Liputan6.com, Jakarta - Cooper Turley adalah seorang mahasiswa bisnis musik di Universitas Colorado Denver. Dari tidak tahu apapun mengenai kripto, kini Cooper Turley menjadi salah satu miliarder di industri kripto.
Kisah Cooper Turley dimulai dari kamar asramanya yang kecil. Tujuh tahun yang lalu, dia terjun ke dunia mata uang kripto dengan rasa penasaran dan modal terbatas.
Baca Juga
Saat itu, harga Bitcoin, mata uang kripto paling pertama di dunia dan juga paling dikenal masyarakat, masih berada di kisaran harga USD 2.000. Sementara Ether (ETH) berada di beberapa ratus dolar AS saja. Meskipun jumlah uang yang dia investasikan di kripto cukup kecil pada awalnya, tapi dia merasa yakin bahwa angka-angka ini akan bertambah besar seiring waktu.
Advertisement
“Saya tidak tahu banyak tentang Bitcoin,” katanya seperti dikutip dari Crypto News Flash.com Sabtu (30/11/2024).
“tetapi saya tahu ada potensi besar di sana.” lanjut dia.
Ketika mulai berinvestasi, Cooper tidak memiliki banyak uang. Dia hanya menyisihkan apa yang bisa dikumpulkan. Meskipun dengan modal kecil, Cooper terus berinvestasi karena percaya bahwa masa depan kripto sangat cerah.
Pada 2017, Cooper mengalami perubahan besar dalam hidupnya. Saat itu, dia menemukan bagaimana blockchain Ethereum dapat mengubah industri musik, yang sesuai dengan jurusan kuliahnya.
Blockchain, dengan teknologi kontrak pintar, memungkinkan artis memiliki kontrol lebih besar atas musik mereka dan mempercepat pembayaran royalti.
"Dari sana, saya terjun lebih dalam, saya benar-benar terpesona oleh cara kerja teknologi ini." Ujar dia.
Hadapi Tantangan Pasar
Di tahun 2018, Cooper menghadapi ujian besar. Nilai Bitcoin dan Ether anjlok. Ether, yang sebelumnya bernilai ratusan dolar, turun hingga sekitar USD 100. Banyak investor panik dan menarik diri, tetapi Cooper justru melihat ini sebagai peluang.
“Saya melihat kekayaan bersih saya anjlok,” kata Cooper.
Dia merasa tetap yakin. Menurutnya ini dapat menggandakan investasi miliknya. Keputusan ini terbukti bijak. Saat banyak orang ragu terhadap kripto, Cooper tetap bertahan dan terus berinvestasi di Ether, percaya bahwa harga akan naik kembali.
Puncak Karier
Titik balik besar dalam karier Cooper datang pada 2020, selama fenomena yang dikenal sebagai DeFi Summer. DeFi, atau biasanya dikenal dengan keuangan terdesentralisasi, menjadi booming, dengan miliaran dolar mengalir ke industri ini.
Cooper memanfaatkan momentum ini dengan meminjamkan token digitalnya dan berpartisipasi dalam yield farming yaitu sebuah strategi investasi kripto yang kompleks.
“Saat itu adalah masa tersibuk dalam hidup saya,” katanya.
DeFi berkembang pesat, dan Cooper pun dikenal sebagai salah satu investor paling berpengalaman di industri tersebut.
Membangun Masa Depan Kripto
Kini, Cooper tinggal di Los Angeles dan bekerja sebagai ahli strategi kripto untuk Audius, layanan streaming berbasis Ethereum.
Dia juga menjadi penasihat di Variant Fund dan telah terlibat dengan lebih dari 50 perusahaan kripto.
"Saya sering bercanda bahwa saya memiliki pekerjaan tak terbatas di dunia kripto," katanya dengan senyum.
Advertisement
Menginspirasi Keluarga dan Menghapus Utang
Kesuksesan Cooper bahkan menginspirasi keluarganya. Awalnya skeptis, orang tuanya akhirnya berinvestasi USD 1.000 setelah melihat pencapaian Cooper. Investasi ini tumbuh pesat, membantu mereka melunasi sebagian besar hipotek rumah.
Bagi Cooper sendiri, keuntungan dari Bitcoin membantunya melunasi sebagian besar utang pinjaman mahasiswa. “Melunasi utang adalah salah satu hal paling membebaskan." Ungkapnya.
Peringatan Tentang Risiko Kripto
Meskipun telah mencapai kesuksesan finansial yang besar, Cooper tetap berhati-hati. Ia mengingatkan bahwa pasar kripto sangat volatil. “Selalu ada risiko kehilangan segalanya,” ujarnya.
Kisah Cooper Turley adalah bukti bahwa dengan ketekunan, keyakinan, dan keberanian, seseorang dapat meraih kesuksesan besar. Namun, kisah ini juga menjadi pengingat bahwa dunia kripto penuh dengan risiko besar yang harus dihadapi dengan bijak.
“Melakukan hal-hal keren di dunia hanyalah permulaan,” pungkasnya.