Sukses

Model Cantik dan Seksi Ini Ternyata Difabel Berkaki Satu

Ini kisah kegigihan Tessa Snyder, penyandang disabilitas yang sukses menjadi model cantik dengan kaki hanya satu.

Liputan6.com, Jakarta - Menderita penyakit ganas merupakan mimpi buruk bagi yang mengalaminya. Tidak terkecuali bagi Tessa Snyder, model cantik dari Philadelphia, Amerika Serikat.

Melansir Dailymail.co.uk, Rabu (13/11/2019), perempuan berusia 29 tahun ini divonis menderita Osteosarcoma atau kanker tulang. Dokter mengatakan satu-satunya cara menyelamatkan nyawa Tessa adalah dengan melakukan tindakan amputasi.

Ia harus merelakan kaki kanan hingga atas lutut untuk diamputasi.

Saat itu usinya 11 tahun. Ia harus menjalani masa kecil yang penuh dengan perjuangan, mulai dari kehilangan rambutnya yang coklat panjang, tidak memiliki teman dan harus beradaptasi dengan kondisinya.

Tidak hanya itu, Tessa harus menjalani berbagai pengobatan kemoterapi hingga operasi untuk memamangkas sel kanker di tubuhnya.

Meski harus kehilangan kaki kanannya, ia tetap semangat menjalani hidup. Bahkan ia menjalani kehidupan dengan normal.

Perempuan cantik ini juga sukses berkarir di dunia modeling. Ia terlihat cantik dan seksi dengan kaki palsunya. Pekerjaan yang bukan main-main oleh seseorang yang tidak memiliki kaki tidak lengkap.

Tessa berhasil melewati berbagai rintangan yang menghampirinya. Menurutnya, memiliki satu kaki tidak ideal namun ia sangat bersyukur diberi kesempatan kedua dalam hidupnya.

Bahkan ia menikah dengan Casey, laki-laki yang dicintainya dan telah dikaruniai dua orang anak.

Harapannya sederhana yaitu dapat membagi kisah hidupnya dan menginspirasi penyandang disabilitas yang lain untuk tidak berputus asa dalam menjalani hidup.

"Jika saya bisa membantu satu orang melalui perjalanan saya, maka tujuan saya di bumi berhasil. Hampir 20 tahun kemudian, saya bangga mengatakan kepada gadis kecil berusia 11 tahun itu, terima kasih karena tidak menyerah," ungkapnya.

2 dari 2 halaman

Mencintai Diri Sendiri Adalah Kunci Kebahagiaan

Setelah merelakan kaki kanannya, Tessa menggunakan prostetik medis untuk mendapatkan kekuatan dan mobilitas. Ia membutuhkan waktu yang lama agar dapat beradaptasi dengan prostetik tersebut.

"Butuh hampir 20 tahun bagi saya untuk sepenuhnya menerima prostetik saya. Ada hari-hari ketika saya tidak ingin memakainya karena itu menyakitkan dan memberi saya luka. Tetapi satu hal yang saya sadari adalah saya tidak bisa menjalani hidup dengan kebencian terhadap sesuatu yang tidak bisa di ubah," katanya.

Tessa banyak belajar dengan kondisinya terutama bagaimana ia harus tumbuh. Ia mengatakan pertumbuhan adalah hal yang sangat indah sehingga kita semua memiliki kemampuan untuk mencapainya.

Baginya, penerimaan diri, tumbuh dan belajar untuk mencintai diri sendiri adalah kunci kebahagiaan.

 

Reporter : Yuliasna

Â