Liputan6.com, Jakarta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nachrowi resmi membuka diklat Paskibraka 2016. Acara pembukaan ini mundur lantaran ia harus menghadap Presiden Joko Widodo guna menghadiri rapat kabinet di Istana Negara.
Mobil sedan dengan nomor plat RI 45 tiba di halaman Wisma Soegondo Djojopoespito, PP-PON Menpora Cibubur, Jakarta Timur, pukul 05.50 sore. Peserta diklat yang sudah mengganti pakaian dengan nuansa hitam putih sudah menunggu di Aula lantai 2. Namun, langkah kaki sang menteri harus terhenti karena kumandang adzan Maghrib sudah terdengar dari masjid yang berada di sebelah kiri.
Pembukaan diklat Paskibraka 2016 dimulai dengan menyanyikan Indonesia Raya, dilanjutkan mengheningkan cipta, serta pembacaan teks Pancasila yang ditiru semua peserta dan tamu. Peserta lalu diistarahatkan agar sang menteri bisa memulai pidatonya.
"Meski datang terlambat, harus menelusuri padatnya tol Jakarta, saya sampai di sini untuk memastikan bahwa diklat ini berjalan aman, tertib, dan disiplin," kata Imam membuka pidato.
Dalam pidatonya Menpora mengatakan bahwa pada saatnya nanti ke-68 pasukan pengibar bendera pusaka ini akan menjadi ujung tombak dan pemimpin bagi bangsa Indonesia. Dan diharapkan saat mereka kembali ke daerah masing-masing dapat menyemangati para pemuda dan pemudi yang memiliki mimpi seperti mereka.
"Sungguh ini adalah pengorbanan yang sungguh luar biasa. Kalian rela mengorbankan semua hal agar lolos menjadi pasukan elite yang akan bertugas di hadapan Presiden," ujar Menpora pada Rabu (27/7/2016)
"Itu adalah sejarah yang akan kalian catat," ujar dia.
Menpora rupanya punya mimpi ingin menjadi anggota Paskibraka. Sayang, mimpi itu harus ia kubur dalam-dalam. "Tapi kalian mewujudkan mimpi saya itu," kata Menpora.
Advertisement
Pembukaan diklat Paskibraka 2016 turut dihadiri Kepala Staf Garnisun Tetap 1 Jakarta Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring, Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda Ibnu Hasan, Plt Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Drs H Sakhyan Asmara MSP, Ketua Panitia Seleksi Paskibraka Bastaman Harahap, Pejabat Eselon 1 dan 2 Kemenpora, serta pembina dan pelatih.
Menpora juga mengimbau agar para peserta, khususnya peserta putri, untuk tidak menangisi rambutnya yang akan dipotong. Ini merupakan salah satu pengorbanan yang harus dilakukan demi sebuah sejarah yang akan mereka ukir.
"Biarlah pengorbanan itu menjadi amal. Jangan tangisi kalau rambut dipotong. Jangan tangisi kepergian rambut kalian. Tangisilah kalau tidak bisa memberikan yang terbaik," kata Menpora. Dan jangan pula memermalukan Menpora yang akan melihat langsung aksi mereka di Istana Negara pada perayaan 17 Agustus.
Tidak sedikit pengorbanan yang telah mereka berikan. Harus berpisah dari orangtua. Menangis karena tidak bisa bertukar kabar dengan pacar atau teman-teman yang bertugas di provinsi, tapi mereka harus tahu bahwa keturunan pahlawan pasti akan meneteskan air melihat saat melihat Paskibraka bertugas.
"Kalian harus bangga, tidak semua remaja seusia kalian bisa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman seperti yang kalian dapatkan selama pelatihan di sini," kata Menpora.
"Saya saja berdiri di depan Presiden di usia 40 tahun, itu pun karena dilantik jadi Menteri. Kalian, masih muda, tidak hanya berdiri di depan Presiden, melainkan juga di hadapan Wakil Presiden dan dilihat jutaan pasang mata rakyat Indonesia," kata Menpora menambahkan.
Acara pembukaan diklat Paskibraka 2016 ditutup dengan menyematkan tanda peserta latihan kepada dua perwakilan, dari Jawa Timur (laki-laki) dan Kepulauan Riau (perempuan). Juga menyanyikan lagu Padamu Negeri secara bersama-sama.
Sebelum menutup seluruh rangkaian acara malam ini, masing-masing perwakilan provinsi diminta memerkenalkan namanya, dan yang terakhir Menpora serta tamu yang hadir menyalami satu per satu anggota Paskibraka tingkat nasional 2016.