Sukses

Parkir di Zona Merah, Berikut Kinerja Kripto CRO Coin 3 Januari 2025

Cronos (CRO) adalah token cryptocurrency asli dari Crypto.com Chain. Crypto.com Chain adalah sebuah blockchain sumber terbuka terdesentralisasi yang dikembangkan oleh perusahaan pembayaran. CRO Coin digunakan dalam kegiatan ekosistem Crypto.com.

Liputan6.com, Jakarta Cronos (CRO) adalah token cryptocurrency asli dari Crypto.com Chain.  Crypto.com Chain adalah sebuah blockchain sumber terbuka terdesentralisasi yang dikembangkan oleh perusahaan pembayaran. CRO Coin digunakan dalam kegiatan ekosistem Crypto.com.

Crypto.com Chain adalah salah satu produk di Crypto.com dari yang dirancang untuk mempercepat adopsi global cryptocurrency sebagai sarana untuk meningkatkan kendali pribadi atas uang, menjaga data pengguna, dan melindungi identitas pengguna. 

Blockchain CRO juga berfungsi terutama sebagai kendaraan yang menggerakkan aplikasi pembayaran seluler Crypto.com Pay. Di masa depan, Crypto.com berencana untuk memperluas jangkauan platform CRO untuk menenagai produk lainnya juga.

Harga CRO Coin

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (3/1/2025) CRO Coin terkoreksi 0,30 persen dalam 24 jam terakhir. Harga CRO Coin saat ini berada di level Rp 2.443 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 563 miliar.

CRO Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 64,93 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 30 miliar koin.

Pendiri CRO

Kripto CRO diluncurkan oleh perusahaan Crypto.com sebagai bagian dari visinya untuk “menempatkan cryptocurrency di setiap dompet.” Crypto.com sendiri didirikan pada Juni 2016 sebagai “Monaco Technologies GmbH” oleh Kris Marszalek, Rafael Melo, Gary Or, dan Bobby Bao.

Kris Marszalek, alumnus Universitas Adam Mickiewicz di Polandia, telah mendirikan dan memimpin tiga perusahaan sebelum memulai Crypto.com. Rafael Melo memperoleh gelar sarjana tekniknya dari PUC-Rio. 

 

 

2 dari 4 halaman

Bekerja di Pekerjaan Besar

Selama lebih dari 15 tahun karirnya di bidang keuangan, Melo telah bekerja dengan perusahaan-perusahaan besar di Asia dan membantu mengamankan lebih dari 50 juta AUD dalam pendanaan untuk situs web niaga sosial Ensogo.

Gary Or adalah seorang insinyur perangkat lunak dengan lebih dari sembilan tahun pengalaman teknik fullstack. Sedangkan Bobby Bao sebelumnya bekerja di departemen M&A bank investasi China Renaissance. Bao telah belajar di University of Melbourne, NYU Stern School of Business, dan College of William & Mary.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

3 dari 4 halaman

Proyeksi Harga Kripto Januari 2025, Tembus Berapa?

Harga Bitcoin (BTC) mungkin akan mencapai puncaknya pada pertengahan Januari 2025, Hal itu berdasarkan hasil analisis terbaru dari firma riset mata uang kripto K33.

Jika pola siklus kripto sebelumnya berlanjut, Bitcoin berpotensi mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa dalam hitungan minggu, memberikan peluang bagi investor untuk merealisasikan keuntungan.

Dikutip dari Business Insider, firma riset mata uang kripto K33 mengungkapkan dalam laporan terbarunya bahwa, secara rata-rata, terdapat jarak sekitar 318 hari antara puncak pertama dan puncak terakhir dalam siklus kripto. Puncak pertama pada siklus saat ini tercatat pada 5 Maret 2024, yang menunjukkan bahwa puncak kedua, atau titik tertinggi Bitcoin, mungkin akan terjadi pada 17 Januari 2025.

Tanggal ini sangat berdekatan dengan pelantikan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari 2025. Sejarah menunjukkan bahwa perubahan pemerintahan, terutama dengan janji untuk lebih mendukung kripto, dapat menjadi katalisator bagi reli harga Bitcoin.

Kebijakan yang lebih ramah terhadap aset kripto, termasuk potensi adopsi Bitcoin sebagai cadangan nasional, telah mendorong harga Bitcoin ke angka enam digit untuk pertama kalinya.

 

4 dari 4 halaman

Proyeksi Harga Bitcoin

Namun, K33 juga memperingatkan bahwa pasar mungkin sudah terlampau optimis. Dalam catatannya, Kepala penelitian di K33 Vetle Lunde, menyatakan bahwa ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan pemerintah bisa berlebihan.

"Kami memperkirakan reli saat ini akan mencapai puncaknya pada pertengahan Januari, sebelum pelantikan, dan melihat area ini sebagai momen alami untuk mengurangi risiko dan mengunci keuntungan dalam jangka pendek," ujar Lunde.

K33 memberikan dua proyeksi harga untuk Bitcoin, berdasarkan dua metode yang berbeda. Berdasarkan siklus harga historis, Bitcoin diperkirakan bisa mencapai USD146.000 pada puncak siklus kali ini. Namun, jika pertumbuhan kapitalisasi pasar Bitcoin terus berlanjut, ada kemungkinan harga dapat melesat hingga USD212.500.

Di sisi lain, Adrian Zduńczyk, seorang teknisi pasar berlisensi yang sering mengamati siklus harga Bitcoin, memperingatkan bahwa setelah puncak, Bitcoin kemungkinan akan mengalami koreksi harga.

Zduńczyk memprediksi koreksi tersebut akan terjadi antara akhir Januari dan Februari 2025, dengan penurunan harga berkisar antara 15% hingga 30%. Meskipun demikian, Zduńczyk percaya harga Bitcoin akan kembali naik setelah koreksi tersebut.

 

Video Terkini