Liputan6.com, Jakarta Kusnanto tak menyangka akan menjadi atlet tenis meja. Terlahir dengan keadaan tangan tidak sempurna, Kusnanto tak ragu untuk terus melangkah maju mewakili Indonesia di ASEAN Para Games 2020 mendatang.Â
Ia mengaku, mulai ikut pelatihan nasional sejak 2017. Di tahun yang sama ia berhasil meraih emas di pertandingan Belanda Open. Sedang,di ASEAN Para Games sebelumnya, ketika Indonesia menjadi tuan rumah, Kusnanto berhasil mendapatkan perak.
"Untuk Para Games kali ini saya tidak ditargetkan dapat medali, tapi saya pribadi menargetkan ingin dapat emas," kata Kusnanto di Solo, Kamis (19/12/2019).
Advertisement
Kelas Disabilitas Cabang Olahraga Tenis Meja
Kusnanto menerangkan, individu yang dapat bergabung dalam cabang olahraga tenis meja ragam disabilitas adalah penyandang tuna daksa. Ada kelas-kelas tersendiri untuk tuna daksa ini, tergantung pada tingkat disabilitasnya.Â
"Kelas tuna daksa dimulai dari kelas 1 samapai 10 dilihat dari kecacatan. Kelas 1 itu yang tuna daksanya paling parah, semakin ke atas, semakin mendekati non disabilitas," kata Kusnanto.
Ia menambahkan, dirinya sendiri masuk pada kelas 9 dengan kekurangan di tangan. Walau demikian, Kusnanto mengaku tidak merasakan ada kesulitan yang berarti. Menurutnya, kesulitan yang ada kadarnya hanya 10 persen.
Â
AWAL MASUK DUNIA TENIS
Kusnanto mulai menekuni tenis meja saat duduk di kelas 5 SD. Kala itu, ia sering mengikuti lomba-lomba tenis meja di kampungnya, Pemalang.
Karirnya di bidang tenis meja tak lepas dari peran orangtuanya yang senantiasa mendukung. Dukungan tersebut diperlihatkan orangtua Kusnanto dengan cara memasukkannya ke sekolah tenis meja saat Kusnanto duduk di kelas 1 SMP.
"Awalnya, saya ikut sekolah tenis meja untuk non-disabilitas. Saya sempat ikut kejuaraan untuk non-disabilitas juga di Jakarta dan Tangerang," kata Kusnanto.Â
Kini, ketekunan berlatih dan dukungan orangtuanya telah membuahkan hasil. Kusnanto kerap mencetak prestasi dalam bidang tenis meja.
Advertisement
MASA LATIHAN
Pelatihan Nasional atau Pelatnas untuk ASEAN Para Games 2020 mendatang sudah dilakukan sejak Mei lalu. Namun, Kusnanto mengaku, ia mulai latihan sendiri sejak Januari.
Latihan sendiri dilakukan setiap hari kecuali Minggu. Latihan diawali pukul 8.00 hingga pukul 14.00. Pukul 8.00 hingga 9.00 berupa latihan fisik dan sisanya latihan tenis. Sedang, istirahatnya sendiri pukul 12.00 hingga 13.00.
"Malam juga ada latihan tambahan dengan klub," tambah Kusnanto.
Ketika ditanya soal kejenuhan ketika berlatih, Kusnanto memiliki cara sendiri untuk mengatasinya. Â
"Semua olahraga ada titik jenuhnya sih, kita harus ngelawan itu, kita nyari hiburan seperti nonton. Selain itu, tetap jaga semangat dengan ingat orangtua, intinya ingat orangtua kita yang memperjuangkan dari dulu untuk jadi atlet dan jangan lupa berdoa," ujar Kusnanto.
Kusnanto juga berkisah, masuknya ia ke dunia olahraga membawa dampak positif bagi kehidupannya. Contohnya, dengan menjadi atlet kini ia dapat bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil atau PNS di Kementrian Olahraga.Â
"Selain itu, dengan mengikuti beberapa kejuaraan, saya jadi bisa keliling dunia," pungkas Kusnanto.
Â