Sukses

Penyedia Tenaga Kerja Difabel Ubah Persepsi Pengusaha, Disabilitas Bukan Objek Amal

“Give Them a Chance not Charity” adalah slogan yang digunakan Disabilitas Kerja Indonesia (DKI) untuk mengubah persepsi perusahaan-perusahaan. DKI sebagai penyedia tenaga kerja difabel fokus pada hak difabel untuk mendapat kerja.

Liputan6.com, Jakarta “Give Them a Chance not Charity” adalah slogan yang digunakan Disabilitas Kerja Indonesia (DKI) untuk mengubah persepsi perusahaan-perusahaan. DKI sebagai penyedia tenaga kerja difabel fokus pada hak difabel untuk mendapat kerja.

“Sekarang  bukan lagi jamanya di mana penyandang disabilitas itu dikasihani. Karena kita gak mau lagi penyandang disabilitas itu CSR CSR CSR,” kata Hasnita di Jakarta Selatan, Kamis (27/2/2020).

Ia menambahkan, jika ingin memberikan dampak secara berkelanjutan di masyarakat, maka kesempatan kerja perlu diberikan pada penyandang disabilitas. Untuk mengusahakan hal ini, Hasnita bersama DKI mengadakan berbagai acara dan job fair.

Pada 2019, total delapan job fair sudah dilakukan di Depok, Seluruh Jakarta, dan Tangerang. “Karena kita mau menunjukan bahwa penyandang disabilitas juga punya kesempatan. Di job fair kan banyak perusahaan yang ikut, kalau kita ada mereka bisa tahu tentang kita.”

Dengan demikian, tambahnya, para penyandang disabilitas pun banyak datang ke job fair karena mereka tahu ada perusahaan penyedia tenaga kerja untuk disabilitas. “Berarti ada kesempatan kerja untuk difabel.”

2 dari 2 halaman

Kiat untuk Difabel Mendapat Kerja

Tak hanya dengan job fair, dalam menggaung-kan bahwa disabilitas harus memiliki kesempatan kerja, DKI juga acap kali menjadi sponsor acara disabilitas. Salah satunya perayaan Hari Disabilitas Internasional (HDI).

“Di sana kami membuat game dan membagikan cenderamata seperti cangkir sebagai pengingat bahwa mereka perlu kesempatan kerja.”

Hasnita membagikan beberapa kiat agar difabel bisa mendapat pekerjaan. “Yang pertama harus selalu optimis, jangan pernah stop untuk belajar. Kalau ada workshop pengembangan diri atau pelatihan harus ikut”.

Ia memberi contoh, walau difabel hanya lulusan SMP atau SMA tapi jika mereka memiliki keahlian maka potensi mendapat kerja pun semakin besar.  Meski pendidikan rendah namun pengalaman dapat dijadikan pertimbangan.

“Jadi untuk penyandang disabilitas yang ada di Indonesia, tolong jangan cepat putus asa. Tetap berpikir positif jangan berhenti belajar, kalau ada kegiatan-kegiatan pengembangan diri harus diikuti. Itu bisa menjadi nilai plus,” pungkasnya.