Liputan6.com, Bantul - Edi Priyanto pria kelahiran 30 Oktober 1997 berasal dari Manggung Sumberangung, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Penyandang disabilitas ini rela menempuh pejalanan sejauh sepuluh kilometer dengan kursi roda untuk bisa berangkat dan pulang sekolah.
"Kalau pagi bangun pukul 03.30, mandi, salat, pukul 05.10 sudah berangkat, pukul 18.00 lewat sudah sampai sekolah," kata Edi.
Ketika pulang sekolah, dia terkadang menunggu langit cukup teduh terlebih dahulu. Jika panas matahari sudah mulai meredup, Edi yang disabilitas ini bergegas melaju di pinggir jalan besar menuju rumah.
Advertisement
Edi merupakan siswa kelas 7 di SMPN 2 Sewon, Bantul. Saat berangkat dan pulang sekolah, Edi harus melewati jalan besar dengan melaju di pinggir untuk bisa sampai di sekolah atau pulang menuju rumah.
"Berangkat sama pulang ya lewat jalan besar, Jalan Parangtritis. Kalau pagi biasanya sepi, kalau pas pulang banyak kendaraan motor mobil," ucapnya.
Edi harus melakukan itu setiap hari. Ia tidak pernah mengeluh dan merasa lelah sedikit pun. Menurutnya, sekolah adalah salah satu cara untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Sudah terbiasa, jadi nggak terasa capek. Kalau pagi berangkat langsung nggak sarapan, nanti pas istirahat sekolah baru makan di kantin. Kalau sarapan malah nggak enak badan," ungkapnya.
Meski dirinya memiliki keterbatasan fisik, dia ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa penyandang disabilitas juga bisa berkarya sama seperti orang normal pada umumnya.
"Dulu ya ada yang menghina, tapi urip yo urip (hidup ya hidup) jadi tetap harus semangat," tutup Edi.
Â
(Annisa Suryanie)
Â
Reporter : Kresna
Sumber : Merdeka