Sukses

Demi Membantu Sesama, Pria dengan Cerebral Palsy Ini Jualan Masker di Facebook

Daniel Cheng, seorang pria yang mengidap Cerebral Palsy. Apa yang dilakukannya bisa menjadi motivasi untuk saling membantu orang lain.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang kini terkena pengaruh pandemi COVID-19, baik secara fisik maupun finansial. Tak terkecuali Daniel Cheng, seorang pria yang mengidap Cerebral Palsy. Namun apa yang dilakukannya bisa menjadi motivasi untuk saling membantu orang lain.

Pada profil Facebook-nya, Daniel memperkenalkan dirinya sebagai pasien Cerebral Palsy yang juga seorang yatim piatu. Tetapi Daniel tidak membiarkan kekurangannya ini menghentikannya untuk terus hidup.

Untuk menghidupi dirinya sendiri, Daniel telah memutuskan untuk menjual masker 3 lapis berkualitas sekali pakai hanya seharga RM45 (sekitar Rp152.000) untuk 50 buah. Masker yang diproduksi pada Maret 2020 ini dapat bertahan selama 2 tahun. Ia menjualnya melalui akun facebooknya.

Namun, kebesaran hati Daniel terungkap. Kesediaannya membantu siapapun yang tidak memiliki uang untuk membeli masker atau kehilangan sumber pendapatan mereka, merupakan keputusan yang luar biasa. Daniel bahkan mengumumkannya di laman Facebooknya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Unggah foto

Di bawah postingan fotonya yang sedang duduk di atas kursi roda sambil memengang sekotak masker, ia menuliskan:

"HAI. Saya mengerti ini adalah masa-masa sulit bagi semua orang. Saya melakukan apa yang saya bisa untuk bisa mandiri. Cerebral Palsy tidak akan menghentikan saya. Menjadi anak yatim tidak akan menghentikan saya. Jika Anda membutuhkan masker wajah, Anda dapat mempertimbangkan membelinya dari saya, seorang pejuang. RM45 untuk masker sekali pakai 3 lapis berkualitas (50 pcs). Diproduksi Maret 2020, kedaluwarsa dalam 2 tahun. Jika Anda mengalami kehilangan pendapatan dan tidak memiliki sarana untuk membeli masker wajah, harap hubungi saya dan saya akan melihat bagaimana saya dapat membantu Anda. Saya mengerti perasaan putus asa ketika hidup dengan sen. Saya sudah sejak lama mengalaminya. Silakan berbagi posting ini dengan teman-teman Anda. Terima kasih.

Betapa luar biasanya keteguhan Daniel yang masih memikirkan orang lain meskipun dirinya sendiri sedang kesusahan. Selama krisis, memang sulit untuk saling membantu, masing-masing berupaya memenuhi kebutuhan hidup. Namun rupanya masih ada beberapa orang yang masih ingat untuk membantu banyak orang bahkan dengan bantuan sekecil apapun. Anda pun juga pasti bisa dan bersama-sama kita bangkit lebih kuat lagi dari pandemi ini.