Liputan6.com, Jakarta Stanley Otniel Nagatan (Jawa Tengah) dan Krisan Valerie Sangari (Sulawesi Utara) terpilih sebagai pasangan lurah Desa Bahagia. Mereka berhasil mengalahkan pasangan Argo (Maluku Tenggara) dan Gloria (Jawa Barat) dari kelompok dua, serta Nilam (DKI Jakarta) dan Arnaldi (Papua) dari kelompok 1, dengan perolehan suara yang saling kejar-kejaran.
Proses pemilihan lurah Desa Bahagia berlangsung selama tiga jam. Para peserta terlebih dulu dibagi jadi tiga kelompok. Satu kelompok berisi 22 orang anggota dan dua kelompok lagi berisi 23 orang anggota. Masing-masing kelompok harus menunjuk dua orang perwakilan (sepasang) untuk maju dalam pemilihan lurah.
Advertisement
Tahap berikutnya, ketiga pasangan calon lurah harus melakukan kampanye. Untuk meyakinkan para pemilih bahwa mereka layak menyandang gelar tersebut. Kampanye calon lurah Desa Bahagia berbeda dan unik. Tidak sekadar koar-koar tanpa isi. Harus mengambil filosofi dari daun-daun yang telah disiapkan panitia. Ada daun cemara, daun nangka, daun mangga, daun kayu manis, daun ceri, dan daun palm.
Stanley memilih daun cemara, Krisan daun nangka, Argo daun mangga, Gloria daun kayu manis, Nilam daun ceri, dan Arnaldi pilih berkampanye gunakan daun palm.
"Saya ingin seluruh warga Desa Bahagia sejahtera. Ibarat buah ceri yang jumlahnya banyak, saya akan berlaku adil," kata Nilam.
"Saya ingin seperti batang ini. Kuat, sehingga mampu menjaga daun-daunnya agar tidak jatuh. Bentuk daun kayu manis juga sama rata. Begitulah kasih sayang dan keadilan yang akan saya berikan ke kalian. Dan seperti manfaat dari daun kayu manis ini, saya ingin memaniskan warganya," kata Gloria.
"Belajar dari daun nangka, saya ingin dapat menjaga keutuhan dan kekeluargaan dari desa bahagia," kata Krisan.
Kini giliran kampanye calon lurah dari tim laki-laki. Arnaldi menjadi calon pertama yang melakukan kampanye.
"Daun palm memiliki panjang yang berbeda tapi tetap utuh. Seperti kita, yang berbeda tapi kita satu," kata Arnaldi.
"Meski daun mangga lumayan jelek, tapi punya batang yang kuat dan kokoh. Saya ingin seperti daun ini, yang kelak dapat membangun Desa Bahagia sebagai desa yang kuat dan kokoh. Buah mangga itu manis, kayak saya yang akan memerlakukan kalian semanis-manisnya perlakuan," kata Argo.
"Cemara punya satu batang dan daun yang banyak. Meski kita berasal dari 34 provinsi yang berbeda, tapi kita satu darah Indonesia. Saya juga ingin berguna seperti daun cemara yang mampu bertahan di empat musim. Walaupun ada ujian berat, kita pasti mampu bertahan," kata Stanley, menutup kampanye lurah malam itu.
Tepuk tangan riuh sambil meneriakkan masing-masing nama calon lurah membahana dari dalam Aula Wisma Soegondo Djojopoespito, PP-PON Menpora Cibubur, Jakarta Timur, Rabu malam (27/7/2016)
Â
Panitia lalu membagikan secarik kertas ke para pemilih. Termasuk pasangan calon lurah Desa Bahagia. "Jangan tulis namanya. Tapi tulis nama simbol yang mereka pilih. Sekali pun kalian hapal semua nama-namanya," kata Penasehat, Sudarmo. Penghitungan suara dimulai. Sampai penghitungan ke-10, nangka yang paling mendominasi. Disusul kayu manis dan ceri. "Nangka... Nangka... Nangka... Kayu Manis... Ceri... Nangka... Ceri... Kayu Manis..."
Hasil akhir diketahui bahwa nangka memeroleh suara terbanyak yaitu 25. Di posisi kedua ada kayu manis 23 suara dan ceri 20 suara. Begitu juga calon lurah dari kelompok laki-laki, nama cemara yang paling banyak disebut. Perolehan suara ketiganya terpaut jauh. Cemara sebanyak 30 suara, palm 21 suara, dan mangga 17 suara. Dengan begitu telah ditetapkan bahwa yang menjadi lurah Desa Bahagia adalah Stanley dan Krisan.
Menurut teman-teman yang lain, Stanley dan Krisan adalah sosok individu yang tegas, ramah, dan pintar. Kepintaran mereka terlihat saat kampanye. Sikap tegasnya mereka juga sering terlihat saat aktivitas sehari-hari.
"Lurah harus tegas. Itu ada di diri Stanley. Sehari-hari, dia sering ambil alih jadi pemimpin pasukan," kata Andrea Nuzulia dari Bangka Belitung.
Desa Bahagia merupakan suatu sistem pendidikan untuk membentuk suatu pemerintahan yang ada di Paskibraka. Ini sering dipakai oleh calon-calon pasukan pengibar bendera pusaka di dalam pelatihan.
Ibarat sebuah desa, harus punya lurah supaya desa terurus dengan baik. Juga kehidupan masyarakatnya bisa lebih teratur. "Apalagi desa bahagia, pada hakekatnya adalah suatu perencanaan yang teratur dan berkesinambungan. Di mana pancasila diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari," kata Sudarmo.
Tugas dari lurah ini cukup banyak. Seperti keamanan di ruangan. Berhubung barak terdiri dari dua bagian, putra dan putri, maka ada pak lurah dan ada bu lurah. "Karena ini desa, dibentuk jugalah siapa RT dan RW-nya. Tujuannya, supaya kehidupan di desa ini benar-benar teratur, nyaman, dan untuk memudahkan di dalam pengaturannya, dibentuklah ini," kata Sudarmo.
Menurut Khairil Adha, salah seorang panitia, jika di saat penilaian banyak kamar yang bersih, lurah dan warganya akan mendapat penghargaan. Sementara jika kamarnya kotor, tentu ada hukuman, misalnya saja tulang ayam digantung di tubuh mereka.
Â