Liputan6.com, Jakarta Setiap ibu pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Begitu pun dengan Emma Colverd yang mengupayakan agar anaknya, Grace yang memiliki disabilitas intelektual (ketidakmampuan belajar) agar tetap aktif dan bersosialisasi serta melanjutkan kegemarannya. Emma senang ketika Grace bisa bergabung dengan program bola basket untuk remaja di New York.
Tetapi ketika mereka kembali ke London pada tahun 2016, Emma mendapati hanya sedikit hal yang bisa dilakukan untuk membantu Grace. Jadi, Emma mendirikan klub olahraga inklusif sendiri untuk membantu Grace, dan anak-anak lain sepertinya yang dinamai "the Safe Haven Basketball Club".
Baca Juga
"Kebugaran adalah bagian yang sangat penting dalam hidup saya," kata Emma kepada Metro.co.uk. Emma sendiri mulai ikut gym setelah melahirkan anak kedua. "Melakukannya bersama banyak orang memotivasi saya dan memperbaiki mental saya setiap kali melakukannya dengan teratur, baik step, yoga, atau pilates".
Advertisement
Emma, suaminya dan ketiga anaknya juga pecinta tenis, karena itulah Emma ingin memastikan olahraga terus menjadi bagian dari hidup Grace, terlepas dari kekurangannya.
Anak-anak dan remaja dengan disabilitas dua kali lebih mungkin kesepian dibandingkan teman sebaya mereka yang tidak cacat meskipun rutin turut serta berolahraga dan kegiatan di sekolah. Dengan 'Safe Haven Basketball', Emma ingin memastikan bahwa kaum muda yang tersisihkan dapat mengalami manfaat kesehatan dan sosial dari olahraga, karena mereka sering kali dikecualikan dari kegiatan.
"Tentu ada tantangan dalam mebesarkan Grace. Saya biasa menyebutnya dengan 'combat parenting' karena ada banyak kali ketika kami harus berjuang untuk mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk dapat berkembang," kata Emma.
"Tapi sungguh, Grace adalah hadiah bagi keluarga kami. Kehadirannya yang penuh kasih dan beraura positif sering mengejutkan kami dengan kemampuan dan wawasannya dalam menghadapi kehidupannya. Melihat semua anak saya tumbuh sangatlah menyenangkan, tidak terkecuali Grace, kami sangat bangga dengan semua pencapaiannya."
Memulai klub inklusif untuk Grace adalah cara Emma menunjukkan penghargaannya untuk cinta dan kebahagiaan yang telah putrinya berikan pada kehidupannya. Dia juga ingin Grace memiliki setiap kesempatan sebagaimana yang dimiliki anak-anak lain.
"Grace benar-benar mencintai semua olahraga, dan khususnya bola basket. Olahraga memberinya kepercayaan diri, kebugaran dan pengalaman positif. Ini adalah kegiatan bersama, yang membutuhkan kesadaran orang lain untuk saling membantu dan pada saat yang sama memiliki batasan dan aturan yang jelas. Sehingga setiap orang dapat bersosialisasi walaupun ini bukan keahlian khusus mereka." jelas Emma.
Â
Didukung program amal inklusi disabilitas
Klub Emma didukung oleh Access Sport, program amal olahraga inklusi disabilitas yang sejauh ini telah melibatkan lebih dari 10.000 anak muda penyandang cacat dan meningkatkan keterampilan lebih dari 800 pelatih dan sukarelawan inklusif disabilitas baru.
Safe Haven Basketball sekarang memiliki klub di Westminster, Hackney dan Southwark.
"Menjadi anggota klub membawa pertemanan, pengalaman umum, dan minat dalam lingkungan yang terstruktur, itulah sebabnya mengapa banyak orang suka menjadi anggota klub olahraga. Sama halnya dengan Grace, ia menyukai aspek kebugaran, dia kompetitif dan suka ketika dia mencetak gol, dia menikmati kesuksesan timnya, atau ikatan yang terjadi ketika hal-hal tidak berjalan sesuai rencana," jelas Emma.
Klub ini memberi Grace komunitas yang yang meluas dari Madison Square Garden (tempatnya biasa bermain) hingga sesi lokal. Dia adalah penggemar dan pemain. Emma mengatur klub ketika keluarganya kembali dari tugas dua tahun di New York. Dia mendapatkan dana dari Basketball England, menemukan pelatih dan gedung olah raga dan memulai kelas dengan bantuan seorang guru di kampus putrinya.
"Kami terus berkembang sejak itu, sebagian besar disebarkan dari mulut ke mulut. Klub olahraga kami terbuka untuk setiap anak muda dengan disabilitas intelektual yang berusia antara 14 dan 25 tahun yang ingin bermain basket dan menjadi bagian dari klub. Kami bekerja dengan sukarelawan dan pelatih profesional L2 di semua sesi," ujar Emma mempromosikan klubnya.
Emma berharap klub nya memberikan kesempatan anggotanya untuk bermain basket, menjadi bagian dari tim dan klub, serta untuk ikut serta dalam kompetisi regional dan nasional.
"Kami bertujuan untuk sepenuhnya inklusif dari semua tingkat kemampuan, dan untuk memberikan kesinambungan dan komunitas kepada para pemain, untuk memperkuat persahabatan yang ada, dan untuk membantu menjalin persahabatan baru," tambah Emma.
Para lulusan sekolah seringkali kesulitan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam olahraga. Emma dan timnya berusaha untuk memperbaiki ini dan membuat para pemain bisa menicintai bola basket seumur hidup mereka dan dapat terus memainkannya semasa hidupnya.
Emma juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan peluang dalam olahraga. "Relawan kami berasal dari berbagai sumber, dan kami memperluas wawasan mereka tentang apa yang mungkin dilakukan melalui olahraga, sementara pada saat yang sama memperluas pengalaman para anggota kami."
Emma sangat bersemangat jika menyangkut olahraga yang dapat diakses untuk orang-orang seperti Grace, karena sederet manfaat yang datang bersamaan dengan bergerak aktif. "Saya pikir yang utama adalah kepercayaan diri dan rasa memiliki. Latihan fisik juga merupakan bagian yang sangat penting, dan kami memiliki harapan yang tinggi untuk membangun pengalaman positif bagi pemain kami dan keluarga mereka." kata Emma.
Advertisement