Sukses

Miliarder Thomas Peterffy Rekomendasikan Investasi 3% Aset ke Bitcoin

Miliarder Thomas Peterffy menyatakan optimisme tentang empat tahun mendatang dengan kemungkinan kebijakan yang pro-pertumbuhan pada kripto.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri perusahaan pialang Interactive Brokers Group sekaligus miliarder, Thomas Peterffy menyarankan kliennya untuk membeli sejumlah Bitcoin (BTC) tetapi tetap menjaga kepemilikan mereka dalam jumlah kecil karena volatilitas aset tersebut.

Hal ini seiring kondisi perekonomian global yang dibayangi ketidakpastian dari peristiwa geopolitik.

“Saya akan merekomendasikan orang-orang untuk menginvestasikan sekitar 2% hingga 3% dari kekayaan bersih mereka ke dalam Bitcoin. Saya pikir siapa pun yang tidak memiliki Bitcoin harus memiliki sejumlah Bitcoin,” ujar Thomas Peterffy, dikutip dari news.bitcoin.com, Sabtu (14/12/2024).

Namun, Peterffy juga memberikan peringatan tentang investasi kripto, karena fluktuasi harga yang cepat.

“Kami (Interactive Brokers) misalnya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk menginvestasikan lebih dari 10% aset mereka ke dalam Bitcoin karena saya pikir itu akan sangat berbahaya,” ungkapnya, dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg.

Menurut Peterffy, pengurangan regulasi terhadap perusahaan swasta akan menjadi dampak utama dari kepresidenan Donald Trump yang akan datang.

Ia juga menyatakan optimisme tentang empat tahun mendatang dengan kemungkinan kebijakan yang pro-pertumbuhan pada kripto.

Pada tahun 2021, Interactive Brokers meluncurkan perdagangan mata uang kripto, yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual Bitcoin, Ethereum, Litecoin, dan Bitcoin Cash dalam kerja sama dengan pialang Paxos Trust.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi. 

2 dari 3 halaman

Harga Bitcoin Diramal Tembus Rp 7,98 Miliar

Kepala Strategi Aset Digital Fundstrat, Sean Farrell prediksi harga Bitcoin dapat mencapai USD 500.000 atau setara Rp 7,98 miliar (asumsi kurs Rp 15.967 per dolar AS) jika AS menjadikan Bitcoin sebagai cadangan strategis. 

"Jika cadangan strategis diumumkan, kita berada di jalur yang sangat cepat menuju USD 500.000,” kata Farrell, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (13/12/2024).

Meskipun begitu, Farrell memperingatkan skenario seperti itu masih terasa seperti peluang yang kecil. 

Di sisi lain, pendiri Ikigai Asset Management, Travis Kling, juga menyebutkan adanya dua jalur yang berbeda untuk pergerakan harga Bitcoin ke depan. Menurut dia, pendorong utama siklus ini adalah Bitcoin sebagai cadangan strategis atau tidak.

"Jika cadangan tersebut terwujud, ini berbicara tentang Bitcoin senilai lebih dari USD 300.000 karena saya pikir itu akan memicu perang penawaran," ungkap Kling. 

 

3 dari 3 halaman

Token Lama

Farrell juga menjelaskan semangat spekulatif kembali bangkit. Hal ini didorong oleh token lama seperti XRP dan Cardano. Sementara ia menyatakan skeptisisme terhadap reli berkelanjutan di balik nama-nama tersebut, ia menyoroti kekuatan abadi dalam penerbitan stablecoin dan arus masuk ETF, khususnya untuk Ethereum. 

Momentum institusional tersebut mendorong Fundstrat untuk menambahkan Ethereum kembali ke portofolio intinya setelah lama berada dalam posisi underweight. Ia yakin Ethereum semakin dianggap sebagai aset seperti teknologi oleh pelaku keuangan tradisional, mirip dengan saham teknologi yang tidak menguntungkan yang siap tumbuh.