Sukses

Bitcoin Dinilai Bisa Jadi Instrumen Investasi Institusi

Pendiri SkyBridge, Anthony Scaramucci melihat peluang dari pergerakan nilai Bitcoin yang terus meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai Bitcoin telah menembus angka USD 100.000 untuk pertama kalinya. Tingginya prospek mata uang kripto ini dinilai bisa jadi pilihan untuk investasi institusional.

Bitcoin naik cukup cepat. Terutama usai Donald Trump memenangkan kontestasi Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Pendiri SkyBridge, Anthony Scaramucci, mengaku menggunakan Bitcoin sebagai salah satu instrumen investasinya.

"Saya memiliki sebagian besar kekayaan pribadi saya dalam bitcoin karena saya tidak memantau dan tidak melacaknya setiap hari," kata Scaramucci mengutip Yahoo Finance, Minggu (8/12/2024).

Di sisi lain, dia melihat peluang dari pergerakan nilai Bitcoin yang terus meningkat. Salah satunya untuk menggunakannya sebagai instrumen investasi institusional.

"Tetapi pencapaian ini penting karena saya rasa ini memberi tahu orang-orang bahwa bitcoin sekarang mungkin siap untuk investasi institusional di waktu yang tepat," terang dia.

Scaramucci juga menilai pemilihan Paul Atkins sebagai Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS yang baru. Menurutnya, sosoo itu sejalan dengan visi Donald Trump.

"Saya menyukainya. Saya sudah mengenal Paul lama. Dia seorang libertarian secara alami," kata Scaramucci. 

 "Dia dulu diajukan untuk posisi Komisioner SEC pada waktu itu, hanya untuk mengingatkan orang, saya berada di tim transisi kepresidenan Presiden Trump delapan tahun lalu, dan kami mewawancarai Paul, Jay Clayton, dan banyak orang lainnya. Dia orang yang luar biasa," ia menambahkan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Bos The Fed: Bitcoin Lebih Mirip Emas Dibandingkan Dolar AS

Sebelumnya, Ketua Federal Reserve Jerome Powell memberikan pandangannya soal Bitcoin dalam acara DealBook Summit dengan menegaskan mata uang kripto tersebut lebih mirip dengan emas daripada dolar AS.

“Orang-orang menggunakan Bitcoin sebagai aset spekulatif. Itu seperti emas hanya virtual dan digital,” kata Powell selama diskusi, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (6/12/2024).

Powell menepis anggapan Bitcoin melemahkan Federal Reserve atau kekuatan dolar AS dan menyoroti Bitcoin tidak digunakan sebagai bentuk pembayaran utama atau sebagai penyimpan nilai yang andal karena volatilitasnya yang tinggi.

Ketika ditanya tentang potensi cadangan Bitcoin nasional, Powell menekankan tujuan Federal Reserve untuk menjaga sistem perbankan aman dan sehat.

Powell menuturkan Interaksi yang mungkin terjadi antara ekosistem mata uang kripto dan sistem perbankan keuangan tradisional seharusnya tidak mengancam kesehatan sistem perbankan tradisional, kata Powell.

Ia lebih lanjut menunjukkan bukanlah tanggung jawab Federal Reserve untuk mengatur industri mata uang kripto. Ketika ditanya apakah ia sendiri memiliki Bitcoin, Powell berkata ia tidak diizinkan untuk memilikinya.

Powell juga membahas keadaan ekonomi AS, dengan mengatakan ekonomi tersebut dalam kondisi yang sangat baik. Powell mengaitkan kekuatan ini dengan pertumbuhan yang stabil dan penurunan inflasi.

3 dari 4 halaman

Bitcoin Catat Rekor Tertinggi Baru, Donald Trump Beri Selamat pada Investor Kripto

Sebelumnya, Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis, 5 Desember 2024 dengan menembus harga USD 103.000 atau setara Rp 1,63 miliar (asumsi kurs Rp 15.865 per dolar AS). Bitcoin telah menguat lebih dari 40 persen sejak kemenangan Donald Trump dalam pemilu AS pada November. 

Trump menggunakan platform media sosialnya Truth Social pada Kamis untuk memberikan selamat kepada para investor kripto karena Bitcoin berhasil menembus harga di atas USD 100.000.

"Selamat para penggemnar Bitcoin, USD 100.00. Bersama-sama, kita akan membuat Amerika hebat lagi,” kata Donald Trump di platform media sosial Truth Social, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (6/12/2024). 

Lonjakan terbaru token tersebut terjadi setelah Trump memilih Paul Atkins untuk mengepalai Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Atkins dipandang sebagai pilihan yang ramah terhadap kripto untuk posisi tersebut.

Trump mengatakan Atkins, CEO dan pendiri Patomak Global Partners dan juga mantan komisaris SEC, adalah pemimpin yang terbukti untuk regulasi yang masuk akal.

"Ia juga mengakui aset digital dan inovasi lainnya sangat penting untuk Membuat Amerika Lebih Hebat dari Sebelumnya," jelas Trump di Truth Social.

Optimisme investor atas kebijakan yang ramah terhadap kripto tumbuh bulan lalu setelah SEC mengumumkan Ketua Gary Gensler akan mengundurkan diri pada 20 Januari, Hari Pelantikan presiden terpilih.

Gensler memimpin tindakan keras terhadap industri tersebut selama masa jabatannya di SEC. Wall Street telah mengantisipasi penggantinya akan mengejar lebih sedikit regulasi seputar kripto.

4 dari 4 halaman

Harga Bitcoin Tembus USD 100.000, Ini Faktor Pendorongnya

Sebelumnya, Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis, 5 Desember 2024 dengan menembus harga USD 103.000 atau setara Rp 1,63 miliar (asumsi kurs Rp 15.865 per dolar AS).

Menanggapi kenaikan ini, CMO Tokocrypto, Wan Iqbal mengatakan kenaikan harga Bitcoin yang melampaui USD 100.000 merupakan tonggak penting dalam perjalanan aset digital ini, yang mencerminkan kepercayaan yang semakin besar terhadap Bitcoin sebagai kelas aset utama.

Iqbal menyebut lonjakan harga ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Faktor pertama adalah pengurangan pasokan Bitcoin melalui proses halving mengurangi imbalan bagi penambang, menciptakan kelangkaan pasokan yang memicu tekanan beli.

Selain itu, arus masuk dana institusional yang luar biasa besar lebih dari USD 31 miliar arus masuk bersih tercatat di ETF Bitcoin di AS yang menunjukkan Bitcoin semakin diterima sebagai aset investasi jangka panjang yang aman.

“Peningkatan adopsi Bitcoin oleh perusahaan besar seperti MicroStrategy, Tesla, dan Square turut memperkuat legitimasi Bitcoin sebagai penyimpan nilai dan instrumen investasi strategis,” kata Iqbal kepada Liputan6.com, Jumat (6/12/2024).

Di sisi regulasi, Iqbal menyebut kemenangan Donald Trump dan penunjukan tokoh pro-crypto seperti Paul Atkins untuk menggantikan Gary Gensler sebagai ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memberikan sinyal positif bagi industri kripto, mengurangi ketidakpastian dan mendorong lebih banyak investor untuk terlibat.

Video Terkini