Sukses

Penyandang Disabilitas Lumpuh Otak yang Miliki Suara Emas

Walau penyakit GBS yang dialaminya sudah dinyatakan hilang, tetapi dampaknya memprihatinkan. Ia tetap menjadi disabilitas.

Liputan6.com, Jakarta - Oges penyandang disabilitas menderita penyakit GBS (Guillain Barre Syndrome) sejak usianya 17 tahun, tepat saat lulus SMA 1991 silam. Ia pun kehilangan masa remajanya.

Penyakit yang diderita Oges menyebabkan ubuhnya dari leher hingga kaki lumpuh total. Hanya tangan kirinya saja yang masih bisa dikendalikan, itu pun dengan jari-jari yang kaku dan hanya bisa mengepal.

Dengan kondisinya, Oges tidak mungkin lagi meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pada masa itu, negara belum memberikan fasilitas pendidikan yang memadai untuk para penyandang disabilitas.

Bukan hanya lumpuh total, pernapasan Oges pun terganggu. Penyakit GBS menyebabkan napasnya hanya 30 persen dari napas orang normal.

Dia juga sering merasakan perih dari pinggang sampai kaki seperti orang yang baru kena luka bakar. Buang air pun menjadi kendala sulit bagi Oges. 

Karena mengalami hal tersebut, sempat membuat Oges sempat putus asa. Bahkah sampai mencaci Tuhan dan mengaggap Tuhan tidak adil.

"Saya sangat kecewa. Hidup segan mati tak mau. Saya pernah mogok makan, tidak mau minum obat. Merasa Tuhan itu jahat. Tapi akhirnya saya sadar Allah itu Maha Penyayang. Apa yang diberikan Allah itulah yang terbaik untuk kita," kata Oges.

Walau penyakit GBS yang dialaminya sudah dinyatakan hilang, tetapi dampaknya memprihatinkan. Oges harus menghabiskan sisa hidup dengan kondisi lumpuh permanen. Ia pun tetap menjadi seorang penyandang disabilitas.

Oges lantas mengasah bakat terpendam yaitu suara emasnya. Bersama saudara dan kawannya, Oges membentuk grup band religi yang diberi nama Papa Romantic.

Bakat musik dan menyanyi Oges dimiliki sejak dia kecil. Saat SMP ia sering manggung dan tampil di TV untuk menyanyi.

Menggunakan Yoga Purnama dari nama aslinya Yogasuara, Oges dikenal sebagai penyanyi cilik berbakat. Berbagai lomba menyanyi pernah dia menangkan dan kerap diliput media nasional.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ciptakan Lagu

Sudah ada 8 lagu yang diciptakan Oges. Dari 8 lagu, 5 lagu menjadi soundtrack sebuah novel berjudul Óuhibouki karya Risma Inoy. 

Risma Inoy kemudian mengabadikan kisah Oges di dalam bukunya yang berjudul GBS Tak Menghalangi Langkahku.

Lagu karya Oges pernah dipentaskan di Maroko dan mendapatkan sambutan yang luar biasa dari para penonton di sana. Bahkan Dubes Indonesia untuk Maroko Tosari Wijaya pun tersentuh mendengar lantunan lagu-lagu Oges.

"Tidak hanya memberikan komentar yang positif, tapi Pak Tosari juga bersedia menjadi penasehat Komunitas GBS di Indonesia," ucap Oges.

Setelah itu, Oges dibantu Risma Inoy mendirikan Komunitas GBS. Komunitas ini dirikan agar bisa memberikan informasi kepada masyarakat seputar penyakit GBS. Bersama GBS, Oges sering tampil sebagai pembicara di acara seminar dan talkshow

"Di Eropa dan Amerika saja sudah ada komunitas untuk GBS. Di Indonesia belum ada. Padahal GBS menyerang sekitar 200 sampai 250 orang tiap tahun. Kita harus mensosialisasikan penyakit berbahaya ini kepada masyarakat," tandas Oges.

 

Reporter : Rahmat Hidayat

Sumber : Merdeka.com

 

(Annisa Suryanie)