Sukses

Audrey O’Connor Siap Tampil di Film See Me yang Mengisahkan Kehidupan Down Syndrome

Aktris Down syndrome, Audrey O’Connor tak lama lagi akan segera syuting film barunya yang berjudul See Me, yang diproduksi oleh Bus Stop Films.

Liputan6.com, Jakarta Aktris Down syndrome, Audrey O’Connor tak lama lagi akan segera syuting film barunya yang berjudul See Me, yang diproduksi oleh Bus Stop Films. Jalan ceritanya ia tulis sendiri tentang kehidupan sekolah menengah atas (SMA) dengan disabilitasnya.

 

"Saya tidak yakin apakah itu akting atau berada di belakang set, saya pikir saya hanya menyukai keduanya. Ini industri yang sangat bagus," kata O’Connor yang kini berusia 29 tahun dan salah satu co-founder Ruckus.

Ruckus merupakan perkumpulan teater khusus penyandang disabilitas yang berbasis di Sydney yang bertujuan menghancurkan stereotip orang-orang tentang apa yang mampu dicapai oleh para penyandang disabilitas.

O'Connor mengatakan, dirinya memutuskan untuk memasuki industri perfilm-an sejak usianya masih 15 tahun. Ia begitu cinta dunia film sampai bermimpi dirinya berada di set film.

Pembuatan film ini melibatkan 60 persen aktor dan 11 diantaranya dalam penulisan naskah berdasarkan kisah nyata kehidupan orang-orang penyandang disabilitas.

O’Connor berharap film ini akan menginspirasi orang lain yang juga hidup dengan kondisi down syndrome untuk bersuara.

"Saya ingin menunjukkan bahwa orang-orang yang seperti saya, dan kita juga dapat membuat perbedaan bagi dunia dan menunjukkan siapa kita sebenarnya. Makanya penting bagi kita untuk berbagi cerita kita," katanya.

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Toolkit Pembuatan Film Inklusif

Untuk mendukung O’Connor, Bus Stop Films akan merilis Toolkit Pembuatan Film Inklusif mereka, yang menguraikan prinsip praktik terbaik untuk menciptakan inklusi bermakna penyandang disabilitas di depan dan di belakang kamera.

Salah satu pendiri Bus Stop Films, Genevieve Clay-Smith, mengatakan dia berharap toolkit ini akan mengarah pada peningkatan representasi orang-orang penyandang disabilitas di industri film, bersamaan dengan mengedepankan pembahasan keberagaman.

"Inklusi yang berarti, harus menjadi bagian dari penulisan naskah, storytelling, dan akan menjadi bagian dari proses bahkan sebelum Anda memasuki set syuting. Semua itu sangat penting karena orang-orang yang mengalami disabilitas hanya dapat membawa pengalaman itu," katanya.

“Industri film adalah industri storytelling atau bagaimana kita bercerita. Jika kita meninggalkan orang-orang ini (penyandang disabilitas) dari cerita yang kita buat, tidak mewakili mereka di layar maka kami kehilangan separuh besar populasi," kata Clay-Smith.

Bus Stop Films didirikan lebih dari satu dekade yang lalu dengan tujuan memasukkan lebih banyak penyandang disabilitas ke dalam industri dan menceritakan kisah mereka sendiri.

Selain memproduksi film, organisasi nirlaba ini juga menjalankan program pembuatan film yang dapat diakses oleh orang-orang yang ingin memasuki industri.

"Artinya akan ada lebih banyak transformasi kehidupan. Karena mereka akan dapat dimasukkan dalam industri yang indah, menakjubkan, luar biasa, dan ajaib yang disebut industri film yang menceritakan kisah dan kisah yang mengubah dunia," kata Clay-Smith.

See Me menjadi produksi pertama Bus Stop Film setelah lockdown COVID-19 dilonggarkan dan akan tayang perdana pada 2021.