Sukses

Harga Kripto Hari Ini 18 November 2024: Solana Pimpin Penguatan

Harga kripto jajaran teratas sebagian besar memerah, termasuk bitcoin susut 0,93 persen pada Senin, 18 November 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Senin (18/11/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali terkoreksi. Bitcoin turun 0,93 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 11,88 persen sepekan. 

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 89.699 per koin atau setara Rp 1,42 miliar (asumsi kurs Rp 15.893 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 1,90 persen sehari terakhir dan 3,59 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 48,7 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB merosot 0,88 persen dan 1,79 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 9,79 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA melemah 4,81 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 19,50 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 11,147 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih perkasa. SOL terbang 9,68 persen dalam sehari dan 12,87 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 3,76 juta per koin. 

XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP merosot 5,80 persen dalam 24 jam, tetapi masih meroket 79,94 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 16.852 per koin. 

Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 1,12 persen dan 32,75 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 5.821 per token.

Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat, masing-masing menguat 0,01 persen. Harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,01 triliun atau setara Rp 47.853 triliun, melemah sekitar 1,04 persen dalam sehari terakhir

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

2 dari 5 halaman

Harapan Bos Kripto di AS pada Pemerintahan Donald Trump

Sebelumnya, Donald Trump  yang kembali sebagai Presiden AS memberikan optimisme bagi industri kripto. Hal ini didorong oleh pendekatan Donald Trump yang menunjukkan dukungannya terhadap industri ini.

Para CEO kripto mengamati kembalinya Trump ke Gedung Putih dengan harapan tinggi, yakin pemerintahannya akhirnya akan memberikan kejelasan regulasi yang telah mereka dambakan selama bertahun-tahun.

CEO Robinhood, Vlad Tenev dalam sebuah acara di CNBC mengomentari terkait kenaikan harga kripto belakangan ini sepanjang sentimen pemilu AS.

“Pada dasarnya, kami telah melihat apa yang orang-orang sebut sebagai Trump Pump,” kata Tenev, dikutip dari Coinmarketcap, Jumat (15/11/2024).

Tenev dan nama-nama besar lainnya dalam kripto melihat Trump sebagai perubahan total dari apa yang mereka hadapi di bawah pemerintahan Biden. Selama bertahun-tahun, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang dipimpin oleh Ketua Gary Gensler, membuat industri tersebut tetap waspada dengan serangkaian tuntutan hukum dan tindakan penegakan hukum.

 

 

3 dari 5 halaman

Lawan Tuntutan Hukum

Pemain besar seperti Coinbase dan Binance menghabiskan lebih banyak waktu untuk melawan tuntutan hukum daripada memperluas bisnis mereka. Namun dengan kembalinya Trump, para CEO kripto yakin bahwa seruan mereka untuk kejelasan regulasi akhirnya akan dijawab.

“Ada optimisme yang meluas bahwa pemerintahan Trump, yang telah menyatakan bahwa mereka ingin merangkul mata uang kripto dan menjadikan Amerika sebagai pusat inovasi mata uang kripto di seluruh dunia, akan memiliki kebijakan yang jauh lebih berwawasan ke depan terhadap industri baru ini,” jelas Tenev

Di sisi lain, CEO Coinbase Brian Armstrong memiliki pandangan yang sama. Menurutnya, akhirnya memiliki kesempatan untuk mendapatkan kejelasan regulasi di AS tentang beberapa masalah besar yang terbuka ini yang sejujurnya.

“Di bawah Gary Gensler, kita belum mendapatkan kejelasan untuk waktu yang lama,” pungkas Armstrong.

4 dari 5 halaman

Kebijakan Ekonomi Trump Bisa Dorong Harga Bitcoin Tembus USD 1 Juta

Salah satu pendiri dan mantan CEO bursa kripto Bitmex, Arthur Hayes memprediksi harga Bitcoin dapat melonjak hingga USD 1 juta atau sekitar Rp.15,7 miliar, didorong oleh kebijakan ekonomi intervensionis Presiden Terpilih AS Donald Trump.

Dalam sebuah postingan blog, Hayes menyebut ada kemungkinan pemerintahan baru AS di bawah Trump akan menyuntikkan dana triliunan dalam bentuk kredit, untuk meningkatkan industri kripto dalam negeri.

Menurutnya, penciptaan kredit ini, yang dimaksudkan untuk mendukung manufaktur dan perluasan industri di AS, akan memiliki efek inflasi, mendepresiasi dolar dan mendorong investor untuk mencari aset alternatif seperti Bitcoin.

Hayes meramalkan kondisi ini menciptakan lingkungan di mana pasokan Bitcoin yang terbatas dapat mendorong nilainya ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Jelas, hierarki portofolio saya dimulai dengan Bitcoin, kripto lainnya, dan ekuitas perusahaan terkait kripto, kemudian emas yang disimpan di brankas, dan terakhir, saham,” tulis Hayes, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (13/11/2024).

“Saya akan menyimpan sedikit uang fiat dalam dana pasar uang untuk membayar tagihan Amex saya,” bebernya.

 

5 dari 5 halaman

Permintaan Naik

Ia menekankan, kebijakan ekonomi Trump akan semakin meningkatkan permintaan untuk aset keras, dengan Bitcoin memimpin sebagai lindung nilai inflasi yang paling diminari.

“Beginilah cara harga Bitcoin mencapai USD 1 juta,” ungkap dia.

“Seiring berkurangnya pasokan Bitcoin yang diperdagangkan secara bebas, mata uang fiat terbanyak dalam sejarah akan mencari tempat berlindung yang aman tidak hanya dari Amerika tetapi juga dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa Barat,” imbuh Hayes. 

Video Terkini