Liputan6.com, Jakarta - Seluruh calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) kembali diingatkan agar tak berkecil hati jika nanti mereka tidak terpilih menjalankan tugas di Istana Negara.
"Mau di Istana Negara maupun di provinsi, kalian sama-sama berjuang mengibarkan semangat dan nilai dari merah putih yang berkibar itu. Merah putih inilah yang menjadi warisan dari para pejuang kita. Merah melambangkan berani, dan putih menandakan suci. Merah putih yang dikabarkan ini menjadi simbol dari bangsa Indonesia yang harus dikibarkan kepada seluruh jagat raya," kata Plt Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Drs H Sakhyan Asmara MSP.
Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda, Ibnu Hasan, S.Pd., M.Pd, mengatakan, di mana saja mereka akan ditugaskan itu sama saja. "Sama-sama membela negara merah putih. Yang membuat kita ingat akan arti perjuangan," kata dia.
Dan harus diingat pula, terpilihnya mereka bukan semata-mata karena pelatih atau pembina selama menjalani karantina, melainkan takdir yang memang sudah Tuhan siapkan bahkan sebelum mereka lahir ke muka bumi ini.
"Yang menentukan takdir kalian adalah alam semesta. Takdir kalian sudah ditentukan sejak lahir. Yang satu di provinsi dan yang satu (pasang) lagi di Istana. Jangan berkecil hati, karena yang di tingkat provinsi bisa jadi kelak menjabat sebagai Gubernur, sementara yang di Istana Negara hanya menjadi seorang Walikota," kata Ibnu Hasan.
Ibnu menyampaikan itu dalam Pembukaan Seleksi Nasional Calon Paskibraka Peringatan Hari Proklamasi 2016 di Gedung PP-PON Menpora di Jalan Raya Jambore Nomor 1, RT. 008/07, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (21/7/2016) malam.
Advertisement
Calon Paskibraka hanya diminta untuk fokus selama mengikuti seleksi yang berlangsung dari 21 sampai 25 Juli 2016. Masalah akan ditugaskan di mana urusan nanti. Sementara waktu ini, hilangkan dulu segala ketakutan bakal mendapat gemblengan yang terlalu keras.
"Kami jamin tidak akan ada kekerasan. Kami ingin membentuk kalian menjadi sosok yang punya kepribadian dan empati. Kalian ini orang-orang terbaik yang ada di bangsa ini," kata Ibnu menekankan.
Begitu juga dengan masalah ibadah, apa pun agama yang dianut oleh masing-masing peserta, panitia telah menyiapkan "bantuan" agar mereka bisa beribadah dengan khusyuk.
"Yang muslim bisa bangun malam untuk sholat. Ada masjid juga. Yang Nasrani kalau mau kebaktian akan diantarkan. Agama yang lain juga begitu. Semua yang ada di sini akan diperlakukan sama. Karena keberagaman yang membuat kita jadi orang yang bijak, sehingga kita sadar bahwa hidup di dunia ini harus saling berdampingan," kata Ibnu menyampaikan pesan kepada siswa dan siswi terbaik dari 34 propinsi di Indonesia.
Mantan anggota Paskibraka tahun 1984 asal Garut, Nina Mardiana, juga mengatakan hal serupa ke para junior sekaligus sebagai penerusnya. Bagi perempuan yang akrab disapa Bunda Nina, mau ditugaskan di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, tetap saja bernama Paskibraka.
Mental dari seorang anggota Paskibraka tidak akan menciut setelah tahu dirinya tidak terpilih untuk menjalankan tugas di Istana Negara. "Ditempatkan di mana saja harus siap. Jaga kondisi itu dengan baik. Mental Paskibraka bukan seperti itu (sedih berkepanjangan)," ujar Nina.
Nina berpesan agar semuanya dapat menjaga kesehatan dengan sebaik-baiknya. Pergunakan waktu istirahat di malam hari untuk tidur berkualitas. Makanan yang telah disiapkan, harus dinikmati. Terutama bagi calon Paskibraka tingkat nasional 2016 yang berasal dari wilayah Timur, yang butuh adaptasi dengan cuaca di Jakarta.
Dan Nina mau mereka semua memanfaatkan waktu yang sedikit itu untuk saling berkenalan dan perbanyak teman. Bagi siapa saja yang nantinya harus pulang ke daerah masing-masing untuk bertugas di tingkat provinsi, tidak boleh lupa sama teman-teman yang sama-sama berjuang dengannya.
"Jangan yang dihapal cuma itu-itu saja. Atau dari daerah yang sama saja. Bunda saja dari tahun ke tahun selalu bertambah keluarganya. Sudah bukan zamannya lagi berteman pilih-pilih. Bertemanlah dengan siapa dan dari mana asalnya," kata Nina.