Liputan6.com, Cina - Keterbatasan fisik tak menghalangi wanita asal Cina ini untuk hidup mandiri dan terus berkarya. Meski sulit menggunakan tangannya, ia mampu menjadi pelukis profesional dan sukses mencuri perhatian publik. Ia adalah sosok disabilitas yag inspiratif.
Melansir Nextshark, Jumat (20/12/2019), Zhang Junli merupakan seorang seniman asal Taiyuan, provinsi Shanxi, Cina telah menginspirasi jutaan orang dengan dedikasinya terhadap karya yang diciptakan dan semangat menjalani kehidupan.
Wanita yang berusia 40 tahun ini diagnosa menderita rheumatoid arthritis, suatu kondisi jangka panjang dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sendi-sendi tubuh yang membuat dirinya harus terbaring di tempat tidur.
Advertisement
Meski ia tidak bisa menggerakkan sebagian besar tubuhnya namun ia masih menemukan cara untuk melakukan apa yang ia cintai dengan menjepit kuas diantara jari-jarinya yang lumpuh.
"Saya hanya bisa menggerakkan pinggul, bahu, dan leher saya sedikit. Selain itu saya tidak bisa bergerak sama sekali," jelasnya.
Hal itu tidak mudah baginya karena pergelangan tangan yang kaku. Ia harus menemukan cara untuk memegang kuas menggunakan ibu jari dan telunjuk sambil memiringkan pundaknya serta memberikan tekanan yang tepat pada kanvas.
Awalnya Zhang menggambar hanya sebagai hobi, namun ketika ia menekuni lukisan cat minyak ia beralih ke dunia bisnis. Ia menjual lukisannnya melalui toko WeChat dengan nama Lily's Easel miliknya.
Berkat dukungan dari seorang guru profesional, ia mulai mengembangkan keterampilan melukisnya hingga mampu membuat lebih dari 300 lukisan dan setengahnya habis terjual di tokonya tersebut.
"Lukisan mengubah saya. Pertama kali saya mengambil kuas, seolah-olah saya menemukan panggilan saya.Saya merasa bahwa saya hidup untuk menggambar,"katanya.
Zhang sukses dengan bisnis lukisannya. Ia pun tak percaya dan sangat tersentuh oleh dukungan semua orang dan terasa seperti mimpi.
Penulis Buku
Terlepas dari kesulitannya, Zhang masih memiliki pandangan yang positif terhadap kehidupan. Selain melukis ia juga menulis empat buku atas namanya, tiga fiksi dan satu autobiografi.
Ia menulis buku karna menurutnya melukis memakan waktu sekitar satu minggu hingga 12 hari untuk menyelesaikan sebuah lukisan.
"Saya ingin mendorong orang-orang yang berada dalam situasi yang sama seperti saya untuk tidak menyerah pada diri mereka sendiri. Dari pada menangis dan khawatir sepenjang hari, lebih baik cari jati diri dan temukan makna kehidupan," pungkasnya.
Â
Reporter : Yuliasna
Advertisement