Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya melemah pada Jumat, 20 Desember 2024. Sebagian besar koin memasuki zona merah.
Mengutip data dari Coinmarketcap, Jumat (20/12/2024), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 1,61% dalam 24 jam dan 0,25% dalam sepekan. Harga Bitcoin hari ini berada di level Rp.1, 593,984,363.59.
Baca Juga
Kripto Ethereum (ETH) melemah 5,02% dalam 24 jam dan 10,14% dalam sepekan. Harga ETH sekarang berada di level Rp.55,758,443.21 per koin.
Advertisement
Harga kripto hari ini seperti Stablecoin Tether (USDT) dalam 24 jam menguat 1,56% dan 2,40% dalam sepekan. Hal itu membuat USDT diperdagangkan seharga Rp.16,352.13.
Harga XRP juga melemah ke zona merah hari ini. XRP merosot 1,39% dalam 24 jam dan 2,24% dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp.36,601.32 per koin.
Harga Binance coin (BNB) menurun 1,69% dalam 24 jam dan 3,54% dalam sepekan. Harga kripto BNB kini dipatok Rp 10,877,925.98 per koin.
Kemudian Solana (SOL) memasuki zona merah dengan penurunan 4,75% dalam sehari dan 12,58% dalam sepekan. Saat ini, harga SOL diperdagangkan di level Rp.3,169,084.95 per koin.
Adapun USD Coin (USDC) menguat 1,60% dalam 24 jam dan 2,50% dalam sepekan. USDC hari ini berada di kisaran Rp.16,365.46.
Sedangkan coin Meme Dogecoin (DOGE) melemah 11,11% dalam sehari dan 21,03% sepekan. Penurunan ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp.5,122.43 per token.
Harga TRON (TRX) melemah 0,97% dalam 24 jam dan 13,32% sepekan. Harga TRON kini diperdagangkan Rp.4,112.31.
Kemudian harga Cardano (ADA) menurun 7,30% dalam 24 jam terakhir dan 19,64% sepekan. Dengan begitu, harga ADA berada pada level Rp.14,420.18 per koin.
Adapun keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,35 triliun , menurun 4,24 %.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bank Sentral Inggris Minta Perusahaan Ungkapkan Keterlibatan Kripto Mulai 2025
Sebelumnya, Bank sentral Inggris meminta perusahaan di Inggris untuk mengungkapkan keterlibatan kripto paling lambat akhir Maret 2025. Hal ini menurut arahan baru dari Prudential Regulation Authority.
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (17/12/2024), Regulator meminta informasi tersebut untuk menilai secara akurat risiko yang ditimbulkan kripto terhadap stabilitas keuangan, dengan menekankan hal itu akan membantu kantornya menemukan masalah dari kripto.
September ini, Inggris memperkenalkan undang-undang baru yang berpotensi mengkategorikan kripto sebagai properti pribadi dan memberikan kejelasan regulasi yang lebih besar tentang aset digital langkah yang disambut baik untuk wilayah tempat 12 persen populasi memiliki kripto.
Dalam Indeks Adopsi Kripto Global terbaru dari Chainalysis, Inggris menduduki peringkat ke-12 secara global untuk tingkat adopsinya, hanya di belakang India, Nigeria, Indonesia, Vietnam, Ukraina, AS, Rusia, Filipina, Turki, Brasil, dan Pakistan.
Industri kripto di Inggris masih berada di zona abu-abu hukum, meskipun peta jalan kripto baru diperkenalkan yang bertujuan untuk mencapai kejelasan regulasi yang lebih besar.
Pada saat yang sama, negara tersebut memberlakukan pedoman periklanan yang ketat untuk kripto. Pada 2021, regulator iklan teratas negara tersebut melarang iklan dari bursa kripto seperti Coinbase dan Kraken.
Baru-baru ini, Otoritas Perilaku Keuangan (FCA, salah satu regulator industri kripto negara tersebut, telah meningkatkan penegakan hukum, mengeluarkan lebih dari 1.700 peringatan, dan menutup lebih dari 900 situs kripto dan lebih dari 50 aplikasi kripto seluler karena melanggar aturan tentang promosi aset digital.
Advertisement
Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin
Sebelumnya, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya.
Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu.
Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.
Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.
Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat.
Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman.
Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
FTX Bangkrut, Bank Sentral Inggris Sebut Perlu Aturan Kripto
Deputi Gubernur Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) Jon Cunliffe mengatakan, ledakan bursa kripto FTX menunjukkan kebutuhan membawa dunia kripto dalam kerangka peraturan.
Mengutip Channel News Asia, Selasa (22/11/2022), FTX yang telah mengajukan perlindungan pengadilan kebangkrutan Amerika Serikat berutang hampir USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 48,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.716 per dolar AS) kepada 50 kreditur terbesarnya.
“Sementara dunia kripto, seperti yang ditunjukkan selama musim dingin kripto tahun lalu, dan ledakan FTX minggu lalu saat ini tidak cukup besar atau cukup terhubung dengan keuangan arus utama untuk mengancam stabilitas sistem keuangan, hubungannya dengan keuangan arus utama telah berkembang pesat,” tutur Cunlife.
Ia menyoroti, tumbangnya FTX perlu regulator yang melakukan kontrol lebih ketat secepat mungkin. “kita tidak boleh menunggu sampai besar dan terhubung untuk mengembangkan kerangka peraturan yang diperlukan untuk mencegah kejutan kripto yang dapat memiliki dampak destabilisasi yang jauh lebih besar," tutur Cunliffe.
Saat ini, perusahaan kripto di Inggris hanya perlu menunjukkan dapat menerapkan kontrol yang memadai untuk menghentikan pencucian uang meski banyak permohonan perusahaan yang lisensinya ditolak oleh regulator Inggris.
Advertisement