Liputan6.com, Malang - Sugeng Wahyudi dan Agung Widyantono, dua penyandang disabilitas penjual kerupuk di kota Malang, Jawa Timur.
Kedua penyandang disabilitas itu tidak akan pulang ke rumah apabila dagangan kerupuknya belum laku terjual. Mereka sering tidur di pinggir jalan dan ruko yang dirasa aman.
"Sering kita tidak pulang, tapi ini saya baru sakit. Nanti kalau sudah capek ya putar balik ke Malang saja," kata Agung yang diamini Sugeng, saat ditemui tengah menyusuri jalanan di Desa Kebonagung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang.
Advertisement
Untuk mencari nafkah sehari-hari, Sugeng dan Agung harus berjualan kerupuk dan berjalan puluhan kilometer di atas kursi rodanya.
"Kemarin baru sakit, sekarang sedang kumpul-kumpul uang lagi," imbuhnya.
Sugeng mengalami kebutaan, sementara Agung menderita kelumpuhan. Mereka berangkat dari rumah yang berada di Kawasan Bandulan, Kota Malang dan menelusuri jalan menuju arah Kepanjen. Tidak peduli panas dan asap kendaraan yang melintas sepanjang jalan.
"Jalan terus nanti sampai Kepanjen, terus ke arah Slorok," terang Agung.
Jalan antara Bandulan, Kepanjen, dan Slorok diperkirakan lebih dari 50 kilometer. Agung duduk di atas kursi roda, sedangkan Sugeng yang mendorongnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Banyak Orang Khawatir Melihatnya
Sesekali terlihat perjalanan mereka membuat orang yang melihatnya khawatir. Apalagi, jalan yang dilalui merupakan jalan provinsi yang kerap dilalui kendaraan besar.
Tetapi, demi keamanan dan keselamatannya, kursi roda yang digunakan dilengkapi dengan stick light dan akan dinyalakan saat malam hari. Selain itu juga dilengkapi bel sepeda dan klakson kecil di setir kursi roda.
Setiap berjualan keduanya juga melengkapi diri dengan jaket dan topi. Walaupun Sugeng yang mendorong kursi roda, ia hanya melapisi kakinya dengan sendal jepit.Â
Â
(Annisa Suryanie)
Â
Reporter : Darmadi Sasongko
Sumber : Merdeka
Advertisement