Liputan6.com, Jakarta - MicroStrategy, perusahaan yang didirikan oleh Michael Saylor, kembali menambah koleksi Bitcoin mereka dengan pembelian senilai USD 10,7 juta atau setara Rp 175,4 miliar (asumsi kurs Rp 16.400 per dolar AS).
Dilansir dari Yahoo Finance, Selasa (18/3/2025), keputusan ini diambil hanya seminggu setelah perusahaan mengumumkan rencana untuk menerbitkan saham preferen senilai hingga USD 21 miliar guna mendapatkan lebih banyak Bitcoin.
Sebagai perusahaan perangkat lunak yang kini lebih dikenal sebagai pemegang Bitcoin dengan strategi investasi berani, MicroStrategy telah secara rutin membeli Bitcoin sejak akhir Oktober tahun lalu.
Advertisement
Menurut laporan yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Senin, perusahaan tersebut membeli 130 Bitcoin dengan harga rata-rata sekitar USD 82.981 antara 10 hingga 16 Maret. Saat ini, total kepemilikan Bitcoin mereka mencapai sekitar USD 41,6 miliar.
Strategi Pendanaan Melalui Saham Preferen
Untuk memperkuat posisinya di pasar Bitcoin, MicroStrategy berencana mengumpulkan dana hingga USD 42 miliar dalam beberapa tahun ke depan dengan menjual sekuritas, termasuk saham preferen dan sekuritas pendapatan tetap.
Langkah ini bertujuan untuk terus membeli Bitcoin dalam jumlah besar. Sebelumnya, perusahaan mengandalkan penjualan saham biasa dan ekuitas untuk membiayai pembelian tersebut. Strategi ini telah dimulai sejak Oktober 2023 dan dirancang agar berlangsung hingga tahun 2027.
Michael Saylor, dalam sebuah diskusi panel di konferensi Miami Beach, Florida, pada hari Senin, mengungkapkan keyakinannya terhadap masa depan Bitcoin.
“Ini merupakan titik masuk bersejarah karena semua risiko telah dihilangkan dari aset ini. Wall Street menerimanya, pemerintah AS menerimanya, begitu juga bank-bank di AS. Ini berarti semua bank lain juga akan menerimanya,” ujar Saylor.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Dampak di Pasar dan Volatilitas Saham
Sejak MicroStrategy mulai berinvestasi besar-besaran di Bitcoin pada tahun 2020, harga sahamnya melonjak sekitar 2.300%, sementara Bitcoin sendiri naik lebih dari 600% dalam periode yang sama.
Namun, saham perusahaan mengalami sedikit penurunan, turun sekitar 3,7% menjadi USD 286,52 pada hari Senin dan tidak mengalami perubahan signifikan sepanjang tahun ini. Di sisi lain, harga Bitcoin telah turun sekitar 11% sejak Desember 2023.
Banyak dana lindung nilai yang tertarik dengan strategi ini, terutama dalam memanfaatkan perdagangan utang konversi yang dibagikan dalam penawaran umum. Mereka menggabungkan pembelian obligasi dengan penjualan saham secara singkat, bertaruh pada volatilitas saham MicroStrategy yang mendasarinya.
Advertisement
Jadi Aset Utama
Mengenai kondisi pasar saat ini, Saylor berpendapat bahwa volatilitas pasar dipengaruhi oleh kekhawatiran seputar kebijakan suku bunga dan ekonomi AS.
“Pasar masih dalam kondisi gelisah karena kekhawatiran akan kebijakan tarif dan kondisi ekonomi. Namun, ketika situasi ini berubah, saya yakin Bitcoin akan mengalami lonjakan yang sangat besar,” ujarnya.
Dengan strategi ini, MicroStrategy menunjukkan komitmennya untuk terus mengandalkan Bitcoin sebagai aset utama. Namun, apakah ini langkah cerdas atau justru keputusan berisiko tinggi? Waktu yang akan menjawabnya.