Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada Senin (23/12/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau melanjutkan pelemahan di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih melanjutkan koreksi. Bitcoin turun 2,45 persen dalam 24 jam dan 9,66 persen sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 94.762,94 koin atau setara Rp 1,53 miliar (asumsi kurs Rp 16.171,30 per dolar AS).
Baca Juga
Ethereum (ETH) turut melemah. ETH turun 2,13 persen sehari terakhir dan 17,71 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 52,8 juta per koin.
Advertisement
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga bernasib sama. Dalam 24 jam terakhir BNB turun 2,48 persen dan 10,26 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 10,4 juta per koin.
Kemudian Cardano (ADA) mengikuti pergerakan koin lainnya di zona merah. ADA melemah 2,03 persen dan 19,66 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 14.227 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali melemah. SOL anjlok 2,14 persen dalam sehari dan 20,21 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 2,9 juta per koin.
XRP berada di zona merah. XRP terkoreksi 2,14 persen dalam 24 jam dan 10,87 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 35.415 per koin.
Sempat menguat, koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali mengalami koreksi. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 2,38 persen, dan melemah 23,84 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 5.017 per token.
Harga kripto hari ini yakni stablecoin Tether (USDT) turun 0,06 persen dalam satu hari terakhir dan 0,05 sepekan. Sementara USD coin (USDC) susut 0,02 persen dalam satu hari namun naik tipis 0,01 persen sepekan. Harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 3,27 triliun atau setara Rp 52.880 triliun, melemah sekitar 1,84 persen dalam sehari terakhir
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Peretas Korea Utara Curi Kripto Rp 21 Triliun Sepanjang 2024
Sebelumnya, peretas yang terkait dengan Korea Utara dilaporkan menggandakan jumlah aset digital curian dari tahun 2023 hingga 2024.
Hal itu diungkapkan dalam laporan firma analitik, Chainalysis. Mengutip Cointelegraph, Jumat (20/12/2024) Chainalysis dalam laporannya mengatakan bahwa peretas Korea Utara mencuri kripto senilai lebih dari USD 1,3 miliar (Rp.21,1 triliun) pada tahun 2024 melalui 47 insiden, atau sekitar 61% dari semua pencurian yang dilaporkan untuk tahun tersebut.
Perusahaan tersebut juga melaporkan bahwa peretas yang terkait dengan Korea Utara mencuri lebih dari USD 660 juta (Rp10,3 triliun) pada 2023.
"Tampaknya serangan kripto Korea Utara menjadi lebih sering,” kata Chainalysis.
"Terutama, serangan antara senilai USD 50 dan USD 100 juta, dan yang di atas USD 100 juta terjadi jauh lebih sering pada tahun 2024 daripada yang terjadi pada tahun 2023, yang menunjukkan bahwa Korea Utara menjadi lebih lihai dan cepat dalam eksploitasi besar-besaran. Hal ini sangat kontras dengan dua tahun sebelumnya, di mana eksploitasinya lebih sering menghasilkan keuntungan di bawah USD 50 juta,” papar Chainalysis.
Meskipun Chainalysis mengatakan Korea Utara mengalami tahun yang sangat aktif pada peretasan kripto, aktivitas global secara keseluruhan menurun pada kuartal ketiga dan keempat 2024.
Perusahaan analitik tersebut menyatakan Korea Utara mungkin menjadi kurang bergantung pada pencurian kripto setelah memperdalam hubungan politik dan militer dengan Rusia.
Chainalysis juga melaporkan peretas di seluruh dunia telah mencuri kripto senilai sekitar USD 2,2 miliar atau Rp 35,7 triliun secara global pada 2024.
Angka tersebut merupakan peningkatan 21% secara tahunan, tetapi jauh di bawah sekitar USD 3,7 miliar (Rp.60,1 triliun) yang tercatat pada tahun 2022.
Menurut perusahaan tersebut, aset dari platform DeFi menyumbang bagian terbesar dari kripto yang dicuri pada kuartal pertama tahun 2024, sementara layanan terpusat paling banyak menjadi sasaran pada kuartal kedua dan ketiga.
Advertisement
Marak Pencurian Kripto, Regulator Jerman Minta Investor Waspada
Sebelumnya, Kantor Federal Jerman untuk Keamanan Informasi (BSI) telah menyarankan pengguna kripto untuk melindungi aset digital mereka menggunakan dompet perangkat keras.
Dilansir dari Coinmarketcap, Selasa (20/8/2024), dalam sebuah posting LinkedIn, BSI mengatakan dompet perangkat keras adalah metode penyimpanan mata uang kripto yang paling aman karena menyimpan kunci kriptografi pribadi dalam penyimpanan offline meminimalkan risiko serangan peretasan.
Badan tersebut menyoroti kerentanan penyimpanan aset pada platform pihak ketiga seperti bursa, yang, meskipun nyaman, rentan terhadap serangan peretasan. Demikian pula, dompet penyimpanan mandiri di ponsel atau PC juga menimbulkan risiko keamanan yang signifikan.
Konsultasi ini dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya ancaman pencurian mata uang kripto. Perusahaan analis Chainalysis melaporkan pada paruh pertama tahun 2024, hampir USD 1,6 miliar atau setara Rp 25,1 triliun (asumsi kurs Rp 15.690 per dolar AS) hilang akibat serangan peretasan mata uang kripto, dengan jumlah rata-rata yang dicuri per insiden naik 80% dari tahun sebelumnya.
Selain itu, serangan phishing yang menargetkan pengguna kripto perorangan telah meningkat tajam, dengan kerugian mencapai USD 341 juta atau setara Rp 5,3 triliun, melampaui jumlah total yang dicuri pada 2023.
Rekomendasi BSI menyoroti semakin pentingnya langkah-langkah keamanan yang kuat dalam menghadapi meningkatnya ancaman siber di dunia kripto