Liputan6.com, Jakarta Platform investasi kripto, Reku melihat potensi kenaikan harga Bitcoin dan pasar Saham AS masih terbuka, apabila penurunan suku bunga Federal Reserve berlanjut sebesar 25 basis poin.
Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan dengan kondisi ekonomi AS yang dapat dikatakan relatif cukup stabil saat ini, penurunan suku bunga lanjutan menjadi keputusan yang cukup rasional untuk menunjang momentum pertumbuhan ekonomi yang ada.
Baca Juga
Menurutnya, perkembangan inflasi yang masih relatif terkendali turut menandakan upaya The Fed yang sudah berada pada jalur yang tepat terlepas dari potensi tantangan ke depan yang tidak pasti.
Advertisement
“Sentimen positif tersebut telah membawa Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi baru selama dua hari berturut-turut, seperti pada 17 Desember lalu yang mencetak All-Time High $107,8 ribu. Kendati Bitcoin berada di level $106,3 ribu, potensi kembali terciptanya rekor harga tertinggi baru bagi Bitcoin masih terbuka, apabila terdapat penurunan suku bunga lanjutan setidaknya sebesar 25 basis poin,” kata Fahmi dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (18/12/2024).
Sebagai catatan, pasar saham AS yang dipimpin oleh sektor teknologi kompak berdiri di zona hijau. Indeks Nasdaq Composite naik 1,91% dan ditutup di level 20.173,89 pada perdagangan Senin 16 Desember kemarin.
“Pada hari perdagangan yang sama, Indeks tersebut juga sempat kembali mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa di level 20.197,42. Sektor teknologi khususnya yang terkait dengan kecerdasan buatan (AI) menjadi motor penguatan indeks. Broadcom (AVGO) melejit+7% berkat prospek produk AI yang kuat, sementara Micron T echnology (MU) naik +6% seiring optimisme pendapatan dan dukungan subsidi federal. MicroStrategy (MSTR) menguat +3%, didukung reli Bitcoin dan dimasukkannya saham ini ke dalam Nasdaq 100,” papar Fahmi.
Adopsi Bitcoin
Adopsi Bitcoin oleh investor AS juga terlihat semakin solid dengan total aliran dana masuk neto (netflow) EFT Bitcoin spot yang menyentuh angka $637,5 juta pada perdagangan Senin kemarin.
“Netflow positif tersebut turut melanjutkan tren netflow positif secara berturut-turut yang telah terjadi sejak 27 November lalu. Wacana terkait rencana AS di bawah kepemimpinan Trump untuk menggunakan Bitcoin sebagai strategic reserve turut menjadi faktor pendorong meningkatnya optimisme investor terhadap Bitcoin “ imbuhnyaX
Fahmi lebih lanjut menjelaskan, “Direalisasikannya langkah tersebut dapat memicu negara-negara lain untuk membuat inisiatif serupa yang dapat berdampak pada melonjaknya permintaan terhadap Bitcoin secara signifikan”.
Advertisement
Investor Harus Bijak
Meski industri kripto saat ini memiliki momentum positif, Fahmi mengingatkan, investor harus tetap bijak dalam mengambil keputusan khususnya mengingat iklim kebijakan pemerintah yang cukup dinamis.
“Selain kebijakan suku bunga, paparan pejabat The Fed terkait pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi yang ada juga akan menjadi faktor yang diperhatikan oleh para investor, khususnya mengingat dampak signifikan dari penurunan suku bunga terhadap inflasi biasanya tidakterjadi secara langsung. Optimisme The Fed terhadap tren penurunan inflasi ke depan dapat memicu optimisme lebih lanjut dari para pelaku pasar yang dapat menunjang semakin meningkatnya aliran dana masuk baik ke pasar kripto maupun saham AS,” turut Fahmi.
Oleh sebab itu, tetap penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing, tambah dia.