Sukses

Harga Kripto 22 Desember 2024: Bitcoin Cs Kembali Terkoreksi

Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Minggu (22/12/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Minggu (22/12/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah. Bitcoin turun 0,17 persen dalam 24 jam dan 4,25 persen sepekan. 

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 97.157 per koin atau setara Rp 1,57 miliar (asumsi kurs Rp 16.171 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 3,47 persen sehari terakhir dan 13,69 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 53,9 juta per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,19 persen dan 7,13 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,7 juta per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA melemah 5,29 persen dan 15,14 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 14.533 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL anjlok 6,77 persen dalam sehari dan 17,76 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,93 juta per koin. 

XRP kembali berada di zona merah. XRP terkoreksi 1,13 persen dalam 24 jam dan 6,77 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 36.223 per koin. 

Koin Meme Dogecoin

Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik tipis 0,74 persen, tetapi masih melemah 19,93 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 5.160 per token.

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah, masing-masing terkoreksi 0,01 persen, tetapi harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,33 triliun atau setara Rp 53.580 triliun, melemah sekitar 1,38 persen dalam sehari terakhir

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Dampak Kebijakan The Fed, Bitcoin dan Kripto Lainnya Turun Tajam

Sebelumnya, Bitcoin mengalami penurunan tajam pada perdagangan hari Kamis 19 Desember 2024. Bitcoin jatuh di bawah angka psikologis USD 100.000, seiring dengan prospek suku bunga yang lebih tinggi dan pengurangan pemotongan suku bunga yang diharapkan pada tahun 2025.

Harga Bitcoin tercatat turun lebih dari 5% hingga mencapai sekitar USD 98.835 pada tengah hari, sementara aset kripto lainnya juga tertekan.

Dikutip dari Market Business Insider, Sabtu (21/12/2024), penurunan harga Bitcoin ini terjadi setelah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (Fed) pada Desember yang mengungkapkan rencana agresif mengenai suku bunga.

Meskipun Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, prospek pemotongan suku bunga pada tahun 2025 diperkecil secara signifikan, dengan hanya dua pemotongan yang diproyeksikan, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan empat pemotongan yang sebelumnya diharapkan.

Pernyataan dari Ketua Fed, Jerome Powell, semakin memperburuk situasi bagi investor kripto. Powell menegaskan bahwa Fed akan lebih hati-hati dalam mengubah suku bunga, dengan menurunkan ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut. Hal ini memperburuk aksi jual di pasar aset berisiko, termasuk kripto.

Sementara saham berusaha pulih setelah penurunan tajam pada hari Rabu, Bitcoin dan sektor kripto lainnya terus mengalami tekanan. Ethereum dan XRP tercatat masing-masing turun lebih dari 4%, dengan total kapitalisasi pasar kripto anjlok hampir 7%, mencapai USD3,41 triliun, menurut data dari CoinMarketCap.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.      

 

3 dari 4 halaman

Sempat Tembus USD 100.000

Pada awal Desember, Bitcoin sempat menembus angka USD 100.000 untuk pertama kalinya, didorong oleh reli yang dipicu oleh kemenangan pemilihan Donald Trump. Banyak penggemar kripto berharap bahwa pemerintahan Trump akan mendukung pasar dengan regulasi yang lebih longgar dan mendorong pemerintah AS untuk membeli Bitcoin. Namun, proyeksi suku bunga yang lebih ketat kini meredam harapan tersebut.

Kepala investasi di Navellier & Associates Louis Navellier, mencatat bahwa setelah Bitcoin menembus USD108.000 pada Rabu, harga kini merosot ke bawah USD100.000, menambah tekanan pada sektor kripto yang sudah tertekan oleh kondisi pasar ekuitas yang memburuk.

"Setelah menembus USD108K pada hari Rabu, Bitcoin kini telah turun di bawah USD100K. Seluruh sektor kripto telah berada di bawah tekanan setelah kemunduran pasar ekuitas," kata Navellier.

Dengan berkurangnya ekspektasi terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar, para investor kripto kini dihadapkan pada ketidakpastian besar, dan reli harga Bitcoin yang sebelumnya sangat menguntungkan kini menghadapi tantangan yang lebih besar di tahun 2025.

4 dari 4 halaman

The Fed Pangkas Suku Bunga 25 bps pada Desember 2024

Seperti diketahui, Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) pada Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat. Penurunan suku bunga acuan dalam tiga kali berturut-turut.

Selain itu, the Fed juga mengingatkan pemotongan suku bunga tambahan ke depan. Komite Pasar Terbuka Federal atau the Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman menjadi 4,25 persen-4,5 persen, kembali ke level di mana suku bunga bergerak lebih tinggi pada Desember 2022. Adapun pemangkasan suku bunga itu telah diantisipasi pelaku pasar. Demikian mengutip CNBC, Kamis (19/12/2024).

Meski ada sedikit intrik atas keputusan itu sendiri, pertanyaan utamanya adalah tentang apa yang akan diisyaratkan the Fed tentang niat masa depannya. Seiring inflasi terus bertahan di atas target dan pertumbuhan ekonomi cukup solid, kondisi yang biasanya tidak bertepatan dengan pelonggaran kebijakan.

Seiring pemangkasan suku bunga acuan 25 bps, the Fed beri sinyal kemungkinan besar hanya akan menurunkan suku bunga dua kali lagi pada 2025, menurut matriks dot plot yang diawasi ketat dari masing-masing anggota.

Dengan asumsi kenaikan 25 bps, pejabat mengindikasikan dua pemangkasan suku bunga lagi pada 2026, dan satu lagi pada 2027. Dalam jangka panjang, komite melihat suku bunga dana “netral” pada 3 persen, 0,1 persen lebih tinggi dari pembaruan pada September seiring level itu telah berangsung-angsur naik pada 2024.

"Dengan tindakan hari ini (Rabu, 18 Desember 2024 waktu setempat) kami telah menurunkan suku bunga satu poin persentase penuh dari puncaknya, dan sikap kebijakan kami sekarang secara signifikan kurang ketat,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell. 

Video Terkini