Liputan6.com, Jakarta Media adalah pemberi informasi yang memiliki fungsi edukasi bagi masyarakat, tak terkecuali edukasi tentang isu disabilitas.
Direktur Pelaksana Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Jakarta Agoes Rakhman menyampaikan 4 harapan penyandang disabilitas terkait peran media dan isi konten berita terkait disabilitas. Menurutnya, media tidak hanya bisa fokus pada sisi ketidakmampuan penyandang disabilitas.
Media diharapkan dapat proaktif, produktif, kreatif, dan afektif.
Advertisement
“Yang diharapkan dalam mengedukasi adalah media dapat berperan secara proaktif. Jangan kita menunggu kalau ada acara, kadang-kadang kita menunggu momen kalau bertepatan dengan hari disabilitas atau momentum khusus. Tidak perlu seperti itu, karena dalam mengedukasi masyarakat itu bisa kapan pun. Itu harus disadarkan dari sekarang,” ujar Agoes dalam webinar Dewan Pers, Senin (31/8/2020).
Selanjutnya produktif, artinya memberikan kesempatan untuk menginformasikan hal-hal yang produktif dari penyandang disabilitas. Mereka memiliki kemampuan masing-masing dan bagaimana mereka mencapai tujuan serta proses apa saja yang perlu mereka jalani.
“Itu yang seharusnya diangkat dan diinformasikan oleh media, sehingga media bisa menjadi jembatan bagi kita semua untuk bisa hidup secara inklusif. Masyarakat juga perlu tahu bagaimana memberikan akses kepada disabilitas, tambahnya.
Simak Video Berikut Ini:
Kreatif dan Afektif
Menurut Agoes, kreatif menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat ini. Media perlu memberikan ruang dan kesempatan untuk menampilkan sisi kreatif disabilitas sebanyak-banyaknya.
“Disabilitas tidak minta diistimewakan, tapi berilah mereka peluang dan kesempatan untuk menampilkan sisi kreatif mereka.”
Terakhir sisi afektif, di mana sisi ini kembali pada sisi humanis. Menurut Agoes, media tidak disarankan memberikan sisi sedih yang terlalu banyak tentang penyandang disabilitas.
“Yang seharusnya dibangun adalah bagaimana kita bisa membangun empati, rasa kagum, dan rasa menghormati masyarakat terhadap difabel. Saya rasa masih banyak sisi kreatif yang bisa diangkat, saya sendiri tidak suka terlalu banyak berita yang fokus pada sisi iba dan kesedihan difabel.”
Advertisement