Sukses

I’M STAR Rumah Kerja Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual

I’M STAR adalah sebuah rumah kerja atau rumah belajar untuk para penyandang disabilitas intelektual. 15 murid terdiri dari penyandang autisme dan slow learner sudah tamat sekolah.

Liputan6.com, Jakarta I’M STAR adalah sebuah rumah kerja atau rumah belajar untuk para penyandang disabilitas intelektual. 15 murid terdiri dari penyandang autisme dan slow learner sudah tamat sekolah.

Rumah kerja yang terletak di kawasan Ruko Sentra Menteng Blok MN 30 Bintaro Sektor 7 Tangerang Selatan ini didirikan oleh tiga orang ibu yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus. Indah, Dewi Semarabhawa, dan Unun.

“Awalnya, I’m Star itu adalah nama band anak saya dengan teman-teman difabelnya. Saat itu kami diundang ke Hongkong dan mengunjungi sebuah rumah kerja untuk disabilitas. Dari sana lah kami memiliki ide untuk membuat rumah kerja atau rumah belajar serupa,” kata Indah ketika ditemui di I’M STAR, Jumat (31/1/2020).

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Berbagai Pembelajaran Keterampilan

Rumah kerja berupa ruko ini berdiri sejak 2016 dan mengajarkan berbagai keterampilan untuk para remaja difabel. Mulai dari mengemas makanan ringan, melakukan pencatatan, melukis, mengoperasikan komputer, bahasa Inggris, hingga pelatihan berjualan makanan yang mereka kemas di toko I’M STAR. Toko tersebut menyatu dengan bangunan rumah kerja.

“Bahkan anak-anak sudah bekerjasama dengan pengerajin tuli dari Precious One. Mereka membuat produk tas lukis yang dilukis murid I’M STAR dan dijahit oleh Precious One. Setiap tas dibanderol seharga Rp275 ribu karena kualitas tas memang bagus.”

Indah berharap, rumah kerja ini dapat membuat muridnya lebih mandiri dan merasa memiliki tanggung jawab. Indah menambahkan, rumah kerja ini menjadi solusi untuk anak berkebutuhan khusus yang telah lulus sekolah.

“Biasanya setelah lulus mereka hanya diam di rumah tidak ada kegiatan karena mencari kerja pun sulit. Dengan rumah kerja ini mereka bisa beraktivitas dan  bersosialisasi, bagus juga untuk melatih motoriknya.”

3 dari 3 halaman

Alternatif Penitipan Anak

Di sisi lain, biasanya orangtua sibuk bekerja dan bingung harus menitipkan anaknya ke mana. Rumah kerja tersebut dapat menjadi solusi untuk menitip sekaligus mendidik anak di saat orangtua bekerja.

Waktu pembelajaran pun disesuaikan dengan jam kerja secara umum. Mulai dari pukul 8:30 sampai pukul 15:30 setiap Senin hingga Jumat.

Untuk masuk ke sekolah ini, biaya yang harus dikeluarkan orang tua adalah sebesar Rp3 juta untuk satu bulan. Selain itu, anak minimal berusia 19 tahun dan dapat melakukan kegiatan pribadi secara mandiri.

Terkait batas waktu, pihak I’M STAR tidak mematok. Mereka bisa terus belajar di sana sampai bertahun-tahun sesuai keinginan orangtua.