Liputan6.com, Jakarta Berawal dari pekerjaan menulis konten, Akshika Aggarwal berhasil menggapai mimpi menjadi penulis cerita dan puisi. Penyandang cerebral palsy ini kini sedang merancang buku audio yang akan segera terbit.
Kecintaannya pada dunia menulis berawal di bangku sekolah menengah. Melalui bantuan LSM, ia dapat bersekolah di sekolah umum. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Baca Juga
Pengguna kursi roda ini mengambil jurusan Sastra Inggris di Universitas Delhi dan berhasil meraih gelar sarjana.
Advertisement
“Saya menyukai pembelaharan dan mempelajarinya secara mendalam. Saat itulah saya mulai menulis dengan serius, ” kata Akshika pada newzhook.com.
Setelah lulus, karya-karya Akshika diterbitkan di surat kabar terkemuka termasuk Hindustan Times. Ini meningkatkan kepercayaan dirinya dan dia mengambil pekerjaan sebagai penulis konten di beberapa perusahaan.
“Saya mulai menulis ketika saya masih di kelas 12. Puisi pertama saya dihargai dan dicintai oleh banyak orang. Itu memberi saya kepercayaan diri untuk menulis secara teratur dan saya mulai mengeksplorasi keterampilan menulis saya.”
Baginya, menulis adalah cara untuk mengekspresikan diri. Dengan menulis, emosinya tersalurkan, entah emosi bahagia maupun sedih.
Sedang Mengerjakan Buku Audio
Kini, di usia 31 ia sedang mengerjakan serangkaian buku audio dari cerita dan puisi karyanya. Besar harapannya untuk segera mempublikasikan karya tersebut.
“Saya mendapat banyak dukungan dari orang tua. Saya tahu bahwa saudara saya mencintai saya, tetapi mereka tidak pandai mengungkapkannya kepada saya ”.
Dia juga memiliki sebuah film pendek berdurasi lima menit berjudul ‘Safar’ yang dibuat sebagai bagian dari kompetisi untuk sebuah LSM. Juara ketiga berhasil diraihnya karena film itu.
Advertisement
Sempat Alami Diskriminasi
Dengan disabilitas yang disandang, Akshika menemukan beberapa kesulitan saat menulis karena fisiknya. Namun, tekadnya kuat dan tak ada kata menyerah.
Tak dimungkiri, sempat perempuan asal India ini disepelekan karena menyandang disabilitas. Misal, diskriminasi saat mencari pekerjaan.
"Perusahaan lebih ingin mempekerjakan seseorang tanpa disabilitas."
Semua itu tidak membuatnya kecewa. "Saya tidak berpikir bahwa difabel harus takut untuk keluar. Jika Anda tidak berani menunjukkan bakat Anda, tidak ada yang akan menghargai Anda,” ucapnya.
Pulkit Sharma, seorang blogger pengguna kursi roda dari Delhi yang sering menulis tentang aksesibilitas, sangat mendukung upaya Akshika.
“Dia sangat percaya diri dan memiliki pandangan positif terhadap kehidupan. Yang dia butuhkan adalah sebuah platform untuk menunjukkan keahliannya,” katanya.