Sukses

Tatang, Disabilitas Tuna Netra Dapat Bantuan Kitabisa.com Untuk SLB Miliknya

Dengan bantuan dari Kitabisa.com, Tatang pun bisa memperbaiki SLB ABCD dan membantu anak-anak kurang mampu maupun disabilitas lainnya agar bisa bersekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak kecil, Pak Tatang menderita gangguan mata. Operasi yang sempat dijalani gagal dan justru membuatnya buta total. Ia pun menjadi seorang disabilitas tunanetra.

Sempat terpuruk, Tatang kembali bangkit menjalani hidup. Ia tetap semangat sekolah. Tatang bahkan mampu menyelesaikan studinya di Universitas Padjajaran jurusan Antropologi pada 1998 di tengah kondisinya sebagai seorang disabilitas.

Saat kembali ke kampung halamannya di Caringin, Bandung, Jawa Barat, hati Tatang miris mendengar banyak anak disabilitas tak dapat sekolah.

Ketiadaan Sekolah Luar Biasa atau SLB serta kondisi ekonomi anak-anak disabilitas yang mayoritas kurang mampu membuat mereka tidak dapat bersekolah.

Hati Tatang pun tergerak untuk membuat SLB. Bersama sang kakak yang kini telah tiada, Tatang yang disabilitas ini mendirikan SLB ABCD Caringin pada 2003.

Melalui Kitabisa.com, Tatang berhasil mendapatkan bantuan hingga total Rp 558.840.444. Ada 12.032 donasi untuk Tatang.

Cerita Tatang diunggah oleh Yayasan Pendidikan Lara Adam Mulya yang kemudian membuka donasi untuk membantu Tatang memperbaiki SLB ABCD miliknya.

SLB ABCD milik Tatang menyediakan asrama bagi anak kurang mampu yang tinggal jauh dari SLB dan orangtuanya tak punya waktu untuk mengurus mereka. Sayangnya, saat ini hanya tersedia satu kamar dan kondisinya sangat memprihatinkan.

Tatang berusaha menabung sedikit demi sedikit untuk memperluas ruang kelas 3x3m yang diisi 40 siswa dan memperbaiki asrama.

Dengan bantuan dari Kitabisa.com, Tatang pun bisa memperbaiki SLB ABCD dan membantu anak-anak kurang mampu maupun disabilitas lainnya agar bisa bersekolah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Alasan Membuat SLB

Tatang menilai, terlepas apapun kondisinya, anak-anak disabilitas tetap berhak mendapatkan pendidikan demi masa depan lebih baik.

Oleh karena itu, Tatang pun mendirikan SLB ABCD di tengah keterbatasannya.

Dengan biaya Rp 50 ribu per bulan, anak-anak penyandang disabilitas sudah dapat bersekolah. Namun tak jarang juga Tatang akan menggratiskan biaya bagi mereka yang tidak mampu.