Sukses

Disabilitas Tunarungu, Marquel Dwi Putranto Raih Banyak Prestasi Model

Marquel Dwi Putranto tak jadikan keterbatasan sebagai penyandang disabilitas tunarungu penghalang mengejar mimpinya.

Liputan6.com, Jakarta - Marquel Dwi Putranto patut menjadi sumber inspirasi bagi siapapun. Keterbatasan sebagai penyandang disabilitas tunarungu tidak menghalanginya meraih banyak prestasi sebagai seorang model.

Marquel mampu meraih prestasi layaknya para mahasiswa normal. Keterbatasan disabilitas yang dimiliki sama sekali tidak membuat mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (Filkom-UB) ini minder dan kecil hati.

"Marquel menekuni dunia model sejak duduk di bangku SMP, bergabung dengan sebuah agensi model di Kota Malang," ujar Marquel yang jadi mahasiswa jurusan Teknik Informatika pada 2012.

Marquel pernah mengantongi Juara 1 Top Model Black and White, Juara 2 Photogenic Malang 2014, Juara 1 Photogenic 2015, Juara 2 Fashion Sporty Malang, dan Juara 3 Fashion Show Malang 2013.

Pada 2013, Marquel juga pernah menjadi Finalis Top Model, Juara Harapan Natal di Malang City Point, Finalis Top Model 2015, dan Juara 3 Fashion Show Valentine 2014.

Alasan Marguel menjadi model, karena ingin bisa berdiri di depan banyak orang dan memberi motivasi kepada masyarakat khususnya anak muda.

Dia ingin mengajak untuk terus berusaha dan berjuang meraih prestasi, meski dirinya merupakan disabilitas tunarungu.

"Saya ingin menjadi teladan bagi orang lain, orang-orang di sekitar, baik teman-teman penyandang tunarungu atau pun teman-teman yang normal," kata Marquel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masih Punya Mimpi Besar

Marquel mengajak untuk terus berkarya sesuai dengan dunia yang digeluti. Karya baginya sebuah jalan manfaat bagi orang lain.

"Satu sama lain bisa saling dukung tanpa merasa minder terhadap suatu perbedaan," ucap dia.

Segudang prestasi telah berhasil diraih di dunia model, tetapi tidak membuat Marquel cepat puas.

Segudang mimpi ingin diwujudkannya di dunia komputer dengan menempuh kuliah di jurusan Teknik Informatika. Sebuah harapan besar yang kini sedang ditekuninya.

"Saya punya mimpi membuat aplikasi yang nantinya dapat digunakan untuk membantu penyandang tunarungu," katanya.

Marquel ingin semua orang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, sehingga penyandang tunarungu bisa berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih banyak orang.

 

Reporter : Darmadi Sasongko

Sumber : Merdeka