Sukses

Dominasi Bitcoin Jadi Sinyal Altseason, Kripto XRP Jadi Incaran

Altseason adalah kependekan dari altcoin season, mengacu pada reli kolektif mata uang kripto selain BTC, yang cenderung diuntungkan dari dominasi Bitcoin yang menurun.

Liputan6.com, Jakarta Dominasi Bitcoin telah menunjukkan sinyal signifikan bagi investor altcoin, yang dapat melihat mata uang kripto yang lebih kecil reli selama Desember dan menarik lebih banyak investasi.

Dominasi Bitcoin, yang mengukur rasio Bitcoin terhadap total nilai pasar kripto, telah turun menjadi 56,1 persen, di bawah garis dukungan dua tahunnya, yang menandakan pasar secara resmi berada di altseason.

Altseason adalah kependekan dari altcoin season, mengacu pada reli kolektif mata uang kripto selain BTC, yang cenderung diuntungkan dari dominasi Bitcoin yang menurun.

Penurunan dominasi Bitcoin menunjukkan bahwa investor mengambil untung dari posisi BTC mereka dan menginvestasikan sebagian dana ini ke altcoin. 

Beberapa analis mengungkapkan altseason saat ini banyak investor menuju pada aset kripto XRP Coin. Koin XRP, mata uang kripto terbesar keenam di dunia, dapat memperoleh keuntungan dari penurunan dominasi Bitcoin.

Kepala analis di Bitget Research, Ryan Lee mengatakan Berdasarkan struktur pasar saat ini, harga XRP dapat naik hingga USD 2,57 sebelum akhir 2024.

“Diperkirakan XRP dapat mencapai sekitar USD 2,57 selama Desember 2024. Khususnya, tren harga XRP mungkin dipengaruhi oleh peristiwa halving Bitcoin. Secara historis, XRP telah menunjukkan pertumbuhan signifikan sekitar 228 hari setelah Bitcoin mengalami halving,” kata Lee, dikutip dari Cointelegraph, Senin (2/12/2024). 

Lee menambahkan, kemajuan lebih lanjut pada ETF XRP yang potensial akan menjadi katalis utama harga untuk koin tersebut. Manajer aset 21Shares adalah yang terakhir mengajukan ETF XRP ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada 1 November, sebagai perusahaan ketiga yang mengajukan ETF XRP.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 3 halaman

Investor Baru Bitcoin Turun, Apa Penyebabnya?

Sebelumnya, analis Kripto Reku Fahmi Almuttaqin mencatat, ada penurunan investor baru Bitcoin dalam beberapa waktu belakangan. Suku bunga Amerika Serikat (AS) hingga kebijakan ekonomi Donald Trump dinilai jadi salah satu faktornya.

Fahmi mencatat proporsi investor baru Bitcoin saat ini berada di sekitar 50 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan proporsi yang lebih dari 90 persen pada puncak harga Bitcoin 2017 dan 80 persen pada peak 2021.

Dia juga mencatat ada koreksi nilai kripto Bitcoin dalam sepekan terakhir menjadi USD 96.000. Dia mengatakan terdapat penurunan jumlah investor Bitcoin yang melakukan pembelian pada periode 12-18 bulan yang lalu yang mengindikasikan adanya aksi profit taking.

“Namun, outlook kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung mixed juga besar kemungkinan menjadi faktor yang sangat dipertimbangkan investor di balik keputusan investasi mereka," kata Fahmi dalam keterangannya, dikutip Minggu (1/12/2024).

Menurutnya, di sisa tahun ini, kejelasan lebih mengenai langkah kedepan pemerintah AS di bawah kepemimpinan Donald Trump akan menjadi faktor krusial yang akan sangat diperhatikan oleh investor. Selain itu, kondisi inflasi di tengah tren penurunan suku bunga yang ada juga akan menjadi salah satu faktor penentu.

"Dari sisi proyek kripto sendiri, semakin meningkatnya adopsi aplikasi-aplikasi terdesentralisasi akan menjadi indikasi positif untuk fase bullish yang lebih panjang, namun begitu juga sebaliknya,” ujar Fahmi.

"Secara timeframe yang lebih panjang, tren bullish yang ada masih terlihat solid, namun melalui indikator moving average kami melihat adanya cross antara ma5 dan ma10 dalam chart 1d yang mengindikasikan potensi koreksi dari titik saat ini (USD 95,6 ribu) yang mungkin akan berlangsung hingga akhir tahun ini," sambungnya.

3 dari 3 halaman

Peluang Bagi Investor

Kendati begitu, kata dia, sinyal yang terbentuk tersebut masih cukup awal dan berpotensi dapat berubah seperti yang terjadi pada 4 November lalu. Kala itu, terjadi kondisi teknikal serupa yang kemudian gagal berlanjut karena kembali terjadinya cross pada 6 November, dan Bitcoin kembali melanjutkan relinya.

Terkoreksinya harga Bitcoin seperti saat ini dapat menjadi potensi bagi investor untuk mengeksplorasi pasar kripto guna mencari peluang pertumbuhan dalam jangka waktu yang lebih panjang.

“Investor pemula ataupun berpengalaman yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, dapat berinvestasi di aset crypto yang memiliki kapitalisasi pasar besar seperti Bitcoin, Ethereum, dan lainnya yang memiliki likuiditas besar dan relatif lebih aman. Misalnya di fitur Packs di Reku, investor bisa berinvestasi pada berbagai crypto blue chip dalam sekali swipe untuk memudahkan diversifikasi,” jelasnya.