Liputan6.com, Jakarta Nasib guru PAUD di berbagai daerah terbilang memprihatinkan setelah COVID-19 merebak di Indonesia. Beberapa bulan terakhir, mereka tak mendapatkan gaji di masa sulit ini.
Ketua Umum Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) Netti Herawati menyebut 76,1 persen guru PAUD menerima penghasilan di bawah Rp250 ribu per bulan sebelum COVID-19.
Setelah pandemi, mereka tidak mendapatkan hak mereka. Terutama guru PAUD non formal yang tidak bisa mendapatkan tunjangan apapun.
Advertisement
Wali murid yang kehilangan pekerjaan tak mampu membayar iuran, pembelajaran dari rumah pun tidak efektif karena keterbatasan gawai, sinyal, dan kuota.
Ditambah, beberapa PAUD yang terdampak bencana alam seperti di Nusa Tenggara Barat hingga kini belum mendapat bantuan.
“Iya kemarin gempa dan kami tidak menerima tunjangan untuk rehab,” ujar Mastul Hidayati perwakilan PAUD NTB.
“Persoalan guru PAUD non formal yang paling berat itu karena negara belum memberikan status profesi mereka sebagai guru. Sehingga akses untuk mendapatkan tunjangan seperti yang didapatkan guru (formal) tidak bisa mereka dapatkan. Datangnya pandemi memperparah kondisi mereka,” ujar Netti kepada Liputan6.com, Kamis (14/5/2020).
Simak Video Berikut Ini:
Kebaikan Kecil Bantu Guru PAUD
Untuk membantu meringankan beban guru-guru PAUD Indonesia sebagai pahlawan pendidikan, Liputan6.com bekerja sama dengan Kitabisa.com.
Masyarakat dapat menyumbangkan sedikit rezekinya melalui platform tersebut. Donasi dapat diberikan mulai dari nominal Rp10 ribu. Karena kebaikan kecil akan berdampak besar jika dilakukan bersama-sama.
Cara Berdonasi
Klik "Donasi Sekarang"
Masukan nominal donasi
Pilih metode pembayaran (GO-PAY/Transfer VA BCA/ VA Mandiri/DANA)
Segera transfer dengan nominal yang sesuai.
Advertisement