Sukses

Epidermolysis Bullosa Gangguan Langka Sebabkan Kulit Rapuh dan Mudah Lecet

Epidermolysis bullosa adalah gangguan langka pada kulit. Gangguan ini menyebabkan kulit rapuh dan melepuh walau hanya karena cedera ringan.

Liputan6.com, Jakarta Epidermolysis bullosa adalah gangguan langka pada kulit. Gangguan ini menyebabkan kulit rapuh dan melepuh walau hanya karena cedera ringan.

Kulit dapat dengan mudah terkelupas sebagai respons terhadap cedera ringan, bahkan dari panas, gosokan, goresan kecil. Dalam kasus yang parah, gangguan ini dapat terjadi di dalam tubuh, seperti lapisan mulut atau perut.

Sebagian besar jenis epidermolisis bulosa adalah disabilitas yang diwariskan. Kondisi ini biasanya muncul pada bayi atau anak usia dini. Beberapa orang tidak mengembangkan tanda dan gejala sampai masa remaja atau dewasa awal.

“Tidak ada obat untuk epidermolysis bullosa. Meski gangguan ringan dapat membaik seiring bertambahnya usia. Perawatan berfokus pada pengobatan lecet dan mencegah adanya lecet baru,” tulis mayoclinic.org.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Gejala Epidermolysis Bullosa

Tanda dan gejala epidermolisis bulosa bervariasi tergantung pada jenisnya. Gejala-gejala ini dapat termasuk kulit rapuh yang dapat lecet dengan mudah, terutama di tangan dan kaki.

Ciri lainnya, penyandang biasanya memiliki kuku yang tebal atau tidak berbentuk. Ada pelepuhan di dalam mulut dan tenggorokan.

Kulit telapak kaki dan telapak tangan cenderung menebal. Kulit kepala melepuh, jaringan parut, dan rambut rontok (scarring alopecia).

Kulit tampak tipis dan terdapat benjolan kulit putih kecil atau jerawat (milia). Penyandang bisa juga mengalami masalah gigi, seperti kerusakan gigi dari email yang terbentuk dengan buruk

Kesulitan menelan (disfagia) dan kulit gatal hingga terasa perih pun menjadi tanda epidermolysisi bullosa. Keparahan gejala dapat berkurang seiring bertamabahnya usia.

“Hubungi dokter Anda jika Anda atau anak Anda mengalami lepuh, terutama jika Anda tidak tahu alasannya. Untuk bayi, lepuh parah bisa mengancam jiwa.”