Liputan6.com, Jakarta Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa di bawah Kebijakan Pendidikan Nasional 2020, Bahasa Isyarat India akan distandarisasi di seluruh negeri.
“Satu bahasa untuk orang-orang tuli di seluruh negeri, itu hal yang baik,” katanya mengutip Newz Hook.
Baca Juga
Ruma Roka, Pendiri Noida Deaf Society (NDS), sekolah khusus tuli, mengatakan pelajar tuli dari seluruh menggunakan bahasa isyarat yang berbeda-beda dan hal ini menyulitkan dalam pembelajaran.
Advertisement
“Kami memiliki banyak siswa dari India selatan yang bahasa isyaratnya menggunakan bahasa isyarat Amerika dan sulit bagi orang lain untuk memahaminya. Bahasa isyarat India (ISL) dapat menjadi standar bagi penyandang tuli di seluruh India untuk dapat saling memahami.”
P Rajashekharan, Co-founder, v-shesh, perusahaan yang mempekerjakan penyandang tuli, menyebut ini sebagai langkah yang baik.
Pengumuman tentang ISL seperti ini dianggap sebagai sesuatu yang hebat. Satu bahasa akan memudahkan seluruh komunitas tuli dalam berkomunikasi dengan isyarat yang sama.
“Ini sangat baik jika dilakukan dengan partisipasi aktif dan persetujuan komunitas tuli,” kata Rajashekharan.
Simak Video Berikut Ini:
Pasti Ada Tantangan
Ruma berpendapat, jelas tantangan dalam menyusun ISL standar di negara multibahasa akan banyak. Namun, para ahli mengatakan bahwa kebijakan ini akan disambut baik.
“Saya yakin ini akan memiliki efek riak. Dalam implementasinya, penting untuk melibatkan badan-badan seperti Pusat Penelitian dan Pelatihan Bahasa Isyarat India (ISLRTC) untuk masukan mereka. Ini akan memakan waktu, tetapi ini hanya masalah beberapa tahun.” Kata Ruma.
Rajashekharan percaya bahwa selain memberdayakan komunitas tuli India, ISL standar juga akan membantu membangun kesadaran yang lebih besar. “Saat orang belajar bahasa Sansekerta dan Perancis, kenapa tidak ISL? Ini akan meningkatkan kesadaran tentang para penyandang tuli dan hambatan komunikasi akan terputus.”
Advertisement