Sukses

Cara Menurunkan Kecemasan Penyandang Autis Terhadap Corona COVID-19

Virus Corona berdampak pada diliburkannya sekolah dan kampus di negara-negara terjangkit. Menjadi tantangan tersendiri bagi anak dengan gangguan kecemasan, autisme, dan disabilitas intelektual lain.

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona berdampak pada diliburkannya sekolah dan kampus di negara-negara terjangkit. Namun hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi anak dengan gangguan kecemasan, autisme, dan disabilitas intelektual lainnya.

Anak-anak autis rentan mengalami gangguan kecemasan akibat perubahan rutinitas yang mereka hadapi. Tim newzhook.com berbicara dengan beberapa keluarga dengan anak autis di India untuk mengetahui bagaimana mereka mengatasi hal ini.

Brian Varghese Pradeep, seorang penyandang autis yang aktif berkegiatan di luar rumah tiba-tiba harus menghentikan kegiatan sementara. Perubahan jadwal yang tiba-tiba bukanlah sesuatu yang mudah dipahami oleh pria berusia 26 ini.

“Brian suka keluar untuk berkegiatan dan semua yang tiba-tiba berhenti membuatnya cemas dan khawatir,” kata sang ibu, Anita Pradeep pada Newzhook.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Hindari Paparan Berita Berlebih

Penutupan sekolah untuk mengurangi penyebaran Virus Corona memang membuat kecemasan penyandang autis.

“Masalah utama adalah perubahan rutin karena sekolah-sekolah ditutup dengan tiba-tiba,” kata Seema Lal, Cofounder dari TogetherWeCan, sebuah kelompok dukungan orang tua di India.

“Ada juga terlalu banyak informasi yang tidak diperlukan. Menghindari paparan pada laporan media mungkin merupakan ide yang baik karena hal itu menciptakan kegelisahan,”

Dalam kasus Brian, Anita memberi penjelasan tentang apa yang harus ia lakukan untuk melindungi dirinya sendiri. Dengan bahasa yang mudah dipahami, Anita menggambarkan Corona sebagai kuman dan memberi tahu cara melindungi diri agar tidak terinfeksi.

“Kami menyuruhnya untuk mencuci tangannya secara teratur dan sekarang dia mulai terbiasa. Karena dia tidak bisa keluar, kami membuatnya tetap di rumah dengan kegiatan seperti memasak dan melukis.”

Anita menambahkan, anaknya masih terus bertanya kapan dia bisa mulai keluar dan ia memberikan jangka waktu April. “Dia telah menerima tenggat waktu dan tingkat kecemasannya telah turun,” kata Anita yang juga Anggota Komite Penasihat di Autism Club.