Liputan6.com, Jakarta Tak pernah sekali pun awak jurnalis membiarkan ke mana saja Gloria Natapradja Hamel pergi sendirian. Tiap kali Gloria pergi, di situ ada wartawan. Di saat Gloria sedang bersenang-senang bersama teman-teman paskibraka yang lain mengunjungi satu tempat, para pencari berita tidak sungkan menghadang dan langsung menyodorkan sejumlah pertanyaan ke Gloria.
Gloria, salah satu anggota paskibraka yang sempat tidak diizinkan bertugas karena tersandung masalah kewarganegaraan, memang tidak pernah menolak permintaan wawancara teman-teman jurnalis. Namun siapa sangka kalau ternyata Gloria Natapradja Hamel merasa lelah dan sedih.
"Aku capai, jga sedih. Aku mau sama teman-temanku. Aku mau bersenang-senang dengan mereka karena waktu kami tidak banyak lagi. Beberapa hari lagi kami harus berpisah, mereka harus pulang ke daerah masing-masing,"kata Gloria kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (20/8/2016).
Advertisement
Gloria ingin sekali meminta agar wartawan tidak menghadangnya untuk wawancara di saat sedang bersama teman-teman paskibraka yang lain. Di satu sisi Gloria sadar betul bahwa sebenarnya jurnalis juga sudah lelah memberitakannya. Namun karena tuntutan pekerjaan harus tetap dilakukan."Aku tahu kakak-kakak jurnalis melakukan itu karena pekerjaannya. Aku juga bisa seperti ini berkat kakak-kakak semua. Dan aku nggak mungkin lupa akan itu," kata Gloria menambahkan.
"Belum lagi ada orang-orang yang minta foto. Aku sebenarnya mau menolak tapi nggak enak. Aku terharu melihat respons yang begitu besar terhadap diriku. Tapi itu tadi, aku dan teman-teman yang lain tidak punya waktu banyak. Sebentar lagi kami akan berpisah," kata gadis berdarah Prancis (ayah) dan Jawa (ibu).
Jadi terkenal
Sama seperti Gloria, nama Nilam Sukma Pawening juga tengah jadi sorotan dan omongan banyak orang karena ia adalah paskibraka putri yang ditunjuk sebagai pembawa baki saat upacara penaikkan bendera pada perayaan HUT RI 71 di Istana Merdeka. Satu hari setelah menjalankan tugas masing-masing, wajah dua orang anggota paskibraka yang diketahui bersahabat ini langsung muncul di banyak acara televisi.
Dari acara talkshow sampai jadi tamu di beberapa acara berita. Secara otomatis nama mereka meroket dan jumlah pengikut di media sosial terus bertambah. Gloria Natapradja Hamel yang semula hanya memiliki 897 pengikut di Instagram, kini angkanya telah berganti menjadi 50.000. Sementara Nilam belum diketahui berapa orang yang mengikutinya di Instagram lantaran akun digembok dan ia sendiri belum diperbolehkan memegang gawai.
Gloria dan Nilam pada akhirnya merasakan juga tidak enaknya jadi artis. Mau bagaimana perasaan yang berkecamuk di dalam hati, mau selelah apa pun fisiknya, kalau sudah berhadapan dengan wartawan harus tetap tersenyum menjawab semua pertanyaan yang diberikan."Artis itu ternyata seperti ini. Dikejar wartawan, dikejar orang minta foto bareng, diajak ngobrol, ditanya-tanya. Ada enak ada nggak enaknya juga," kata Nilam."Sejujurnya capek dan lelah, tapi kalau menolak tidak enak," kata Gloria menambahkan.
Gloria Natapradja Hamel dan Nilam Sukma Pawening memang tidak pernah menyangka kalau kehidupan mereka yang semula biasa saja, hanya dua orang siswi yang terpilih sebagai Paskibraka tingkat nasional, kini jadi pembicaraan di mana-mana. Melihat kondisi ini, baik Gloria maupun Nilam tidak mau cepat puas dan langsung lupa untuk menginjak tanah.
Keduanya memiliki keyakinan bahwa yang seperti ini tidak akan berlangsung lama. Perlahan nama mereka pasi bakal redup dari hingar bingar pemberitaan."Buat apa cepat berpuas diri. Di atas langit masih ada langit. Kalau misalnya jadi seperti ini, kitanya tidak boleh sombong. Kita tetap harus merendah, seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk," kata Nilam, siswi SMA Negeri 67 Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
"Ini saya jadikan pelajaran baru. Pengalaman ini justru menjadikan saya untuk bisa lebih respek ke artis atau tokoh masyarakat lainnya. Saya mungkin selama ini hanya memandang sebelah mata tanpa tahu bagaimana mereka capai menelan rasa lelah ini. Menahan diri untuk tidak memperlihatkan rasa capai itu," kata Gloria Natapradja Hamel.
Â