbagai penawaran sambil menegakkan aturan yang ketat. Sebagai tanggapan, Garlinghouse mengkritik SEC atas tindakannya yang tidak konsisten.
Ia mencatat lembaga tersebut menyetujui IPO Coinbase dan ETF Bitcoin tetapi hanya setelah tekanan yang signifikan. Ia menyebut persetujuan tersebut tidak meyakinkan dan menunjukkan perlunya pedoman regulasi yang lebih jelas.
Kepala Bagian Hukum perusahaan, Stuart Alderoty, membahas konsekuensi yang lebih luas dari kasus pidana tersebut. Ia menekankan, putusan tersebut memengaruhi lebih dari sekadar klasifikasi XRP sebagai aset berisiko.
Ruang sidang telah memutuskan XRP dan Bitcoin bukanlah sekuritas. Selain itu, SEC tidak menentang putusan ini. Pengakuan ini dapat mengarah pada regulasi yang lebih jelas di masa mendatang.
Advertisement