Liputan6.com, Solo Menyandang disabilitas jenis cerebral palsy tidak menjadi hambatan bagi Septa Yogo Purnomo dalam mengharumkan Tanah Air. Septa adalah satu dari beberapa atlet lari ASEAN Para Games yang berhasil membawa pulang emas untuk Indonesia. Ia menjadi pelari 100 meter tercepat di ASEAN Para Games 2018 lalu.
Septa kembali mewakili Indonesia di ASEAN Para Games 2020 mendatang, bersama rekannya Karisma Evi Tiarani.
Cerebral palsy adalah sebuah gangguan pada otot yang mempengaruhi pergerakan tubuh, otot, atau postur. Umumnya, penyandang cerebral palsy tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Cerebral palsy yang dialami Sapto secara khusus mengganggu kaki dan tangan kanannya. Beruntung, kondisi tersebut tidak menghalangi Sapto untuk terus mengukir prestasi.
Advertisement
Sapto yang akan berlaga di ASEAN Para Games di waktu dekat mengaku sudah mempersiapkan diri. “Persiapan 90 persen, ya memaksimalkan mental dan kecepatan,” kata Sapto usai latihan di stadion Universitas Sebelas Maret, Solo, Jumat (20/12/2019).
Ia akan bertanding di nomor 100 meter, 200 meter, dan lompat jauh. Pria kelahiran 17 September 1998 ini memiliki target memenangkan dua emas di nomor 100 dan 200 meter. Sedang di lompat jauh, keyakinannya mendapatkan emas masih “Fivty-fivty,” katanya.
Harapan Pecahkan Rekor Pribadi
Selain memiliki target emas, Sapto yang mulai fokus berlatih sprint sejak usia 16 tahun ini juga memiliki ambisi untuk memecahkan rekor pribadi. Di ASEAN Para Games 2018 ia berhasil mencatat rekor sprint 100 meter tercepat dalam waktu 11,49 detik.
Untuk mencapai tujuannya, Sapto giat berlatih setiap hari, menjaga pola makan, dan istirahat yang cukup. Ia juga mengaku sangat optimis dapat mencapai tujuannya.
“Saya sangat optimis dapat memecahkan rekor pribadi karena sebelumnya saya mampu menjadi pelari tercepat di kejuaraan dunia,” pungkasnya.
Advertisement