Sukses

Kisah Aswin Nugroho, Disabilitas Down Syndrome Jualan Kue Kering

Ibunda Aswin menjelaskan, usaha kue kering adalah jalan bagi sang anak agar berlatih mandiri, sebuah kondisi yang amat sulit dicapai untuk anak disabilitas down syndrome.

Liputan6.com, Surabaya - Seorang penyandang disabilitas down syndrome bernama Aswin Nugroho berhasil menjadi wirausaha. Selama lima bulan terakhir, Aswin resmi menjadi penjual kue kering di Surabaya, Jawa Timur.

Seperti dikutip dari BBC Indonesia, Jumat (29/11/2019), mungkin hal tersebut terdengar biasa saja. Namun tidak bagi Aswin yang merupakan penyandang disabilitas down syndrome.

Aswin menjual kue keringnya sekitar Rp 20 ribu saja per satu toples kecil. Hebatnya, ia bisa menjual hingga ratusan toples dalam sebulan. Menurutnya, kue stroberi menjadi primadona.

Ibunda Aswin, Herawati Kartawinata menjelaskan, usaha kue kering adalah jalan bagi sang anak agar berlatih mandiri, sebuah kondisi yang amat sulit dicapai untuk anak disabilitas down syndrome.

Ketika sadar sang anak mengidap disabilitas down syndrome, perempuan berusia 67 tahun itu merasa resah dan bertanya-tanya dalam hati.

"Masa depan anak saya mau saya titipkan ke siapa? Dalam keadaan bagaimana? Jadi dari dulu selalu berusaha memandirikan Aswin. Paling tidak, tidak merepotkan orang. Saya dengan Aswin itu selisih 40 tahun, menurut logika umum saya akan akan berangkat duluan, ini yang membuat saya selalu resah," tutur Hera.

Meski penyandang disabilitas down syndrome dikhawatirkan berusia pendek, namun kini harapan hidup mereka lebih tinggi. Beberapa orang dengan down syndrome dilaporkan hidup hingga dewasa bahkan usia tua.

Down syndrome merupakan kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan mental akibat abnormalitas perkembangan kromosom. Jika pada kondisi normal orang memiliki dua kromosom ke-21, penyandang down syndrome memiliki tiga.

Badan Kesehatan Dunia, WHO, memperkirakan ada satu kejadian down syndrome per 1.000 kelahiran. Menurut WHO, ada 8 juta penderita down syndrome di seluruh dunia saat ini.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan pada 2010, prevalensi disabilitas down syndrome Indonesia sebesar 0,12 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pianis dan Pelukis

Aswin Nugroho adalah putra ketiga dari tiga bersaudara pasangan Herawati dan Adi Supeno. Hera dan Adi membekali Aswin dengan pendidikan SLB, les musik, dan olahraga.

Dengan begitu, Aswin dapat menjadi seorang pianis sekaligus perenang. Namun, Hera tersentak saat kerabatnya mengingatkan, musik dan olahraga sulit untuk menopang hidup Aswin.

Kemudian Hera teringat, Aswin selalu antusias ketika berada di toko kue dan melihat penjualnya menggunakan topi koki. Ia lantas menawarkan Aswin untuk belajar membuat kue kering.

Sebulan pertama belajar, Aswin baru bisa membuat bulatan dengan sempurna. Perlu beberapa bulan baginya untuk dapat membuat kue kering. Menurut sang ibu, Aswin tak sabar ingin menjual kuenya.

"Dia pikirannya memang satu, ini bisa dijual. Itu dari dulu dia ingin," kata Hera.

Ia mengaku terkejut ketika guru les Aswin bercerita padanya. Aswin sudah memperkenalkan diri sebagai penjual kue meski tak mampu menyampaikan harganya.

"Tapi dia bilang kalau saya sekarang jual kue, dia sampai di titik itu," cerita Hera.