Sukses

Aktivis Disabilitas Inggris Simon Stevens Ekspresikan Diri di Dunia Virtual

Penyandang cerebral palsy dan bipolar ringan Simon Stevens adalah seorang aktivis yang vokal dalam menyuarakan hak disabilitas. Pria asal Coventry, Inggris ini adalah peraih penghargaan Enterprising Young Brits pada 2004.

Liputan6.com, Jakarta Penyandang cerebral palsy dan bipolar ringan Simon Stevens adalah seorang aktivis yang vokal dalam menyuarakan hak disabilitas. Pria asal Coventry, Inggris ini adalah peraih penghargaan Enterprising Young Brits pada 2004.

Disabilitas yang disandang Simon disertai asma dan neuropati akut. Namun, kiprahnya dalam membangun lingkungan inklusif tak dapat diragukan.

Ia berhasil mendirikan bisnisnya sendiri, Enable Enterprises, di mana ia bekerja sebagai konsultan, pelatih, dan penasihat disabilitas. Pria ini mampu menjalin kerja sama dengan berbagai organisasi nasional dan internasional.

Termasuk lingkup federasi perumahan nasional dan departemen kesehatan di Inggris. Dengan duduk di kursi roda ia mampu menjadi wali dari Skills for Life, sebuah lembaga yang bertujuan untuk membangun tenaga kerja perawatan sosial yang terampil.

Berkat segala kiprahnya, pria bertubuh gempal ini diberi penghargaan Enterprising Young Brits pada 2004.

“Dia adalah seorang juru kampanye yang sangat terbuka dan jujur, pandangannya tidak biasa dan blak-blakan,” tulis disabilityhorizons.com.

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Memiliki Selera Humor Tinggi

Lahir dengan berbagai disabilitas tampaknya tak membuat Simon menjadi pribadi yang murung dan tertutup. Sebaliknya, ia menjalani hidup dengan ceria dan dikenal memiliki selera humor tinggi.

Selera humor ini membawanya pada acara komedi yang tayang di Channel 4 bertajuk I’m Spazticus. Dia adalah bintang di tayangan tersebut dan ditonton banyak orang. Sejak 2013, ia juga telah menulis blog untuk Huffington Post.

Selain di dunia nyata, Simon juga aktif di dunia virtual Second Life. Dunia virtual tersebut adalah dunia buatan yang dapat diakses dengan teknologi Virtual Reality (VR).

Di dunia tersebut orang-orang dapat berekspresi sesuai keinginannya. Dalam dunia virtual tersebut, ia  adalah peserta pertama dengan avatar yang menggunakan kursi roda.

Di dunia virtual, ia mendirikan Wheelies, klub malam virtual bertema disabilitas pertama di dunia dalam dunia Second Life.