Liputan6.com, Jakarta Dunya Mugijanto, seorang ibu dari anak dengan autisme mengimbau para orangtua yang sama-sama memiliki anak spesial untuk mempersiapkan dan mendidik mereka semaksimal mungkin agar tumbuh mandiri.
“Kita sebagai orangtua tidak akan selamanya ada untuk anak kita. Selagi diberi kekuatan fisik, pikiran, dan materi, maka siapkan anak kita semaksimal dan sesegera mungkin agar kelak mereka bisa lebih mandiri dan walaupun dengan kemampuan yang terbatas namun bisa memberikan penghidupan kelak,” ujar Dunya Mugijanto dalam kesempatan Virtual Launching Dunya x Dunya pada Minggu, (26/7/2020 dalam keterangan pers.
Baca Juga
Menurutnya, Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih sering dikenal dengan autisme adalah sebuah kondisi di mana perkembangan otak mengalami gangguan yang memengaruhi kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Advertisement
Di Indonesia belum ada data pasti terkait jumlah penyandang autisme. Faktanya, penyandang autisme di Indonesia semakin meningkat ditandai dengan lebih banyaknya tempat terapi autisme yang tersebar di beberapa kota.
Ia menambahkan, persepsi masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) masih cenderung negatif. Tak jarang hal ini membuat orangtua dari ABK merasa terbebani, malu, sedih, marah, kesulitan, dan seringkali merasa putus asa.
Simak Video Berikut Ini:
Dunya x Dunya
Sang anak, Rayen, didiagnosis menyandang autisme pada usia 2. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung anak sulungnya itu.
Perjalanan ini pun akhirnya menunjukkan titik terang ketika Rayen menemukan talentanya dalam melukis. Ia seakan-akan menemukan jati dirinya dalam setiap lukisan yang dibuat.
Melihat ketekunan Rayen dalam melukis, Dunya terinspirasi memberikan wadah bagi para penyandang autisme dengan bakat melukis untuk bisa mengekspresikan dirinya dalam keunikan, serta mendapatkan apresiasi dari banyak orang.
“Dunya x Dunya adalah cerita tentang keterbatasan. Melalui Dunya x Dunya, saya berharap para penyandang autisme bisa membawa keterbatasan tersebut menjadi sebuah keunikan yang menghasilkan kekuatan di masa depan,” ujar Dunya.
Sebagai bagian dari peluncuran Dunya x Dunya yang bertema “Autism & Creativity” dilaksanakan juga talkshow dengan tema “Apa Anak Saya Punya Bakat melukis?” yang disampaikan oleh Toto Timotius Swarsito seorang Art Mentor Hadiprana Art Center dan Adrian Graphic Designer Pengajar Binus Center.
“Kebanyakan anak berkebutuhan khusus yang saya tangani menyandang autisme. Seringkali saya sampaikan kepada orangtua mereka untuk tidak underestimate kemampuan anak-anak ini. Di awal mungkin terlihat berantakan, tapi hasil akhirnya bisa jadi outstanding. Cara berkomunikasi mereka mungkin berbeda, tapi yang mau dicapai sama seperti anak lainnya,” ujar Toto.
Dunya x Dunya akan bekerjasama dan mengangkat para seniman penyandang autisme untuk terus berkarya. Dunya berharap dengan adanya wadah ini, dirinya dapat membantu Rayen dan seniman penyandang autisme lainnya untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik, dengan kesempatan dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan talenta mereka.
Nantinya, karya-karya seniman penyandang autisme ini akan diaplikasikan ke dalam art work berbagai rupa, seperti produk pakaian (scarf, jaket, masker, tas, kemeja, dll) dan home appliance (tatakan makan, serbet, taplak meja, dan sarung bantal).
“Dengan menggunakan produk dari Dunya x Dunya, diharapkan kita bisa selalu teringat bahwa keterbatasan adalah keunikan, dan keunikan adalah kekuatan,” pungkas Dunya.
Advertisement