Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan harga kripto masih terus terjadi usai bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (the Fed) kembali memangkas tingkat suku bunga acuan, Fed Fund Rate.
Tren penurunan pasar kripto semakin memburuk pada awal jam perdagangan di Amerika Serikat, Jumat, 20 Desember 2024, lantaran harga bitcoin (BTC) mendekati level USD 93 ribu. Mendorong penurunan di semua token utama.
Baca Juga
Data perdagangan menunjukan, Ether, SOL Solana, ADA Cardano, xrp (XRP), dan bnb (BNB) anjlok hingga 16 persen, sementara memecoin dogecoin (DOGE) turun lebih dari 27 persen.
Advertisement
Kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan turun lebih dari 11 persen dalam 24 jam terakhir. Menjadikannya penurunan dalam satu hari terburuk di sepanjang tahun ini.
Beberapa pedagang berkata, nada hawkish dalam pertemuan Federal Open Market Committed (FOMC) pekan ini membalikkan sentimen pasar menjelang pergantian tahun.
"Pemangkasan suku bunga The Fed sendiri telah diperkirakan dan diperhitungkan, lantaran pasar bergantung pada prospek The Fed untuk tahun depan. Yang kurang optimistis dari yang diharapkan, dengan hanya terjadi dua kali pemotongan suku bunga, bukan empat kali seperti yang diharapkan sebelumnya," ujar COO bursa kripto BTSE, Jeff Mei dikutip dari laman coindesk.
"Para pedagang harus berhati-hati hingga inflasi terkendali, dan melihat kebijakan Trump yang lebih kongkret di tahun mendatang," ungkap dia.
Namun dalam jangka menengah panjang, ia menambahkan, pelaku industri kripto percaya stimulus kebijakan moneter dalam fiskal di Amerika Serikat dan negara lain pada akhirnya bakal memperluas likuiditas.
"Ini akan mendorong pasar kripto, khususnya bitcoin karena menjadi aset yang lebih aman seperti emas," pungkas Mei.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Analis Ramal Pasar Kripto Anjlok Jelang Pelantikan Donald Trump
Sebelumnya, salah satu pendiri Bitmex dan analis pasar kripto, Arthur Hayes menilai pertumbuhan pasar kripto baru-baru ini kemungkinan akan tergeser oleh momentum pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Mengutip News.bitcoin.com, Jumat (20/12/2024) dalam opini terbarunya "Trump Truth," Hayes menjelaskan Donald Trump akan mendevaluasi dolar AS terhadap emas untuk membuat AS lebih menarik bagi perusahaan, yang bertujuan untuk membawa produksi ke dalam negeri.
Ini berarti pasokan uang dolar Amerika Serikat akan meningkat, mendorong Bitcoin ke titik tertinggi baru dalam jangka panjang. Di sisi lain, Hayes pesimistis tentang peluang cadangan Bitcoin yang akhirnya mendapat lampu hijau di Amerika Serikat setelah devaluasi yang diprediksi ini.
"Saya pikir politisi lebih suka menghabiskan dolar AS yang baru dibuat untuk barang-barang bagi penduduk guna memastikan kemenangan mereka dalam pemilihan yang akan segera diadakan," ungkapnya.
Hal ini karena perhatian para anggota parlemen akan diarahkan pada tugas kampanye mereka pada 2026, dengan fokus pada memenangkan pemilihan paruh waktu.
Menurut Hayes, hal ini memberi Trump waktu yang terbatas untuk menerapkan langkah-langkah yang diarahkan untuk mengurangi masalah ekonomi AS saat ini.
"Namun, memperbaiki masalah domestik dan internasional yang mendasarinya yang berdampak negatif pada mereka akan membutuhkan waktu lebih dari satu dekade, bukan hanya satu tahun,” ujar dia.
Hal ini akan mengarah pada apa yang digambarkan Hayes sebagai "penyesalan pembeli", yang mendorong penjualan besar-besaran dalam kripto dan perdagangan ekuitas Trump 2.0 lainnya.
Advertisement
Bank Sentral Inggris Usulkan Peraturan Lebih Ketat untuk Stablecoin
Sebelumnya, stablecoin telah mendapatkan daya tarik yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir karena potensinya dalam mengurangi volatilitas yang sering dikaitkan dengan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (7/12/2023), ada kekhawatiran mengenai stabilitas dan keamanan Stablecoin telah mendorong badan pengawas di seluruh dunia untuk mempertimbangkan kembali pendirian mereka mengenai penerbitan dan pengelolaannya.
Proposal baru Bank Sentral Inggris (BoE) mencerminkan sentimen hati-hati yang diungkapkan oleh Federal Reserve awal tahun ini ketika memperingatkan terhadap model bisnis stablecoin tertentu.
Model yang dimaksud melibatkan stablecoin yang didukung oleh sekumpulan aset, termasuk mata uang tradisional dan sekuritas. Sedangkan pendekatan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan nilai mata uang digital. Hal ini juga menimbulkan kompleksitas dan potensi risiko yang dianggap mengkhawatirkan oleh regulator.
Inti masalahnya terletak pada sifat stablecoin yang didukung aset ini, di mana penerbitnya memiliki cadangan aset untuk menjamin nilai stablecoin tersebut.
Proposal Bank Sentral Inggris berupaya untuk memperketat pengawasan peraturan terhadap penerbit stablecoin dengan mewajibkan persyaratan cadangan dan praktik manajemen risiko yang lebih ketat.
Peraturan yang diusulkan akan menuntut peningkatan transparansi dari penerbit stablecoin mengenai komposisi cadangan aset mereka. BoE berpatokan terhadap mata uang tradisional tetap aman.
Selain itu, BoE bertujuan untuk menerapkan stress test dan audit rutin untuk menilai ketahanan penerbit stablecoin terhadap fluktuasi pasar. Sementara beberapa pihak berpendapat peraturan yang diusulkan ini merupakan langkah penting untuk menjaga stabilitas keuangan.
Texas Luncurkan RUU untuk Jadikan Bitcoin Cadangan Strategis
Sebelumnya, Texas meluncurkan RUU baru untuk membuat cadangan bitcoin strategis di negara bagian Lone Star untuk melawan inflasi dan volatilitas ekonomi.
Program ini akan memungkinkan Texas untuk mengumpulkan mata uang kripto di kas negara dengan menerima sumbangan, pajak, atau biaya dalam bentuk bitcoin, yang harus tetap tidak tersentuh selama minimal lima tahun sebelum dapat dijual atau dipindahkan.
Presiden Texas Blockchain Council, Lee Bratcher mengatakan tidak ada dana pembayar pajak yang akan digunakan untuk membeli bitcoin guna memaksimalkan peluang pengesahan RUU tersebut.
“Bitcoin akan berasal dari sumbangan warga Texas, perusahaan yang berbasis di AS, dan sumber daya negara bagian lainnya, kata Bratcher, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (18/12/2024).
Namun, rekam jejak Texas dalam menyetujui undang-undang blockchain dan bitcoin sebagian besar positif. Dalam beberapa tahun terakhir, negara bagian tersebut menyetujui RUU yang mengizinkan perusahaan Texas untuk menggunakan teknologi blockchain, dan pada 2021.
Negara bagian Lone Star tersebut juga menyetujui RUU mata uang virtual yang menetapkan status hukum mata uang virtual dan memberikan hak kepada pemegangnya.
Texas juga dikabarkan ingin menjadi pusat keuangan global, dan untuk tujuan ini, sebelumnya telah membuat keputusan untuk meluncurkan Bursa Efek Texas, yang akan dibuka tahun depan di Dallas.
Advertisement