Liputan6.com, Jakarta Koordinator Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Mayor Amar menilai secara umum para peserta diklat sudah siap mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PBB. Beri sedikit waktu agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan situasi, kondisi, maupun tempat yang mereka pakai selama latihan PBB.
"Baik itu di lapangan maupun dengan para pelatih. Secara keseriusan, yang saya lihat, 75 persen mereka serius. Hanya saja belum memahami apa sih tujuan pelatih itu membicarakan suatu materi. Dan masih ada yang belum konsentrasi. Itu juga hanya satu dua orang saja," kata Amar kepada Liputan6.com di PP-PON Menpora Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (28/7/2016)
Bagi Amar itu hal wajar. Mungkin perasaan kangen dan ingin bertemu keluarga muncul di benak sebagian peserta Diklat Paskibraka 2016. "Tapi sudah kita beri motivasi untuk tetap semangat," kata Amar.
Amar yakin, lambat laun keseriusan mereka latihan PBB semakin besar demi menampilkan yang terbaik pada perayaan 17 Agustus. Sehingga kemampuan dari seluruh peserta Diklat Paskibraka 2016 menjadi lebih bagus.
Sebelum ke-68 calon anggota Paskibraka tingkat nasional 2016 turun ke lapangan untuk latihan PBB, Amar dan tim terlebih dulu memberi pembekalan berupa teori PBB selama satu jam. Dengan harapan, para pelatih tidak lagi terlalu banyak mengulas tentang gerakan-gerakan yang akan mereka laksanakan di lapangan.
Advertisement
"Pengalaman, kalau kita langsung di lapangan, biasanya mereka perlu ada wawasan dulu, sekadar pemanasan, atau refreshing bagi yang sudah agak lama tidak mengikuti kegiatan PBB. Sehingga pembekalan teori PBB perlu kita adakan," kata Amar.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, cukup banyak peserta Diklat Paskibraka 2016 yang mengajukan pertanyaan. Ada yang bertanya apa manfaat 45 derajat kaki di bawah dan mengapa tumit harus rapat. Setelah semua peserta memahami isi dari materi tersebut, barulah diajak turun ke lapangan. Yang dimulai dengan latihan gerakan-gerakan dasar seperti sikap hormat, balik kanan, hadap kanan dan kiri.
"Karena gerakan-gerakan itu menjadi kelanjutan kegiatan berjalan saat mereka melaksanakan latihan bersama. Baik bersama Paspampres maupun dengan seluruh pasukan yang terlibat di dalam kegiatan di acara 17 nanti," kata Amar.
Latihan PBB dihentikan sejenak jelang waktu istirahat, salat, dan makan. Mereka diminta untuk baris kembali sekitar pukul 13.30 untuk sekadar mengingat semua materi yang sudah mereka dapat.
Tak lama masing-masing peserta Diklat Paskibraka 2016 diberi kesempatan merasakan membawa baki. Dengan Amar yang seolah-olah "menyamar" sebagai Presiden Joko Widodo. Dan dua orang pelatih perempuan mencontohkan gerakannya terlebih dulu.
"Kelihatan mudah, cuma naik, turun, mengambil bendera dari Presiden, turun, dan gabung lagi ke barisan. Ternyata sulit juga. Butuh konsentrasi yang tinggi," kata Tasya Nabilah dari Bengkulu. Hukuman berupa sit up sebanyak 40 kali diberi ke peserta yang salah dalam melakukan gerakan.
Pun peserta laki-laki, diberi kesempatan menjadi petugas penggerek dan penurun bendera. Mereka diajarkan bagaimana memegang, melipat, menggerek, dan menurunkan bendera. "Dengan harapan, apabila nanti mereka ditunjuk atau dibuat giliran, kita tidak terlalu banyak memberikan petunjuk lagi," kata Amar menjelaskan.
Menurut Amar, semakin cepat peserta menyerap semua materi, ke depan tugas dari para pelatih sekadar menghaluskan semua gerakan.
"Harapan kta lagi mereka sudah paham. Sehingga ke depan hanya memperhalus, menempatkan masing-masing tarikan atau uluran agar saatnya nanti saat berlatih dengan pasukan gabungan, begitu lagu Indonesia Raya selesai, bendera sudah berada tepat di atasnya. Begitu juga saat upacara penurunan," kata Amar.