Sukses

Kemenangan Bersejarah Industri Kripto: Pengadilan Tolak Beri Sanksi Tornado Cash

Pada Agustus 2022, Departemen Keuangan AS melalui Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) mengenakan sanksi kepada Tornado Cash, menuduh bahwa protokol tersebut terlibat dalam pencucian uang yang melibatkan lebih dari USD7 miliar aset kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar menggembirakan bagi dunia kripto, Pengadilan Amerika Serikat (AS) mengeluarkan keputusan yang menentang sanksi yang diterapkan oleh Departemen Keuangan AS terhadap Tornado Cash, sebuah protokol pencampur mata uang kripto.

Keputusan ini dianggap sebagai kemenangan besar bagi privasi pengguna kripto dan kebebasan teknologi, serta bukti bahwa pemerintah tidak dapat melampaui batas kewenangan yang diizinkan oleh hukum.

Dikutip dari Bitcoin.com, Minggu (1/12/2024), tornado Cash adalah sebuah kontrak pintar sumber terbuka yang berfungsi untuk meningkatkan privasi transaksi mata uang kripto dengan mengaburkan jejak aliran dana.

Pada Agustus 2022, Departemen Keuangan AS melalui Kantor Pengawasan Aset Luar Negeri (OFAC) mengenakan sanksi kepada Tornado Cash, menuduh bahwa protokol tersebut terlibat dalam pencucian uang yang melibatkan lebih dari USD7 miliar aset kripto, termasuk sekitar USD455 juta yang dicuri oleh kelompok peretas yang terkait dengan Korea Utara, Lazarus Group.

Sanksi tersebut melarang warga AS untuk berinteraksi dengan Tornado Cash, dengan tujuan untuk membatasi penggunaan protokol ini dalam kegiatan ilegal.

Namun, keputusan Pengadilan Sirkuit Kelima membatalkan sanksi tersebut, dengan alasan bahwa kontrak pintar Tornado Cash yang tidak dapat diubah bukanlah "properti" yang bisa dikenakan sanksi menurut hukum federal. Pengadilan menilai bahwa teknologi ini, sebagai perangkat sumber terbuka, tidak dapat dimiliki oleh siapa pun dan karena itu tidak dapat dikenakan tindakan oleh pemerintah.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

2 dari 3 halaman

Pembelaan Kebebasan Dunia Kripto

Kepala Hukum di Coinbase Paul Grewal, yang turut terlibat dalam kasus ini, menyambut putusan tersebut sebagai langkah maju dalam pembelaan kebebasan dan privasi di dunia kripto. Dalam sebuah pernyataan, ia menyebut kemenangan ini sebagai momen bersejarah, tidak hanya untuk kripto tetapi juga untuk teknologi sumber terbuka secara umum.

"Privasi menang tindakan pemerintah yang melampaui batas tidak akan berlaku," ujarnya.

Grewal menekankan bahwa meskipun ada potensi penyalahgunaan teknologi, langkah-langkah hukum yang terlalu jauh dalam membatasi teknologi kripto yang sah tidak bisa diterima.

Keputusan ini menggarisbawahi perlunya regulasi yang adil dan transparan di sektor kripto, yang dapat melindungi inovasi dan privasi tanpa mengekang kemajuan teknologi. Grewal juga menekankan pentingnya membedakan antara teknologi dan penyalahgunaannya oleh individu tertentu. Ia menegaskan bahwa meskipun tidak ada yang ingin protokol kripto digunakan oleh penjahat, membatasi teknologi hanya karena sebagian kecil pengguna terlibat dalam kejahatan bukanlah solusi yang sah menurut hukum.

 

3 dari 3 halaman

Coinbase Terus Perjuangkan

Keputusan ini menunjukkan batasan kekuasaan pemerintah dalam mengatur dan mengendalikan teknologi kripto. Ini membuka pintu bagi pembentukan regulasi yang lebih jelas dan proporsional, yang memungkinkan industri kripto untuk berkembang secara sehat sambil melindungi hak-hak pengguna dan inovasi.

Coinbase, yang memimpin tantangan terhadap sanksi tersebut, menyatakan komitmennya untuk terus memperjuangkan regulasi yang mendukung privasi serta pengembangan teknologi yang aman dan terbuka.

Dalam konteks ini, keputusan Pengadilan Sirkuit Kelima bukan hanya kemenangan untuk privasi, tetapi juga untuk seluruh ekosistem kripto yang terus berusaha mencari keseimbangan antara inovasi, regulasi, dan kebebasan digital.

 

Video Terkini